Share

118, Wake Up, Vlad. It’s Me.

DI sanalah Vlad terbaring. Aku terpaku di kaki ranjang. Wajahnya pucat dan tirus, bibirnya kering dan tubuhnya kurus dengan selang infus dan oksigen. Kakiku makin lemah, aku ingin berlari memeluknya, tapi aku hanya bisa terpaku berdiri di kaki ranjang.

“Bangunkan dia, Anna,” bisik Ibu Vienna yang membuatku langsung menoleh dengan pandangan heran. Kenapa harus mengganggu tidurnya?

“Vlad kenapa, Bu?”

Ibu Vienna mendesah dan menyusut lendir di hidungnya.

“Kurang lebih dua atau tiga minggu lalu Bunda lihat dia gelisah sekali. Tapi dia nggak mau ngomong apa-apa. Cuma dia makin gila kerja. Kadang Bunda sampai di flatnya jam sepuluh dia belum pulang, Bunda susul ke kantornya dia masih sibuk banget.” Tangannya bergerak menyelusup ke balik selimut memijat kaki Vlad.

“Mas, kakinya dingin lagi…” Dia nyaris merengek. Aku hanya bisa mencengkeram tepi ranjang sampai berbuku putih. Ayahnya langsung memberikan minyak kayu putih, menuangkan ke tangan istrinya yang gesit membalurkan sambil memijat
Sandra Setiawan

Beta readers baca ini kesel banget. Ih, soal kuburan lagi. Lalu saya cecer dia. Apa yang dia rasa. Vlad beneran nyerah apa lebay caper aja. Katanya, Vlad kadang caper, tapi bisa aja beneran dia capek dan mau nyerah. Lha, itu mah nggak milih. Kalau menurut kalian, apa yang Vlad rasa? Vlad sisa empat bab lagi.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
SK Celey
Vlad mikir, dapat lin Anna or die... dia sdh nggak punya semangat hidup kalau harus hidup sendiri. Poor Vlad...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status