Bayan menatap istrinya yang telah dipeluk oleh wanita itu dengan tatapan gelisah. Ia ingin menariknya dan menyeretnya untuk menjauh. Menjauh dari jangkauan sang istri. Tapi apa boleh buat, ia adalah seorang prajurit kerajaan yang agung. Ia adalah pelayan rakyat dan bertugas untuk melindungi mereka. Jadi ia tak akan melakukan tindakan kekerasan pada rakyat biasa apalagi seorang wanita.Hanya saja wanita itu begitu berisik dan menangis dengan suara yang sangat keras. Hal itu membuat orang-orang keluar dari rumah mereka masing-masing untuk menonton pertunjukkan. Bayan begitu kesal dijadikan sebagai tontonan apalagi tontonan dari kejadian bodoh semacam ini.Wanita itu menepuk bahu Ayudisha beberapa kali sambil menangis dan meraung. Seolah dunia telah hancur dan ia mengalami kemalangan yang luar biasa. Ayudisha pun hanya diam dan berbicara apa-apa. Ia tidak tau kenapa mantan ibu mertuanya datang kemari dan membuat keributan."Ayudisha..." ucapnya tersedu-sedu.Ayudisha pun mencoba menenang
Keluarga Bayan adalah keluarga militer yang terkenal. Hampir semua anggota keluarganya tergabung sebagai seorang prajurit berprestasi. Hal itulah yang membuat gaya hidup keluarga ini begitu keras dan disiplin. Apalagi ditambah dengan kelahiran bayi laki-laki selama tiga generasi.Hanya saja Bayan adalah cucu tertua sekaligus prajurit yang paling cemerlang. Diusia muda ia telah mendapat banyak gelar dan tergabung dalam anggota khusus dengan banyak misi berbahaya. Hal itulah yang membuatnya naik jabatan dengan sangat mulus, apalagi sebentar lagi akan ada pemilihan Patih muda di istana.Semua orang membanggakan prestasi Bayan. Termasuk para sepupunya, hal itulah yang membuat mereka begitu antusias saat mendengar Bayan akan menikah. Apalagi pernikahan Bayan ini bukanlah pernikahan yang biasa-biasa saja. Bayan menikah dengan gadis bangsawan paling cantik di Malaka. Tentu saja mereka puas dengan pernikahan Bayan, akan tetapi pemandangan mengenaskan terlihat di siang hari yang cerah ini. Bay
Ayudisha menatap ke arah pintu dengan perasaan sedih dan gelisah. Ia tidak tau kenapa ia begitu sensitif dan menangis dengan begitu mudah. Padahal ia selalu tau bahwa Bayan adalah orang yang memiliki sikap yang keras dan kuat. Hanya saja saat ia melihat mantan ibu mertuanya di kehidupan sebelumnya, ia merasakan krisis yang begitu hebat.Ayudisha terdiam dan merasa takut. Ia takut bahwa ini hanyalah mimpi manis karena harapannya yang terlalu tinggi. Ia takut bahwa kelahiran kembali tak pernah ada dan ia hanya seseorang yang masih tertidur lelap, yang suatu saat akan bangun dan melihat kenyataan pahit sekali lagi.Bayan adalah harapannya untuk mengubah masa depan. Orang yang akan ia jadikan panduan untuk bertahan hidup. Orang yang akan ia jadikan patokan untuk hidup yang bahagia.Ayudisha selalu tau bahwa hidup tak boleh bergantung pada satu orang. Hanya saja kehidupan sebelumnya telah memberinya pukulan telak, bahwa ia telah gagal menjalani hidup. Ia selalu ingat bahwa semua orang tela
Ayudisha duduk di pinggir tempat tidur, sambil bersiap untuk beristirahat. Akan tetapi tatapan sang suami begitu kentara dan panas. Ia tidak nyaman dengan tatapan itu, ia pun bertanya."Kenapa kamu melihatku seperti itu?""Tidak, aku hanya berfikir bahwa ini pertama kalinya kita akan tidur di ranjang yang sama."Mendengar ucapan Bayan, Ayudisha langsung memerah. Apa yang dikatakan Bayan adalah sebuah kebenaran. Selama ini mereka hanya berada di ruangan yang sama, namun tak pernah di ranjang yang sama. Sebagai pasangan suami istri yang sah, seharusnya mereka telah melakukan banyak hal yang lebih dari itu. Hanya saja Bayan telah menahan hubungan mereka karena insiden Tanjung sebelumnya.Ayudisha berfikir bahwa Bayan masih marah padanya, jadi ia pun menawarkan diri."Kamu bisa melakukan lebih jika kamu ingin."Bayan pun langsung menjadi kaku, ia tidak menyangka Ayudisha akan menawarkan diri padanya malam ini. Jika ia tidak benar-benar ingat bahwa besok adalah hari di mana ia akan datang
Cangkir emas telah terlempar jauh dan jatuh ke lantai dengan keras. Suara itu begitu memekakan telinga, hingga membuat seorang wanita paruh baya di samping pintu langsung menutup telinga dengan erat. Tapi laki-laki yang melempar cangkir itu langsung mendengus tak peduli."Bayan!!"Sang Raja Agung Malaka begitu marah pada sikap arogan yang Bayan lakukan. Semakin hari Bayan semakin terlihat berani dan tak menaruh hormat padanya. Hanya karena dia berasal dari keluarga militer yang berkuasa."Bajingan!!"Sikap Badra yang begitu tempramental serta mengucap kalimat-kalimat kotor, sangat jauh dari kesan bangsawan yang biasanya dipenuhi mulut manis dengan segudang puisi sastra. Namun wajah angkuh dan sombong laki-laki itu telah disembunyikan untuk waktu yang sangat lama. Sebagai putra tertua raja sebelumnya, ia berhasil mengamankan singgasana dan duduk sebagai seorang Raja. Akan tetapi kegelisahan terus menghantuinya, ia takut seseorang akan datang merebut kursi emas yang telah bertahun-tahu
Bayan menatap bayangannya yang ada di cermin tembaga. Ia melihat setiap sudut wajah serta tubuhnya dengan perasaan bangga. Hari ini adalah hari yang bersejarah, dimana ia akan membawa Ayudisha ke istana sebagai pasangan suami istri.'lihat betapa cocoknya kami berdua' ucapnya bangga pada dirinya sendiri.Bayan tak perlu orang lain untuk mengatakan bahwa ia adalah laki-laki tampan. Karena ia selalu tau bahwa wajahnya selalu diidamkan oleh lelaki lainnya. Jadi hari ini ia tak perlu berkecil hati karena bergandengan tangan dengan wanita secantik Ayudisha.Lagipula laki-laki yang paling cocok mendampingi Ayudisha hanyalah dirinya.'Siapa itu Tanjung?''Tulangnya begitu rapuh, selain pandai merayu dia sama sekali bukan apa-apa di mataku'Bayan terus memuji dirinya sendiri setinggi langit dan menjelek-jelekkan Tanjung hingga ke lumpur.Bayan pun mengalihkan perhatiannya ke sang istri, ia membusungkan badan dengan gagah berani. Namun Ayudisha hanya melihat sekilas dan berekspresi biasa-biasa
Hidup di dua kehidupan merupakan anugerah tersendiri untuk Ayudisha, ia menyadari banyak hal bahwa manusia tak semuanya baik. Ia ingat saat pertama kali bertemu dengan Tanjung di umur yang ke 10 tahun. Saat itu ia masih belum mengerti tentang dunia dan hanya bercermin dari kedua orang tuanya. Kedua orang tuanya adalah sepasang suami istri yang sangat bahagia dan berintelektual tinggi. Hal itu membuatnya terus berimajinasi dan berharap untuk mendapatkan pasangan dengan jenis yang sama.Akan tetapi khayalannya terlalu tinggi dan harapannya terlalu besar. Ia mencintai orang yang salah selama berpuluh-puluh tahun dan berkorban untuk orang yang bahkan tak melihat ke belakang saat meninggalkannya. Jadi bohong jika ia mengatakan ia tak membenci Tanjung karena laki-laki itu adalah cinta pertamanya. Saat ia terlahir kembali, saat itu Ayudisha tak melihat dengan jelas wajah Tanjung yang telah berlumuran darah. Namun kali ini wajah tampan dan lembut itu terlihat pucat dan menatapnya dengan penu
Kekuasaan adalah sesuatu yang di impikan oleh hampir semua orang di dunia. Tidak terkecuali untuk orang-orang yang bersaing dengan Bayan saat ini. Walaupun mereka menghormati Bayan sebagai seorang prajurit yang berbakat dan tangguh, akan tetapi ambisi mereka untuk menjadi Patih muda selanjutnya tentulah sangat besar. Hal itu membuat mereka tersenyum girang di dalam hati sambil mengutuk agar Bayan didiskualifikasi dan disingkirkan dari kandidat Patih muda. Tentu saja mereka tak berani menunjukkan wajah asli mereka mengingat pengaruh keluarga Bayan begitu besar di kemiliteran.Pertunjukan hari ini begitu luar biasa dan di luar imajinasi mereka. Walaupun mereka tahu bahwa Bayan tak mungkin melakukan hal itu, mereka tetap melihat kejadian ini sebagai sebuah kesempatan untuk menyingkirkan Bayan dan menurunkan pamornya. Ayudisha menyadari bahwa ini adalah sebuah konspirasi politik yang biasa disebut oleh orang-orang di dalam buku. Hanya saja ini pertama kalinya ia melihat kejadian berdarah