Share

Honey Baby
Honey Baby
Penulis: fishycattos

Honey Baby - 01

"Kalau kau memang mencintaiku, kau akan memberikan kehormatanmu padaku sebagai buktinya." Tuntut Jerry, cinta pertamaku.

Usiaku baru menginjak 16 tahun waktu itu. Usia yang cukup naif untuk mengerti betapa mengerikannya cinta dan terlalu mudah dibodohi oleh janji manis dengan iming-iming cinta sebagai imbalannya. Namun ketika kau berpacaran dengan penuh perasaan dan merasa dunia ini sudah milik kalian berdua, di situlah logika kalian sudah tertutup. Dengan mudahnya kalian akan memberikan apapun demi mendapatkan perasaan yang semu dan rapuh itu.

Pada akhirnya dengan sedikit pertimbangan, kuiyakan kemauan Jerry pada saat itu. Aku ingin membuktikan padanya bahwa perasaan dan kata-kataku yang tulus mencintainya memang benar adanya. Jadi ku tepis segala keraguan yang masih mengganggu hati dan pikiranku, karena bagiku dia adalah cinta pertamaku. Dan seperti certa yang berkembang di luar sana setiap cinta pertama akan selalu berakhir dengan happy ending.

Tapi tentu saja, itu hanya dongeng. Karena di dunia nyata, jarang ada cinta pertama yang berakhir di pelaminan atau bahkan happy ending sampai maut memisahkan.

Kembali ke cerita...

Kami sepakat untuk melakukan acara pembuktian itu setelah pulang sekolah. Seperti biasa Jerry akan selalu mengantarku pulang ke rumah terlebih dahulu. Namun pada saat itu, rumahku memang sedang kosong karena seluruh orang rumahku sedang tidak ada karena sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing.

Jerry lalu berjalan masuk membawaku masuk ke kamarku dan disitulah untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku melepaskan sesuatu yang sangat berharga bagitu. Mahkota yang selama 16 tahun kedua orang tuaku jaga ini ku berikan ke padanya untuk ia pecahkan.

Sebelum kami melakukannya, Jerry berjanji akan sangat hati hati dan membuatku merasakan kenikmatan tiada tara. Bahkan saking nikmatnya aku akan terbang sampai ke surga, begitu katanya. Dengan satu tarikan nafas, kubiarkan Jerry memasukiku dengan merobekku dari bawah. Aku menangis, meronta dan menjerit kesakitan. Tidak seperti perkataannya barusan, semua yang kurasakan saat itu seperti mimpi buruk bagiku. Rasa sakit tiada tara yang baru pertama kali kurasakan dalam hidupku membuat air mataku jatuh bersama dengan darah kehormatanku yang menetes tanpa henti. Dalam sekejap mata, aku menyesali perbuatanku.

"Sayang, aku mencintaimu."

Kata kata yang Jerry ucapkan waktu itu berhasil membuatku menepis semua penyesalan dan rasa sakit yang kurasakan. Dia juga mencintaiku seperti aku mencintainya, jadi semua ini wajar untuk orang yang saling menyayangi. Itu pikirku.

Setelah pergulatan hebat yang kami lakukan di kamarku waktu itu, Jerry akhirnya berhasil melepaskan sesuatu yang selama ini ia pendam bersamaku bersama dengan ratusan kali kata manis nan indah yang mengalun dari bibirnya.

Aku berkedip tidak percaya. Batinku berteriak karena sadar akan perbuatan gilaku barusan. Aku baru saja melepas keperawanananku!

Tubuh Jerry roboh tepat di sebelahku dan nafas kami sama-sama berderu hebat mencari udara di sekitar kami. Meski terkesan kikuk dan buru-buru, aku yakin dia sangat bangga sudah menampilkan pertunjukan hebatnya di depan mataku.

Lama kami hening dan sibuk dengan kegiatan memperbaiki aliran nafas kami masing masing. Aku yang sibuk dengan pikiranku sendiri dikagetkan dengan sentuhan tangannya yang mengelus pucuk kepalaku. Aku meliriknya dan ternyata ia sudah menatapku sambil tersenyum sumringah.

"Terima kasih, Anna. I love you. You do love me right?" Tanyanya tersenyum simpul penuh makna.

Aku membalikkan badanku menghadapnya. Posisi kami sekarang saling rebahan dan berhadapan-hadapan, meski masih tanpa busana.

Aku tersenyum simpul dan mengangguk pelan sambil membalas tatapannya.

"I really love you, Jerry. You know that." Balasku.

Jerry tersenyum dan memperbaiki anak rambut yang menutupi wajahku lalu meraih kepalaku untuk mencium keningku dengan sangat lembut.

Aku mencintaimu. Dan sudah kuberikan buktinya. Apa sekarang kau sudah percaya?

.

.

.

"Kau mau menikah denganku atau tidak?! Kalau kau tidak mau, aku sudah punya seseorang yang menungguku di sana. Aku datang kesini hanya untuk mendengar jawabanmu." Tanyanya sedikit memaksa.

Aku hanya bisa melihat Jerry dengan tatapan mata kesal seakan tidak percaya. Begitu mudahnya dia mengatakan pertanyaan itu padaku setelah jatuh bangun aku mempertahankan hubungan yang sudah berlangsung selama 7 tahun ini? Aku mendengus kesal. Sudah terlalu malas aku berdebat dengannya, karena pada akhirnya dia yang akan selalu menang.

Lokasi kami memang sudah terpisah jarak dan waktu sejak dia memutuskan untuk berkarir di daerah lain. Dan sudah berkali kali-pula aku mencurigainya mempunyai kekasih lain. Jerry dengan segala kemampuannya berkilah mampu mengelak dari segala tuduhanku dan berhasil membodohiku lagi dan lagi. Namun kali ini, dia sendiri yang mengakui bahwa dirinya sudah mempunyai kekasih lain di luar sana.

"Beri aku waktu berpikir, Jerry. Aku lelah baru pulang dari kantor." Jawabku.

"Tidak. Ini kesempatanmu yang terakhir." Ancamnya.

***

fishycattos

Selamat datang^^ Selamat menikmati kisah cinta nyata seorang Anna di dunia nyata, yang kutulis ulang dengan sebaik mungkin. Kalau masih ada Typo, tolong dikoreksi saja. Aku akan mengubahnya nanti. Terima kasih.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status