Share

Honey Baby - 02

Aku semakin meliriknya kesal saat mulutnya tidak berhenti mengeluh dan menyalahkan aku. Baru saja aku menemuinya selama 2 hari dan dia mengambil keputusan sepihak seperti itu? Kemana janjinya yang akan bertemu denganku seminggu penuh ini? Sudah hampir 6 bulan lamanya kami tidak bertemu dan memutuskan komunikasi karena aku sudah mencurigainya memiliki kekasih lain di sana.

"Besok. Aku akan memberikanmu jawaban besok. Sekarang antarkan aku pulang." Balasku cuek.

Malam itu menjadi makan malam terakhir bagi kami karena aku memutuskan untuk tidak meneruskan hubungan yang tidak sehat ini. Persetan dengan semua janji manis dan sikapnya yang ternyata penuh dengan tipu muslihat. Yang dia butuhkan hanya seseorang untuk melampiaskan nafsu bejatnya yang tidak ada habisnya itu. Dan dengan bodohnya aku selalu tertipu. Tapi malam ini, kuputuskan untuk tidak lagi jatuh di lubang yang sama.

Cukup.

Aku muak dengannya.

Kubiarkan air mataku jatuh semalaman penuh untuk menyelesaikan rasa sakit yang menyiksa batinku. Sendirian mempertahankan hubungan itu sangat melelahkan. Terlebih kesalahan yang dibuat berkali-kali oleh orang yang sangat kau cintai berhasil menghancurkan semua mimpi indah yang kami bangun bersama waktu itu. Bahkan dengan bodohnya aku sudah merelakan kehormatanku untuk direnggut oleh bajingan seperti dia.

Aku kesal.

Aku menyesal.

Aku merasa seperti orang yang paling bodoh dan tolol di muka bumi ini!

Orang tuaku juga ikut kebingungan melihatku menangis sesenggukan seperti ini, terlebih kakakku. Dia terus menemaniku melewati malam yang penuh dengan air mata. Ia terus memeluk dan menenangkanku. Kata-kata manisnya yang mengatakan bahwa aku berharga dan pantas dicintai oleh orang yang lebih baik lagi dari Jerry berhasil menguatkanku.

Bahkan di malam itu juga dia mengungkapkan ketidak sukaannya pada Jerry yang menjadi kekasihku selama 7 tahun belakangan ini. Tapi karena dia melihatku bahagia selama bersama Jerry, ia memilih diam dan merelakan perasaan tidak sukanya itu demi kebahagiaanku yang semu itu.

Keesokan harinya aku menepati janjiku untuk bertemu dengannya dan memberikan jawaban penolakanku. Sesuai dengan ekspektasi, dia menatapku dengan penuh emosi. Sebegitu percaya dirinya dia berpikir bahwa aku masih akan memaafkannya dan mengikuti semua permainannya. Dan dengan egonya yang sangat tinggi itu Jerry bahkan berjalan meninggalkanku sendirian di tengah keramaian tanpa berpamitan sama sekali.

Pupus sudah semua mimpiku yang kubangun bersamanya selama 7 tahun ini. Kututup kisah cinta pertamaku dengan akhir yang sangat menyedihkan. Aku sudah tidak mau mempercayai siapapun lagi. Terutama jika dia berniat masuk kedalam kehidupanku. TIDAK AKAN KUBIARKAN!

Aku, Joanna Gray, mempunyai prinsip bahwa SEMUA LELAKI SAMA SAJA!

.

.

.

Kembali ke masa kini. Usiaku sekarang sudah menginjak 24 Tahun. Sudah hampir setahun yang lalu aku memutuskan untuk berpisah dari seseorang yang memberikan pengaruh yang cukup besar untukku, agar lebih waspada terhadap lawan jenis. Hampir setahun pula aku selalu mengelak untuk menjalani hubungan dengan lawan jenisku, disaat semua teman-teman seusiaku sudah pada sibuk dengan hubungan romantis, rumah tangga bahkan anaknya masing-masing. Aku masih terlalu sibuk.

Tidak.

Lebih tepatnya menyibukkan diri dengan pekerjaan impianku. Sekarang aku menjabat sebagai kepala marketing di sebuah perusahaan property yang cukup berpengaruh di negeri ini. Hanya membutuhkan 3 Tahun untukku agar bisa menduduki jabatan ini, dan itu tidak lepas dari usahaku dari pagi hingga malam.

Iya. Malam.

Aku sampai bekerja di malam hari demi memenuhi kebutuhan Manajer Marketingku yang tidak tersalurkan di rumahnya. Tapi tidak seperti dengan yang kalian pikiran, aku tidak sampai menjual diriku hanya demi jabatan kecil ini. Aku hanya melakukan apa yang kuanggap perlu untuk mempermudah urusan pekerjaanku. Aku masih tetap bekerja dan memberikan yang terbaik.

"Baiklah, akanku mempertimbangkan permohonanmu untuk mengikuti management training program itu. Keputusannya minggu depan, okay." Ucapnya mulai menciumku dengan penuh nafsu saat aku duduk di sampingnya.

"Baik, Pak. Mhh." Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi saat bibir pria matang ini mulai melumat bibirku.

"Terima kasih. Saya permisi kalau begitu." Pamitku segera ingin beranjak keluar dari ruangannya.

Begitulah. Untuk mempertahankan jabatan di dunia kerja yang penuh persaingan ini aku memanfaatkan kemampuan khususku, atau lebih tepatnya bakat terpendamku untuk menarik perhatian lawan jenis. Meski aneh, harus kuakui aku sangat tertolong dengan bakat aneh ini.

Sudah tidah terhitung jumlahnya tundakan pelecehan di tempat umum yang sudah kuterima. Baik itu di angkutan umum, di tempat publik bahkan saat jalan sendirian ada saja tangan nakal yang selalu berhasil mencolek atau mengobrak-abrik bagian tubuhku.

Meski awalnya kesal, kucoba untuk memanfaatkan kemampuan itu demi keuntungan diriku sendiri. Dan terbukti, selama 3 Tahun aku bekerja di sini, aku sudah mampu menduduki jabatan kecilku ini. Lagi pula, yang kulakukan hanya sebatas memuaskan mereka. Aku tidak akan mau memberikan hatiku yang masih sangat rapuh ini pada kaum adam yang tidak setia seperti mereka.

Jadi ini sebuah win win solution bukan?

"Anna." Sela Manager Marketingku.

"Ya Pak?"

"Jangan lupa, nanti malam kutunggu di parkiran seperti biasanya." Ucapnya tersenyum.

"Baik, Pak."

***

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Harnio Kenan Alvaro
tidak semua jabatan itu hrus berakhir dengan tindakan pelecehan itu namnya murahan .. tdak tegas
goodnovel comment avatar
YourDaddy
Makasii^^selamat menikmatii
goodnovel comment avatar
Jhoni Jhoni
mantaap ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status