Share

Boneka Dolphin

Waktu berlalu begitu cepat, satu minggu lagi pengumuman kelulusan bagi siswa-siswi kelas dua belas di SMA Maharani sekaligus pengumuman kelulusan bagi mereka yang sebelumnya mendaftar perguruan tinggi.

Semua begitu antusias menanti waktu itu tiba termasuk Sekar yang berharap bisa di terima di Universitas Al-Azhar Mesir. Terkecuali Farhan, semenjak menyatakan perasaannya kepada Sekar dia merasa bahwa kehilangan sosok Sekar dihidupnya menjadi nyata.

Sekar tidak lagi sehangat seperti sebelumnya, sudah lama perempuan itu mulai menjauhi Farhan padahal kelas mereka bersebelahan.

Farhan begitu sulit dan merasa canggung untuk sekedar menemui Sekar kembali, karena ketika mereka berpapasan pun Sekar tidak pernah menyapanya lagi terkecuali hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum saja.

"It's okay Han yang penting lo masih bisa liat senyum dia setiap hari meskipun gak ada sepatah kata yang terucap lagi," gumamnya dalam hati.

Sekar kini merasa perlu untuk membuat batasan di antara mereka, ia sangat takut jika membiarkan dirinya menerima justru akan membuat keduanya tersakiti dengan angan dan harapan yang belum pasti terjadi. Mereka tidak lagi berkabar melalui w******p seperti biasanya, hanya sesekali ketika ada info penting terkait ekskul Pramuka yang sama-sama mereka ikuti.

***

Hari ini pembina Pramuka memberikan informasi penting kepada seluruh anggotanya yaitu beberapa siswa-siswi SMA Maharani kelas dua belas untuk menuju sekretariat ekskul Pramuka. Mereka segera berkumpul menerima instruksi tersebut termasuk Sekar dan Farhan.

Ruangan itu berukuran satu kelas, semua anggota pramuka kelas dua belas duduk lesehan di lantai yang di beri karpet. Sementara pembina berdiri memegang microphone di depan mereka. Sebelah kiri tempat duduk anggota laki-laki dan sebelah kanan tempat duduk anggota perempuan. Sekar berada paling akhir barisan sebelah kanan dan persis di samping kirinya Farhan. Mereka tidak bicara sedikitpun, hingga kemudian memaksa Farhan untuk memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Kar, how are you!"

"Alhamdulillah baik Han," jawab Sekar.

Hanya percakapan singkat diantara mereka yang terhenti karena suara microphone yang berdengung, rupanya pembina akan memberikan pengumuman.

"Selamat siang anak-anakku... salam Pramuka!" seru pembina.

"Salam Pramuka!" sahut mereka semua yang berada di dalam ruangan.

"Sebelumnya, terimakasih untuk siswa-siswi anggota Pramuka kelas dua belas karena sudah setia mengamalkan Dasa Dharma dan Tri Satya pramuka hingga detik ini, sebentar lagi kalian akan meninggalkan pangkalan kita, kakak harap kalian semua menjadi orang sukses dan tidak melupakan pangkalan serta ambalan kita, untuk mengenang kontribusi kalian selama tiga tahun ini kakak dan semua divisi di struktur organisasi Pramuka SMA Maharani akan merayakan perpisahan kita yang sebentar lagi, juga sebagai bentuk apresiasi terhadap keikutsertaan kalian dalam berbagai kegiatan pada program yang kami buat selama ini!" jelas pembina.

"Waahh dibagi duit ya kak hehehe..." ucap salah seorang siswa laki-laki.

"Huuuuuuhhhhh!" sorak semua orang yang berada di ruangan.

"Tenang tenang... haha nanti saya nyopet dulu duitnya di kantong koruptor ya!" ujar pembina sambil tertawa.

"Hahahaha " suara tawa pun menggema di seisi ruangan.

"Mau dibantuin nyopet nya kak? nanti saya yang jaga lilin, kakak yang keliling," timpal Farhan.

"Itu mah namanya ngepet Han, udah lo fokus aja melet yang sebelah biar klepek-klepek noh! " sanggah Rendra teman sekelasnya.

Sekar seketika memukul pundak Farhan untuk pertama kalinya dan lelaki itu langsung terdiam dengan tatapan melongo. Selama tiga tahun dekat dengan Sekar dia sama sekali tidak pernah disentuh sahabatnya itu. Sekar pun menyadari apa yang dilakukannya, ia langsung tertunduk malu ketika semua orang di ruangan menatapnya. Selama ini yang mereka ketahui, Sekar adalah satu-satunya perempuan muslim yang dikenal selalu berusaha menjaga dirinya , perempuan itu tidak pernah menyentuh ataupun di sentuh oleh lawan jenisnya.

"Ciyyee ciyyee... " Rendra seketika memecah kecanggungan dan seisi ruangan kembali gaduh dengan tepuk tangan.

Farhan tersenyum dan Sekar masih menundukkan kepalanya karena malu.

"Sudah sudah! aduh gara-gara siapa tadi ngomongin duit jadi kemana-mana kan, oke back to the topic again ya gaess, jadi gini nanti setelah pengumuman kelulusan kita bakal bikin acara masak-masak ditepi pantai... kalian tinggal siapin diri kalian aja yah dandan yang kece, acaranya malam jam 19.00 sampai jam 22.00, semua makanan kita panitia yang menyediakan tapi ini khusus buat kalian kelas dua belas dan kita mempersingkat waktu ya karena kalian mau masuk kelas, more info nanti hubungi divisi acara bli Andri okay?!" tukas pembina.

Semua bersorak riang, satu persatu meninggalkan ruangan. Sekar dan Farhan menjadi yang paling akhir keluar dari ruangan.

"Yang tadi maaf gak sengaja!" ucap Sekar tiba-tiba.

"Gak apa-apa kok Kar, seenggaknya punya kenangan indah dari tuan putri," ungkap Farhan.

"Hmmm... ya ya ya, oke ya udah gue duluan!" jawab Sekar singkat.

Dibalik itu Sekar tersenyum kecil meskipun menyadari itu adalah hal fatal untuk dirinya pribadi, namun tidak dapat dipungkiri rasa ingin memiliki itu hadir kembali. Lagi-lagi Sekar harus memohon ampun kepada Tuhannya atas perasaan itu.

Farhan masih memegangi pundaknya yang terkena pukulan Sekar seraya berjalan pelan menuju kelasnya, senyum bahagia terlukis di mulutnya. Hatinya yang layu kini merekah kembali. Semua orang yang berpapasan dengannya faham akan ekspresi raut muka Farhan, mereka yakin bahwa hal tersebut di sebabkan oleh Sekar. Hubungan mereka seolah menjadi perbincangan hangat selama ini, karena kedekatan mereka seolah menggambarkan pesan perasaan yang tersirat. Namun sekuat apapun mereka menerka ada yang spesial diantara Farhan maupun Sekar, tetap saja menjadi sia-sia karena begitu hebat Sekar dan Farhan menyembunyikan kata dan rasa di dalam hatinya.

***

Malam perayaan yang diadakan ekskul Pramuka itu tiba. Tadi pagi mereka semua baru saja dinyatakan lulus, Sekar pun menerima kabar bahagia tersebut sekaligus dengan pengumuman bahwa ia diterima untuk kuliah di Universitas Al-Azhar Mesir serta mendapatkan beasiswa.

Satu persatu siswa-siswi kelas dua belas yang mengikuti ekskul Pramuka terlihat mulai berdatangan di pantai Pandawa Bali, Farhan sudah tiba lebih dahulu disana sebelum Sekar. Ia terlihat begitu tampan dengan kemeja biru muda serta sweater hitam, kali ini penampilannya lebih rapih dari pada biasanya.

Kemudian Sekar datang, ia turun dari mobilnya. Sekar pun terlihat tampak anggun dan lebih cantik dari biasanya, ia memakai long dress yang dipadu padankan dengan tile berwarna biru muda bermotif bunga Lily berwarna putih.

Kesederhanaan balutan hijab panjang menjadikannya sebagai seorang perempuan elegant juga bersahaja, membuat Farhan tidak sedetik pun mengalihkan pandangannya. Sekar menyadari hal tersebut dan segera bergabung ke arah kumpulan siswi perempuan.

Farhan kemudian mendekati Sekar.

"Mau ngobrol sebentar boleh? sebentaaar aja!" pinta Farhan.

"Hmmm oke, tapi tetap di keramaian ya udah malem gak enak kalau berduaan!" jawab Sekar.

"Okay, kita duduk ditepi pantai aja yuk itu rame juga sama anak-anak yang main kembang api," sahut Farhan.

Mereka pun duduk ditepian pantai, tiba-tiba Farhan mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya.

"Buat lo Kar, semoga suka yah harus di bawa ke Mesir pokoknya biar lo inget gue!" ungkap farhan.

Sekar membuka kado yang diberikan Farhan, ekspresi bahagia langsung terlihat di wajahnya, sebuah boneka lumba-lumba kecil berwarna biru. Farhan tahu betul apa kesukaan Sekar, dia sangat menyukai hewan mamalia yang satu itu, yah lumba-lumba.

"Ya ampuuun lucu banget, makasih Farhan seriusan gue suka banget, bakal gue bawa kemanapun pokoknya aaahh suka!" ucap Sekar dengan nada manja.

Farhan tidak berhenti tersenyum ketika melihat tingkah Sekar seperti seorang anak kecil yang sangat bahagia diberikan sebuah mainan. Terlihat polos tapi tetap cantik menurutnya. Ia begitu menikmati momen itu sampai akhirnya Sekar menyadari responnya yang berlebihan.

"Eh maaf, lebay yah hehe... makasih yah buat semuanya Han! gue gak bakal lupa semoga kita berdua sama-sama sukses dengan pencapaian masing-masing kelak," ucap Sekar.

"Aamiin... sama-sama Kar, jaga baik-baik ya bonekanya, mau lo kasih nama apa? nanti kalo lo kangen gue ngobrol aja sama boneka itu."

"Siap pengawal, gue kasih nama Dolphin aja simple!" jawab Sekar sembari menyeringai.

"Ah elah cuman diganti pake bahasa Inggris doang? gak unik Kar," timpal Farhan.

"Yeeh... gimana gue aja dong, kan uda jadi hak gue!"

Mereka berdua pun tertawa dan kemudian kembali bergabung bersama teman-temannya.

Malam ini begitu indah bagi Sekar maupun Farhan, dimana mereka bisa tertawa lepas kembali bersama-sama setelah sekian lama terjebak dalam kecanggungan.

Seminggu kemudian Sekar pun berangkat ke kota Mesir, Farhan tidak bisa ikut mengantarnya ke bandara karena bersamaan dengan itu ia di panggil untuk interview kerja di Jakarta. Mereka hanya mengucapkan salam perpisahan melalui pesan w******p.

"Take care Kar, i will miss you always and i hope you too!" tulis Farhan.

"Sure, good luck Han!" balas Sekar.

Kemudian perempuan itu memandangi awan yang terlihat diluar jendela pesawat.

"Dolphin, we will go together and back again later!" gumam Sekar dalam hati sembari memeluk boneka pemberian Farhan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status