Share

44. Malam Yang Dingin Bersama Alora

Api dari obor berpendar redup di tepi jembatan yang rusak, angin seperti tak berhasrat meniup beberapa obor yang tersisa dari obor-obor yang telah hancur bersama puing-puing jembatan yang masih berjatuhan dengan lambat. Hatiku begitu getir menyaksikan itu. Aku yang berdiri di luar istana ayah menghela nafas dari udara malam yang begitu sunyi, terasa masih menyejukkan, meski tak sedamai malam-malam sebelumnya.

Alora mendarat di hadapanku dengan perlahan, jubah hijaunya melambai-lambai tertiup angin, dan wajahnya seperti melipat karena kesedihan. Aku tahu, bahwa tidak ada yang menginginkan pertempuran ini. Namun semuanya terjadi begitu saja, dan penyebabnya adalah aku, tidak dapat kupungkiri hal itu, meskipun aku tak menginginkannya.

“Penyebab semua ini adalah aku,” kataku dengan hati yang tergetar.

“Semuanya berlalu begitu cepat. Tidak ada yang menginkan hal itu terjadi.” Alora mencoba menghiburku.

“Ini bukan salahmu.”

Tapi dilain sisi aku juga melihat kesedihan di matanya, ia takkan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status