Share

53. Makhluk Pemakan Bayi

“Ayah mana bik?” tanyaku sambil mendekatinya.

Bik Irah menjawab dengan terbata-bata, “Tu-tuan tuan sedang keluar.” Wanita itu sontak melepaskan kemocengnya, lalu berlari kecil mendekatiku, kemudian memijat-mijat bahuku sambil berkata dengan terisak-isak. “Tuan Nando darimana saja? Tuan dan nyonya sibuk nyari tuan muda setelah mereka keluar Rumah Sakit.”

“Udah bik, jangan nangis iya,” aku mencoba menenangkannya. “Nando kan baik-baik aja.”

"Iya tuan,” kata bik irah menahan isak tangisnya, seraya menghapus airmatanya dengan kanibo yang selalu ia sampirkan di pundaknya. “Bibik buatin minum iya.”

“Boleh bik,” kataku. “Jus jeruk aja iyah.”

“Iya,” kata bik Irah lalu bergegas menuju dapur.

Sembari menunggu jus buatan bibik, aku berjalan menuju ke belakang rumah. Rumahku memiliki kolam renang berbentuk angka delapan, tempat itu sangat sejuk. Dulu aku sering menghabiskan waktuku untuk membaca buku di sana. Aku duduk di kursi kayu di tepi kolam sambil menatap langit biru yang bersih tanpa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status