Share

Benang Perjodohan

Tubuh tinggi dan seksi serta putih tanpa ditutupi kain itu berada di atas kasur empuk dengan posisi telentang. Mata tajam menatap langit-langit kamar yang masih terang. Michael seakan baru menyadari bahwa dirinya baru saja ditolak oleh seorang wanita miskin yang bisa dia beli begitu saja. Kejadian di kolam jodoh terus terbayang di dalam ingatan pria itu.

“Apa aku sudah ditolak?” Michael duduk.

“Aku tidak sedang melamarnya.” Mata Michael menatap guci pernikahan yang sama persis dengan miliknya. Dia meletakkan guci antic itu di atas meja dan jauh dari tempat tidur.

“Aku tidak mungkin jatuh cinta pada wanita kampuangan itu. Kulitku bahkan lebih putih darinya.” Michaek tersenyum kecut. Dia berusaha menolak kekaguman yang ada di dalam hatinya pada Fahima.

“Aku harus tidur dan besok langsung pulang ke Jakarta saja.” Michael melihat jam yang melingkar di perge

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status