Pagi Minggu yang sepi untuk Fahima. Dia sendirian di kosan. Semua teman pulang ke rumah masing-masing di akhir pekan agar bisa berkumpul dengan sanak saudara, keluarga dan orang tercinta. Wanita cantik dan masih lajang itu telah selesai membersihkan kamar dan halaman. Terlihat cantik dengan gamis jeans biru langit dan hijab segiempat berwarna merah muda dan tas punggung hitam.
“Hm, aku akan pergi jalan-jalan ke mall.” Fahima melangkahkan kaki ke depan gerbang.
“Sekalian beli hadiah untuk mama sama nenek.” Fahima membuka aplikasi grab. Dia lebih nyaman dengan mobil sehingga tidak berdekatan dengan sopir.
“Tin.” Sebuah klakson mobil mengejutkan Fahima. Dia segera mendongak dan melihat pria tampan sudah berdiri di depannya.
“Kamu mau pergi?” tanya Jordan dengan senyuman paling menawan.
“Ya,” jawab Fahima bingung. D
Mobil Michael memasuki tempat parkir. Pria itu mengenakan kaca mata hitam dan masker. Dia tidak mau menarik perhatian banyak orang. Bos besar yang sering muncul di majalah bisnis berjalan di mall hanya untuk mencari gadis desa dari pulau kecil Bangka yang terkenal dengan pantai indah dan laut yang bersih. Kaki panjang turun dari mobil dan melangkah dengan santai memasuki kawasal mall. Michael langsung menuju café dan mencari wanita berhijab, tetap tidak ditemukan. Tangan kekar mengambil ponsel dan melakukan panggilan berharap akan dijawab oleh pujaan hati yang terus menghindari. “Kemana dia?” Michael sangat kesal karena Fahima tidak menjawab panggilannya. Pria itu berdiri di depan pintu mall dan kembali ke mobil. “Jordan.” Michael melihat mobil saudaranya meninggalkan area parkir MOS. “Apa yang dia lakukan di sini?” Michael menggati panggilan dengan menghubungi Jord
Pria tampan keturunan Tionghoa dengan wajah khas, kulit putih dan tinggi setara dengan model internasional menjadi godaan tersendiri bagi wanita yang melihatnya. Kesempurnaan terlihat jelas dari Michael Hardianto yang sedang duduk elegan di balik meja kerja. Pria dingin dan sedikit bicara tetapi sangat suka memerintah tanpa ada yang boleh membantah.Michael Hardianto, putra pertama dari Hardianto Prasetyo adalah orang terkaya nomor satu di Indonesia dan menjadi urutan ke-150 terkaya di dunia meskipun usianya baru 35 tahun. Memiliki total kekayaan bersih mencapai 11,6 miliar dollar AS atau setara Rp 172,8 triliunMichael sering disebut jimat keberuntungan oleh keluarga besarnya, karena begitu Michael lahir usaha keluarga Hardianto maju pesat dengan keuntungan yang luar biasa besar. Hanya ada satu masalah dalam hidup Michael, yaitu kisah cintanya. Di usia yang sudah matang dan mapan pun, Michael belum pernah jatuh cinta. Hidupnya disibukkan dengan bisnis dan uang.
Jordan berjalan menuju kamar Michael, ia membuka pintu yang tidak terkunci dan melihat pria tampan sedang membaca sebuah buku bisnis yang hanya menggunakan celana pendek sebatas paha berbaring di kursi malas yang berada di balkon kamar.“Apa aku perlu membereskan koper saudaraku?” Jordan duduk di depan Michael.“Aku akan menghubungi Fanny.” Michael akan mengambil ponsel.“Tidak perlu.” Jordan menahan tangan Michael.“Ada apa?” tanya Michael heran.“Mama yang akan melakukannya. Jangan biarkan orang asing masuk ke dalam ruangan pribadi kamu!” Jordan menatap Michael. Dia paham benar dengan kakaknya yang selalu di layani bak Raja sejak lahir.“Sekretaris ku adalah seorang pelayan yang akan melakukan semua pekerjaanya.” Michael kembali membaca buku.&
Jordan memilih restaurant Akira Back−restoran bintang 5 yang berada di Setiabudi. Mereka mengusung konsep makanan khas Jepang yang digabungkan dengan makanan khas Korea. Menu favorit di sini adalah Pizza Tuna, AB Tacos, Miso Black Cod dan Crispy Kalbi Roll. Tentu saja, rasa lezat khas hasil fusion yang kreatif ini tidak mungkin ditemukan di restoran lain. Michael dan Jordan masuk ke dalam restaurant, langsung menuju ruangan VIP, pria itu tidak akan mau berada di keramaian dan bertemu dengan banyak orang tidak penting. Jordan sangat mengerti itu.“Masuklah, aku mau ke kamar mandi.” Jordan menepuk pundak Michael. Pria itu tidak menjawab, ia langsung duduk di depan meja membuka dua kancing bagian atas dari kemejanya. Seorang pelayan wanita berjalan mendekat.“Selamat malam, Tuan. Silakan pesanan Anda.” Waitress menyerahkan tap kepada Michael agar pria itu bisa memilih menu dan memesan. Michael mengambil tap dan mul
Mereka menyelesaikan makan malam berdua dan segera kembali ke rumah. Jordan masih setia menjadi sopir kakaknya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melirik Michael yang tertidur lelap dan tersenyum. Dia tidak bisa merasa iri pada kakak yang sangat dibanggakan orang tuanya.“Apa yang ada dalam pikiran, Michael?” gumam Jordan. Mobil terus melaju hingga memasuki kawasan elit dan mewah kediaman Hardianto.“Hey, El. Kita sudah sampai.” Jordan melihat kearah Michael.“Terima kasih.” Michael membuka mata dengan perlahan dan segera keluar dari mobil. Ia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Koper telah disiapkan, tidak ada yang kurang, semua dilakukan oleh mama mereka. Pria itu melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, kebiasaan buruk tidak bisa dibuang. Tidur dengan tubuh telanjang.“Aku akan tidur.” Michae
Mereka menyelesaikan makan malam berdua dan segera kembali ke rumah. Jordan masih setia menjadi sopir kakaknya. Mengendarai mobil dengan kecepatan sedang, sesekali pria itu melirik Michael yang tertidur lelap dan tersenyum. Dia tidak bisa merasa iri pada kakak yang sangat dibanggakan orang tuanya.“Apa yang ada dalam pikiran, Michael?” gumam Jordan. Mobil terus melaju hingga memasuki kawasan elit dan mewah kediaman Hardianto.“Hey, El. Kita sudah sampai.” Jordan melihat kearah Michael.“Terima kasih.” Michael membuka mata dengan perlahan dan segera keluar dari mobil. Ia langsung menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Koper telah disiapkan, tidak ada yang kurang, semua dilakukan oleh mama mereka. Pria itu melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, kebiasaan buruk tidak bisa dibuang. Tidur dengan tubuh telanjang.“Aku akan tidur.” Michae
Fahima bangun sebelum subuh dan melakukan rutinitas pagi dengan cekatan, ia memasak nasi dan membuatkan lauk-pauk serta sayur mayur untuk sarapan mereka bertiga. Membersihkan rumah dan menyiram tanaman yang ada di halaman depan dan belakang. Wanita itu mandi dan berganti pakaian. Ia sarapan lebih dulu karena harus bekerja. Hari ini ia mulai bekerja part time di hotel Paraday selama liburan sekolah.Wanita yang baru saja menjadi Pegawai Negeri Sipil itu terlihat cantik dengan gamis merah muda dan hijab segiempat dengan warna senada. Dia menjemur pakaian di halaman belakang. Fahima melihat ibu yang sudah selesai mandi dan membantunya. Wanita paruh baya itu tersenyum memperhatikan putri cantiknya yang baru berusia dua puluh lima tahun itu.“Kenapa, Ma?” tanya Fahima yang tersenyum lembut. Dia tidak terlalu putih, dengan kulit kuning langsat mendekati sawo matang, tetapi sangat bersih dan menawan. Kelembutan wanita itu tidak ada tand
Leo mencari Fahima ke ruang istirahat pegawai dan menanyakan pada semua orang, tetapi tidak ada yang melihat gadis berhijab itu. Pria tampan dan tinggi berlari ke tempat parkir dan dia tidak melihat motor Imah. Ponsel Leo berdering. Tangan putih itu mengambik gawai dari dalam saku jas. Dia melihat nama Fahima yang muncul.“Fahima, kamu dimana?” tanya Leo menjawap panggilan dengan nada khawatir.“Salam dulu, Tuan Leo.” Fahima tertawa.“Maafkan aku, assalamualaikum dan jangan panggil aku Tuan ketika tidak di hotel!” Leo duduk di atas bagian depan mobilnya.“Waalaikumusalam.” Fahima tersenyum.“Kamu dimana?” Leo mengulangi pertanyaannya.“Maaf, aku langsung pulang, kamu tidak perlu memberi gajiku untuk hari ini,” ucap Fahima.“Apa yang terjadi?” tanya Leo lag