Share

Chaos After Being With You
Chaos After Being With You
Penulis: Putkerr

Prolog

“Teman tidak melakukan hal yang dilakukan oleh pasangan.”

~Airin

Dengan perasaan pasrah dan penuh air mata, Airin membiarkan sahabatnya, Raihan, menjamah seluruh tubuhnya malam ini, menjadi pemilik pertama tubuh dari pemilik yang katanya konservatif tentang hubungan modern (?) itu setelah 27 tahun hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Walau dalam keadaan tak terkendali, dipenuhi emosi, benci, dan amarah yang terpendam, Airin sangat menyayangi pria ini. 

Lebih dari 20 tahun menjalani hari bersama-sama sebagai sahabat yang baik, hari ini menjadi yang paling berat, yang pernah mereka alami.

Padahal baru kemarin malam, Ia dan Raihan bersenda gurau, dengan teriakan dan penuh tawa, untuk merayakan pernikahan Raihan dan kekasihnya, Zahra, yang seharusnya digelar pada hari ini. Tapi malah ia yang berada di atas ranjang pada malam pernikahan Raihan sekarang.

Giginya meringis kesakitan sambil memegang belakang kepala Raihan yang sedang berada di ceruk lehernya, posisinya tak tenang, air matanya mengalir, mulutnya menahan sesenggukan, menutup rapat, tangan kirinya berusaha menepuk, menyadarkan pria ini, sementara tangan kanannya tidak bisa melakukan apapun karena luka pisau siang tadi. Berkali-kali ia menyebut, memanggil nama Raihan. Tapi rupanya pria itu malah terlihat seperti hanya sedang melakukan pelampiasan.

Kasar, amarah, dan yang paling membuatnya sakit hati.. dia sama sekali tidak menyebut nama Airin dari mereka masuk kamar bersama status suami istri tadi.

Dalam posisi seintim ini, jangankan menyebut nama orang yang sedang bersamanya, melihat wajahnya saja tidak. Padahal dengan jelas, gadis dibawahnya saat ini menatapnya dengan air mata mengalir deras. Bukan karena fisik, tapi batinnya cukup sakit.

Airin tidak menginginkan hal ini!

Hubungan suami istri yang ia dambakan adalah hubungan dua arah, yang tidak mementingkan ego dari satu pihak. Saling mendukung, dan sangat bahagia jika berdua.

Bukan seperti ini!

Saat ini mungkin bibirnya bungkam, tapi jiwanya sudah menangis sangat keras! Sama sekali tidak menyangka bahwa hidupnya akan berubah 180 derajat dalam 1 hari.

Saat kedua insan itu sudah mulai mencapai puncak dari pelampiasan Raihan, secara mengejutkan, Raihan tiba-tiba menangis tersedu-sedu.

Kepalanya jatuh di atas dada dan leher Airin yang tidak memakai apapun. Airin yang merasa bahwa ceruk lehernya terasa ada sedikit air yang menetes, sadar bahwa Raihan saat ini sedang menangis. Ia reflek menyadari hal itu dan mengeceknya secara langsung.

Benar saja, pundaknya bergetar dan tangisannya makin kencang. Suara tangis Raihan terdengar sangat memilukan. 

Haaa… haa… “ Suara tangis Raihan lengkap dengan sesenggukannya membuat Airin turut merasakan luka yang ia alami.

Dua hari lalu mereka masih berhura-hura, mengadakan pesta lajang bersama teman-teman mereka yang lain, sibuk mempersiapkan pernak-pernik pernikahan Raihan. Saat itu, status mereka masih ‘teman’, tapi sekarang? 

Teman tidak melakukan  hal yang dilakukan oleh pasangan.

Raihan mungkin sahabatnya, tapi tadi namanya yang disebut di kolom akad sebagai seorang istri yang ia nikahi. Statusnya adalah pasangan Raihan sekarang, resmi, negara, serta agama.

Airin yang melihat Raihan menangis di atasnya akhirnya ikut menangis juga.

Semua ini terlalu cepat bagi mereka. Sama sekali tidak ada gambaran menjadi seorang suami istri selama 20 tahun lebih mereka bersahabat. Perubahan keputusan dan status hanya dalam satu hari membuat baik Raihan maupun Airin tidak tahu langkah apa yang harus mereka ambil kedepannya.

Ada terlalu banyak perbedaan dan keputusan yang sama sekali belum mereka perbincangkan. Apalagi perbedaan pandangan kedepan. Airin memejamkan mata, kepalanya langsung terasa pusing membayangkannya. Bagaimanapun juga, ia sudah resmi menjadi istri sahabatnya sendiri sekarang. 

Lahir dan batin.

Besok saat ia membuka pintu melihat langit pagi, dia bukan lagi seorang gadis yang bebas kemanapun tanpa membawa status. Ia sudah menjadi wanita bersuami. 

Dialihkan lagi pandangannya ke arah Raihan yang masih menyembunyikan tangisnya di dada Airin. Tak kuasa ia melihat sahabat yang sangat ia sayangi menangis dengan tersedu-sedu. Tangannya akhirnya meraih Raihan dan memeluk kepalanya erat.

Airin ikut menangis bersama Raihan sepanjang malam itu.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
ceritanya menarik padahal baru awal2.. pengen aku share ke sosmed trs tag akun author tp akunnya ga ketemu :( boleh kasih tau gaa?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status