Share

25. Didan Atau Iqbal?

Masih dengan mendesis aku bangkit berdiri. Tangan ini mengusap-usap pinggang. Sungguh sakit jatuh dari ranjang. Pinggang ini rasanya seperti hendak patah.

Aku menggeliat sebentar untuk merenggangkan otot yang masih terasa kaku. Badanku terasa pegal-pegal karena kemarin lumayan lama membantu Rain bekerja.

Kulirik jam kotak di tembok. Pukul empat pagi lewat lima puluh menit. Saatnya beribadah pagi.

Dengan penuh kekhusyukan aku menghadap sang Khalik. Bersujud pada-Nya untuk memohon ampunan. Serta kebaikan dalam hidup. Baik untuk diri sendiri, keluarga, dan juga Rain. 

Ya ... akhir-akhir aku memang selalu menyempatkan namanya di setiap doa. Berharap agar dia selalu keselamatan di setiap langkahnya. Begitu juga dengan Iqbal. Pemuda baik itu juga menempati separuh hatiku yang lain. Doaku sama juga. Semoga Iqbal dan Rain selalu dijauhkan dari marabahaya.

Usai meraup wajah aku melipat mukena dan sajadah. Dalam hati memang sudah bertekad. Bahwa apa pun

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status