Share

BAB 25 Ketenangan

Diam bukan berarti merasakan tenang

»|«

Semilir angin sore terasa sangat menyejukkan membuat hati Jihan menjadi tenang merasakannya. Dia membawa salah satu koleksi novelnya untuk di baca di taman yang akhir-akhir ini menjadi favoritnya ketika suasana hatinya sedang tidak baik.

Kedua alis Jihan menukik dengan heran saat mendengar suara grusuk di dekat pohon yang ada di sampingnya.

Tatapannya terarah pada pohon tersebut. Dengan perasaan was-was, Jihan melirik keadaan sekitar yang hanya ada beberapa orang saja. Dia berdiri berjalan ragu untuk melihat ke belakang pohon tersebut.

Saat hampir sudah dekat, bayangan sebuah kaki yang mengenakan sepatu pantofel membuatnya mendengus kasar. Jihan berjalan cepat dan mendapati Bara yang sedang menoleh ke samping mencoba mengalihkan pandangan dengan tubuh yang memepet pada pohon.

“Mas Bara, ikuti aku lagi, ya?” tuding Jihan dengan perasaan dongkolnya.

“Saya enggak ikuti kamu, Jihan,” elak Bara yang keluar da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status