Share

Kembalinya Sang Penyihir Hitam
Kembalinya Sang Penyihir Hitam
Penulis: waktu rebahan

Penyesalan

Awan begitu tebal dan gelap menutupi seluruh cahaya matahari yang akan menyinari sebuah wilayah yang tandus. Tanah begitu kering, banyak pepohonan yang mati berjajaran di mana-mana. Kesan menyeramkan sudah jelas akan dirasakan oleh siapa pun yang melihat wilayah ini.

Kesan menyeramkan itu pun bertambah dengan adanya ratusan mayat yang berserakan. Darah setiap mayat seolah membasahi tanah yang kering ini. Menyesakkan hidung, bau amisnya mencemari udara.

Pertempuran besar baru saja terjadi di sini. Kini puluhan orang sedang berdiri tegak, mengepung seorang pria yang nampak sudah tak berdaya. Empat orang berdiri paling depan sedang memimpin pengepungan ini. Wajah mereka semua nampak lelah. Namun, di dalam hati mereka terselip kepuasan karena sudah berhasil memenangkan pertempuran ini.

Pria yang sedang terkepung itu hanya bisa duduk bersandar pada sebuah batu. Dia membalas tatapan dari puluhan orang yang sudah mengepungnya tanpa rasa takut sedikit pun.

Hampir semua badannya bersimbah darah karena luka. Tangan sebelah kirinya sudah putus. Hampir semua organ dalam tubuhnya sudah hancur karena sebuah pedang berwarna perak yang kini tertancap di perutnya. Tak sampai di situ, bahkan di mulutnya pun darah tak henti hentinya menetes, jatuh membasahi tanah yang kering di bawahnya.

Namun, tangan kanannya masih menggenggam erat sebuah pedang berwarna hitam. Tidak ada tanda-tanda dia akan melepaskan pedangnya. Terus menggenggamnya dengan tenaga yang tersisa seolah-olah dia masih sanggup bertarung melawan puluhan orang yang sudah mengepungnya itu.

"Sekarang sudah selesai, Allein. Kau tidak bisa lari lagi!" Dengan Wajah penuh keangkuhan seorang pria pun berbicara. Dia merupakan salah satu dari empat orang yang memimpin pengepungan ini.

"Itu benar, Clive. Bahkan lihatlah darah terus menetes dari mulut sang penyihir hitam terkuat di benua ini. Ini menandakan racun yang sudah kubuat bersama dengan para alchemist kerajaan berhasil hahaha." Seorang wanita yang berdiri di samping Clive pun ikut menjawab.

"Itu benar, Alice! Racunmu mengerikan juga. Cihh! ini ternyata sudah selesai. Ayo, Clive. Cepat bunuh dia dan biarkan mayatnya membusuk disini." Kini giliran seorang pria berbadan besar yang berada tepat di samping Clive dan Alice ikut menjawab.

"Oy! Jack. Setelah pertempuran melelahkan ini aku merasa lapar sebaiknya kau mentraktirku makanan!" Dengan suara yang ketus seorang wanita elf yang berdiri bersama ketiga orang itu pun ikut berbicara.

"Baiklah, Myra. Aku yang akan mentraktirmu nanti. Namun, tunggu dulu. Kita akan membiarkan racunku yang membunuhnya secara perlahan lahan. Kita semua akan menikmati penderitaan dari sang penyihir hitam hahaha.'' Alice pun menyela pernyataan wanita bertelinga runcing itu diikuti dengan senyuman lembut di bibirnya.

Setelah mendengarkan ucapan Alice barusan, puluhan orang yang berdiri di belakang mereka berempat pun merasa takut dengan kesadisan Alice. Mereka secara alami mulai membayangkan bagaimana seandainya jika merekalah yang terkena racun itu.

Allein yang sudah sekarat sebenarnya masih bisa mendengar ucapan dari keempat orang itu. Sakit hati, itulah yang Allein rasakan setelah dia mendengarnya. Bagaimana tidak, satu tahun yang lalu keempat orang tersebut adalah mantan rekannya yang tergabung ke dalam lima pahlawan benua Skoupidia. Kelima pahlawan yang dibentuk oleh aliansi antar kerajaan dan antar ras yang ada di benua ini, sebuah aliansi yang bertujuan untuk mengalahkan ras iblis dan memerdekakan semua ras yang dijajah oleh ras iblis.

Bahkan jika Allein memikirkannya kembali selama perang itu dia mengambil peran yang sangat besar untuk kemenangan pihak aliansi, dia juga selalu melindungi keempat mantan rekannya itu dari serangan ras iblis. Kekuatan sihir hitam milik Allein membuatnya menjadi manusia yang dihormati dan ditakuti saat itu karena setelah Allein membunuh musuhnya dia bisa menjadikan musuhnya menjadi pasukan mayat hidup atau bisa juga disebut undead.

Dia bisa mengontrol dan memperbudak mayat musuhnya dengan sempurna. Kekuatan musuhnya sebelum dan setelah jadi undead tidak banyak berubah bahkan bisa cenderung lebih kuat. Tidak hanya itu kemampuan berpedangnya juga sangat mengagumkan, dengan kemampuan yang hebat antara sihir dan pedang membuat Allein berkontribusi sangat besar untuk kemenangan telak pihak aliansi.

Hampir semua ras di benua ini tahu siapa itu Allein. Kekuatan dan kontribusinya selama perang melawan ras iblis membuat namanya menggema ke seluruh penjuru benua. Namun, saat ini situasi Allein sudah sangat menyedihkan, sang penyihir hitam terkuat di Benua Skoupidia itu sekarang sedang diujung tanduk.

"Sialan, apa aku mulai merasakan penyesalan. Keputusanku meninggalkan kedua sahabatku lima tahun yang lalu untuk bergabung dengan aliansi pada akhirnya hanya menghasilkan kondisi yang menyedihkan seperti ini.'' Allein yang kini sudah sekarat hanya bisa berbicara dalam hatinya.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Walter, Grace, Luna, sudah lama aku merindukan kalian. Kini aku tidak bisa mengucapkan permintaan maafku terutama untuk Walter dan Grace, setelah menghilangnya Luna karena ulah ras iblis aku meninggalkan kalian berdua. Aku terlalu terobsesi mencari Luna serta berharap dia masih hidup dan mengabaikan saran kalian berdua."

"Dan lucunya sampai detik ini aku pun masih berharap bahwa Luna masih hidup. Maaf, maafkan aku, kita tidak bisa bertemu lagi. Kita berempat tidak akan bisa berkumpul lagi."

Gbrruuukk!

Tiba-tiba seseorang muncul dari langit dan mendarat tepat di depan puluhan orang tersebut seolah-olah akan menghalangi mereka semua untuk membunuh Allein. Sontak kejadian itu pun membuat puluhan orang yang sedang berdiri itu kaget. Tetapi, Allein tidak bisa melihatnya dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi karena kini penglihatannya sudah sangat kabur.

"Ah, siapa itu? Tampaknya ada seseorang yang datang, aku tak bisa melihatnya dengan jelas. Apakah mungkin ini halusinasi sebelum mati?''

"Haha sekarang tidak ada yang bisa kulakukan lagi, hidupku terasa sangat melelahkan. Kuharap jika semua kejadian pahit yang menimpaku ini mimpi, setelah ini aku akan terbangun di atas tempat tidurku yang nyaman." Tepat setelah ucapan yang penuh keputusasaan dalam hatinya tersebut berakhir, penglihatannya kini berubah menjadi gelap sepenuhnya.

Allein pun akhirnya mati di tempat tandus dan sangat menyeramkan ini dengan membawa penyesalan yang besar dihatinya. Namun, tidak pernah sekali pun terpikirkan di benaknya bahwa kematiannya hari ini akan membawa perubahan yang sangat besar bagi kehidupan semua ras yang ada di Benua Skoupidia.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status