Share

Bab 6. Rengga Mabuk

Bab 6

Dina memang tidak menghina Mirela namun, mantan teman teman kerja Mirela lah yang pada akhirnya mempermalukannya.

"Cih! tidak tahu malu, masih berani datang setelah ditolak mentah-mentah sama pak Rengga," cetus salah satu rekan kerjanya itu.

Mirela yakin walaupun dia tidak dapat melihat siapa orangnya yang mengatakan hal tersebut, orang itu pasti salah satu teman sekantornya yang selama ini merasa iri dan tidak suka dengan hubungan antara dirinya dan Rengga.

"Dikiranya dengan Dia datang ke pesta ini, pak Rengga akan berubah pikiran? Ha! Mimpi!" celoteh yang lain.

Pras menatap berkeliling mencari sumber suara- suara yang melecehkan dan menghina adiknya.

Dean mengepalkan telapak tangannya merasa marah mendengar kata-kata penghinaan diarahkan kepada gadis yang ditaksirnya. Dia menelepon keamanan dan ketika keamanan itu datang Dean menyuruh keamanan itu menciduk gadis-gadis yang telah melontarkan kata-kata pelecehan itu ke luar. 

"Stop! Apa-apaan ini?Apa yang Kamu lakukan?! Kami tamu undangan di pesta ini!" cetus salah satu gadis yang diciduk oleh satpam. Namun, satpam tersebut seolah tidak mendengar dan menggubris apa yang dia katakan. Walaupun kedua gadis itu berteriak menolak diusir keluar oleh kedua satpam itu, tetap saja mereka diseret keluar dari dalam gedung pernikahan.

Mirela dan Pras terheran-heran melihat semua peristiwa tersebut. "Apakah itu Rengga? Yang menyuruh satpam mengusir mereka?" tanya Mirela kepada Pras penuh harap.

"Sepertinya bukan, sebab Aku baru saja melihat satpam itu menghampiri Dean," sahut Pras pelan.

"Siapa Dia?"

"Kakaknya Dina, itu orangnya."

" ... " Mirela melihat ke arah yang ditunjukan oleh kakaknya. 

Tampak olehnya seorang pria tampan dalam balutan setelan jas yang sangat kharismatik juga sedang menatapnya tersenyum. 

Mirela balas tersenyum dan mengangguk sebagai ucapan terimakasih karena Dean telah membantunya mengusir gadis-gadis yang telah melecehkannya.

Dean terpana beberapa saat ketika melihat senyum manis Mirela sebelum akhirnya membalas anggukan kepala Mirela dengan sopan.

Setelah menghadiri pesta pernikahan Rengga, Mirela akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Kota Bandung dan kembali ke Kota Jakarta, ke rumah orangtuanya.

Tidak disangka, Rengga yang tampak mabuk datang ke rumah Mirela dan berteriak-teriak di depan pagar sambil memanggil-manggil nama Mirela yang saat ini sudah pergi ke rumah orangtuanya di Jakarta. 

"Mirelaaaa ... sayang, maafkan Aku ... maafkan Aku mirelaaa!" teriak Rengga sambil cegukan.

" ... " Pras keluar kamar dari lantai dua menuju balkon dan merasa tidak berdaya ketika melihat bagaimana Rengga berteriak-teriak memanggil Mirela dan minta maaf.

'Kamu terlambat bro, Mirela sudah pergi,' kata Pras dalam hati.

 "Maaf ... huuu ... maaf ...," kata Rengga sambil bersandar di depan pintu pagar rumah Mirela sambil menangis tersedu-sedu.

Pras hanya menatap dari balkon tanpa tahu harus berbuat apa kepada Rengga, dia hanya mengerutkan alis karena merasa jengkel dan khawatir kelakuan Rengga akan mengganggu tetangga yang lainnya namun, untuk mengusir dan menghentikannya juga Pras merasa tidak tega.

Tiba-tiba ponselnya berdering, Pras melihat itu dari satpam perumahan, dia berdecak kesal. 'Benar saja pasti ada tetangga yang protes dan merasa terganggu,' katanya sambil mengangkat telpon.

"Halo?!" sapanya.

"Halo pak Pras, ada orang di depan rumah bapak berteriak- teriak mengganggu warga sekitar, apakah bapak butuh bantuan kami untuk mengamankan orang tersebut?" tanya satpam perumahan dari ujung telepon.

"Silakan," sahut Pras dengan suara acuh tak acuh.

Pras berpikir mungkin memang lebih baik kalau satpam perumahan yang turun tangan langsung untuk mengusir dan menarik Rengga keluar dari komplek ketimbang dirinya sendiri yang harus berurusan dengan orang mabuk seperti Rengga, itu terlalu memuakkan!

Tidak lama, datang dua orang satpam membawa pergi Rengga tanpa perlawanan yang berarti karena Rengga sendiri hampir tidak sadarkan diri ketika kantuk mulai menyerang dirinya.

Tanpa mereka sadari dari dua titik yang berbeda ada dua orang yang sedang mengawasi kejadian tersebut. Yang pertama adalah Dina dan yang kedua adalah seorang reporter berita hiburan yang kerap mengambil berita investigasi kehidupan artis, selebritis dan orang-orang terkenal di Indonesia.

"Sialan! Aku pikir Dia pergi kemana tidak tahunya malah ke sini!" geram Dina yang saat ini telah berganti pakaian dari gaun pengantinnya ke gaun sederhana yang lebih simpel.

Dia berjalan keluar dari mobil tanpa menyadari adanya reporter infotainment yang terus membidikkan kameranya ke arah dirinya dan Rengga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status