Dean sungguh tidak menyangka kalau idenya menikahkan adiknya dengan Rengga malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Rengga jadi semakin berani dan terang-terangan balik mengancamnya.
Mirela keluar dari toilet dan melihat Dean sedang bersandar pada dinding tidak jauh dari toilet wanita. Gadis itu tersenyum dan menghampirinya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanyanya sambil tersenyum merasa lucu melihat pria setampan Dean berada di dekat toilet wanita. 'Dia pasti akan dianggap orang mesum atau pengintip, kalau dia tidak memakai jas dan memiliki wajah yang dingin seperti es,' pikir Mirela.
"Tentu saja aku sedang menunggumu," kata Dean sambil mencium tangan Mirela penuh sanjungan.
Mirela memutar bola matanya melihat kebiasaan Dean kepadanya saat bertemu di luar negeri tidak juga berubah. Dean selalu mencium tangannya ketika mereka bertemu, alasannya semua orang di luar negeri melakukan
"Sejak kapan kamu dekat dengan adikku?" tanya Pras to the point.Dia benar-benar aneh melihat kedekatan keduanya. Ketika mendengar dari informannya bahwa Dean mengejar adiknya ke luar negeri. Pras sempat was-was, karena berpikir Dean akan menyakiti Mirela. Namun, setelah dia mengamati pergerakan Dean, dia sadar kalau orang di hadapannya ini sama sekali tidak memiliki niat buruk mengejar Mirela ke luar negeri."Sejak kami bertemu di luar negeri," sahut Dean singkat."Kamu pikir aku bodoh? Kamu pergi ke sana karena mengejar Mirela, jadi pertemuan kalian bukanlah suatu kebetulan!""Bagaimana kamu tahu?" tanya Dean heran."Tentu saja dengan mengamati gerak gerik kamu!" Jawab Pras jujur."Ha! Jujur sekali," cibir Dean sambil tersenyum miring. "Kalau begitu kamu juga pasti tahu kalau aku sudah lama mengincar Mirela, jauh sebelum dia mengenal Rengga!"
Mirela dan Rengga menoleh ke arah pemilik suara yang tidak lain adalah Pras, di samping Pras tampak Dean sedang menatap mereka tersenyum miring sambil memasukan kedua tangannya ke saku celana, terlihat santai namun, sangat mendominasi."Aku hanya sedang mengajak adikmu berbicara," jelas Rengga kepada Pras.Dia sama sekali tidak peduli bagaimana perasaan Dean, yang harus dijaganya saat ini hanyalah persahabatannya dengan Pras dan sebisa mungkin meyakinkan Mirela agar mau kembali ke pelukannya.Penampilan Mirela saat ini sungguh membuat Rengga merasa sangat menyesal karena telah membatalkan pertunangan mereka dan memilih menuruti kata-kata Dean untuk menikahi adiknya. Benar kata Mirela, semua itu kesalahannya sendiri sebagai lelaki tidak dapat diandalkan dan terlalu plin-plan. Jika saja dia memiliki pendirian yang teguh dia pasti tidak akan takut mendapatkan ancaman dari Dean. Sayangnya saat ini nasi sudah me
Mirela tampak gelisah melihat Dean bersama Pras memergoki dirinya sedang berbicara dengan Rengga. Entah mengapa gadis itu merasa tidak nyaman saat melihat reaksi Dean, ada rasa ingin menjelaskan namun, dia tahan. Pikirnya mengapa dia harus menjelaskan kepada Dean? Toh dia bukan siapa-siapa baginya dan hubungan mereka tidak lebih dari sekadar berteman.Dean sendiri sibuk memerhatikan raut wajah Mirela, mencari-cari apakah gadis itu masih memiliki ketertarikan pada Rengga? Dia merasa lega setelah melihat gadis itu tampak biasa saja saat melihat mantan kekasihnya dan sikapnya pun terlihat acuh tak acuh."Nanti malam aku telepon," kata Dean kepada Mirela sambil berlalu." ... ""Apa itu? Mengapa dia ingin menelepon kamu? Sejak kapan kamu dekat dengannya?" tanya Rengga kepada Mirela tidak dapat menyembunyikan kecemburuannya."Mirela dekat dengan Dean atau tidak itu bukan urusan kamu lagi, kenapa jadi kamu yang sibuk?" cibir Pra
Selesai istirahat Rengga segera ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat ke rumah sepupunya. Di depan pintu dia bertemu asisten rumah tangga, Rengga mengatakan kepada asisten rumah tangga itu bahwa dia akan ke rumah sepupunya. Asisten itu hanya mengangguk dengan hati berdebar. Apakah kedua majikannya akan bertengkar hebat?Rengga sampai di halaman rumah Jimmy, dia diam sejenak untuk memikirkan segala macam kemungkinan situasi yang akan dia temui dan cara untuk menceraikan Dina tanpa ketahuan bahwa itu semua telah dia rencanakan.Perlahan dia mendekati pintu rumah Jimmy dan membukanya, pembantu Jimmy sudah terbiasa dengan kedatangan Rengga yang langsung masuk jika ke sana. Mereka lupa kalau majikan mereka, Jimmy saat ini sedang bercumbu rayu dengan Dina, yang merupakan istri Rengga."Dimana tuan kamu?" tanya Rengga."Di taman, tuan," sahut pembantu itu sopan.
Rengga menatap Dina geram. "Baik besok aku akan menggugat cerai kamu dengan tuduhan berselingkuh!" kata Rengga pura-pura marah. "Kamu juga, beruntunglah kamu masih sepupuku! Walau begitu aku tetap akan mengadukan hal ini kepada bibi dan paman!"ancam Rengga." ... "Jimmy terdiam, sungguh bukan hal yang bagus jika Rengga sampai mengadu kepada orang tuanya, mereka pasti akan memarahinya panjang lebar, karena telah menggunting dalam lipatan. Namun, rasa cintanya kepada Dina mengalahkan semua rasa takut kepada kedua orangtuanya.Dina menatap Jimmy penuh kekhawatiran. Dia tidak ingin melihat Jimmy sampai bertengkar dengan orangtuanya hanya karena dirinya dan Rengga."Dia tidak ada urusannya dengan masalah kita!" kata Dina penuh penekanan."Oh?" sahut Rengga sinis."Silakan kamu katakan kepada hakim bahwa aku selingkuh tapi aku juga akan mengatakan te
"Di pertemuan tadi kamu bilang mau menelepon karena ada yang ingin kamu bicarakan," kata Mirela mengalih kan pembicaraan."Memang," sahut Dean."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Mirela ingin tahu."Sudah kami jawab tadi," jawab Dean kalem." ... "Mirela terdiam. Dia merasa aneh mendengar jawaban Dean, Mirela pikir Dean benar-benar ingin membicarakan hal penting dengannya, misalnya saja soal proyek yang akan mereka kerjakan bersama. Siapa kira pria itu malah membahas soal urusannya dengan Rengga.'Apa sebenarnya yang Dean pikirkan? Apakah urusan antara dirinya dan Rengga adalah hal penting baginya? Dan mengapa dia terlihat seperti cemburu?' pikir Mirela bingung.Dia memang mencurigai kalau Dean sebenarnya memiliki perasaan khusus kepadanya namun, Mirela takut semua itu hanyalah karena kenarsisan dirinya saja. Itu sebabnya dia lebih memilih untuk diam."Apakah kamu masih di sana?" tanya Dean merasa heran meras
"Apa katamu?" tanya Dean tidak percaya."Aku masih perawan kak, dia sama sekali tidak menyentuhku!" kata Dina sambil menghela napas."Mengapa kamu tidak memberitahuku? Dan mengapa kamu bertahan dengannya hingga tiga tahun dengan kondisi yang seperti itu? Apakah kamu sebegitu terobsesinya untuk menikah dengannya?" tanya Dean beruntun.Dia benar-benar tidak mengerti mengapa adik perempuannya mau menjalani kehidupan rumah tangga yang seperti itu? Dean tidak tahu apakah harus marah atau bersyukur mendengar adiknya masih belum disentuh oleh Rengga walau sudah tiga tahun mereka menikah. Ini adaah suatu keberuntungan sekaligus penghinaan! Beruntung karena adiknya bercerai dalam keadaan masih seperti sedia kala dan terhina karena dengan begitu Rengga ingin menunjukan kepadanya bahwa adiknya bukanlah wanita yang menarik yang dapat membuatnya tertarik."Aku bertahan karena waktu itu
Dean bergegas mencari dan menghubungi pengacara yang tepat serta mumpuni untuk menangani kasus perceraian antara Rengga dan adiknya Dina. Setelah mencari tahu bagaimana cara menghubungi sang pengacara kondang, Dean pun langsung menghubunginya. Dia siap jika pengacara tersebut meminta bayaran yang fantastis, asalkan dia bisa membuat Rengga membagi hartanya kepada Dina dalam tuntutan harta gono gini.Misinya kali ini adalah untuk memiskinkan Rengga dan itu harus tercapai bagaimanapun caranya. Dean tidak ingin waktu yang telah dikorbankan Dina menunggu Rengga mencintainya menjadi sia-sia, adiknya harus mendapatkan ganti rugi yang sesuai dari Rengga karena Dina selama ini telah menyia-nyiakan umurnya hanya untuk Rengga. Selain itu Dean juga harus mencegah agar jangan sampai Rengga kembali mengganggu Mirela. Dengan kondisi keuangan yang pailit, Dean yakin Rengga tidak akan memiliki keberanian untuk mendekati Mirela lagi.Sang pengac