Selesai meeting sama klien Marchel pulang ke rumah, karena dia harus menghormati mertuanya yang baru datang dari Amerika. Kedatangan Marchel di rumah disambut gembira oleh mertuanya. Sambil menggendong Brama mertuanya menyambut Marchel, "Marchel.. selamat ya dengan jabatan baru kamu, semoga kamu bisa mensejahterakan keluarga kamu." Sambut mertua Marchel. "Aamiin.." jawab Marchel. "Mama juga.. selamat datang ya Ma, semoga Mama betah di Jakarta." Balas Marchel"Ya Mama betahlah dekat kalian.. apa lagi ada si Bule ini yang bikin Mama kangen.""Lho? Kok kangennya cuma sama cucunya aja ma? Sama anaknya ini gak kangen ya?" Kelakar Marchel sambil memeluk Asha. "Nah.. itulah bedanya orang tua kalau sudah punya cucu, ya kangennya pindah ke cucu." Ujar Mama Asha dengan mengerlingkan matanya ke arah Asha"Jatah anaknya juga pindah ke cucu ya Ma? Apes dong kalau gitu Mama Brama?" Sindir Asha"Tetap dong.. kalau soal jatah Mamanya tetap nomor satu." Jawab Mama
"Mama sudah melewati berbagai persoalan yang lebih berat dari ini Sha, mantan suami Mama ini masih terbilang baik dan fair, dia memperhitungkan jerih payah Mama." Lanjut Melissa. "Asha juga banyak godaan Ma.. Marchel itu banyak sekali yang menyukainya. Tapi, Asha bingung dia tetap memilih Asha.. sayang sama Asha dan Brama.""Makanya.. kalau punya suami yang baik, kamu jangan galak-galak. Lelaki seperti itu memang banyak yang suka, kamu jangan menjauh dari dia." Nasehat MelissaMelissa juga cerita pada Asha, kenapa dia sampai berpisah dengan Papanya. Dia cerita kalau dirinya terlalu galak dengan Papanya, karena saat itu keduanya masih sama-sama muda. Sementara Papanya Asha orangnya juga temperamental, sehingga tidak ada yang mau mengalah."Mama sampai sekarang tidak pernah tahu Papa ada dimana?" Tanya Asha. "Mungkin bi Hana tahu, coba aja kalau kamu ketemu bi Hana nanti tanya sama dia." Jawab Melissa"Bi Hana selalu bilang gak tahu Ma, soal Mama aja di
Bi Hana tidak langsung menjawab keinginan Melissa dan Asha, dia penuh dengan pertimbangan, karena dia memegang teguh komitmennya dengan Yanuar yang merupakan abangnya. Yang membuat Asha prihatin, Papanya ada dilingkungan orang yang berkecukupan, tapi tidak ada satupun yang peduli dengan bi Hana.Ternyata, berdasarkan penjelasan bi Hana, status bi Hana pun di rahasiakan Yanuar kepada keluarga isterinya, karena tidak ingin hubungan keluarganya dengan bi Hana di ketahui keluarga isterinya. Yanuar gengsinya besar, sehingga tidak ingin asal-usulnya di ketahui oleh keluarga isterinya."Jangankan kamu yang anak kandungnya Sha, Bibi yang juga adik kandungnya aja tidak pernah dia perkenalkan pada keluarganya, karena dia tidak ingin terlihat dari kalangan susah." Jelas bi Hana"Sampai hati sekali Yanuar Han merahasiakan dirinya, kok aku seperti tidak mengenal Yanuar jadinya Han.." ucap Melissa"Yaudah bi.. Asha juga tidak ingin ketemu Papa kalau gitu, biar aja dia hidup d
Selepas sarapan pagi, Asha mau turun ke lantai dengan Brama dan Narti. Begitu lift terbuka mereka masuk. Di dalam lift ada Yanuar, masing-masing tidak saling mengenal karena terpisah oleh jarak waktu yang cukup lama.Ada terbersit di benak Yanuar saat menatap wajah Asha, dia teringat wajah Melissa saat masih muda. Namun Yanuar hanya menduga-duga. Sebaliknya Asha hanya merasa kagum dengan wajah Yanuar yang handsome dengan kematangan usianya. Masing-masing dengan pikirannya sendiri."Laki-laki ini tua dan tampan, kematangan dan kemapanannya tercermin dari penampilannya.. kalau saja aku ketemu dia satu tahun yang lalu, aku sudah goda om ini." Ucap Asha dalam hatinyaAsha tidaklah tahu kalau laki-laki yang ada dihadapannya adalah Papa yang sangat di rindukannya. Sementara Yanuar sendiri pun berkata dalam hati,"Apa iya ini anakku dengan Melissa? Yang aku tinggalkan dua puluh tahun yang lalu? Gurat wajah Melissa sangat kuat di wajah perempuan muda ini." Kata hati Yan
Melissa kembali mendesak Bi Hana agar mengabarkan pada Yanuar, kalau dia sudah ada di Indonesia. Namun, Bi Hana menolaknya, "Sebaiknya jangan Mel.. Yanuar pasti terganggu dengan kabar itu. Dia sangat takut keluarga isterinya tahu, kalau dia pernah punya keluarga." Tolak Bi Hana. "Kita kan tidak minta untuk ketemu Han? Cuma agar dia tahu bahwa aku sudah kembali ke Indonesia." Jelas Melissa. "Sudahlah Mel.. sebaiknya kamu lupakan masa lalu kamu sama Yanuar, apa lagi sih kurangmya kamu?" Tanya Bi Hana. "Aku memang punya semuanya Han, tapi jiwa aku tetap aja kosong." Jawab Melissa. "Itukan salah kalian dulunya, hanya mengikuti hawa nafsu dan amarah, sekarangkan kamu sudah ada Asha, bahagiakanlah dia Mel."Bi Hana merasa serba salah terlalu membela Yanuar abangnya, dia juga harus kasihan dengan keponakannya, Asha, yang sejak bayi baru sekarang tahu Siapa Mama dan Papanya. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan dia harus menutupi semua rahasia yang dia ketahui t
Asha sangat emosi mendengar cerita Marchel tentang Yanuar, karena dia ada di Jakarta tapi tidak berusaha untuk menghubungi bi Hana. Asha jadi percaya apa yang dikatakan bi Hana, bahwa Yanuar sangat takut kehilangan keluarganya, sehingga dia tidak berusaha untuk mencari Asha. "Papa kok gitu ya mas? Kan dia sering ada ke Jakarta, kenapa dia tidak hubungi bi Hana?" Tanya Asha. "Dia mungkin tidak ingin di ganggu Sha, dia takut keluarga isterinya di Jakarta tahu." Jelas MarchelAsha menjadi sedih, karena dia merasa kalau Yanuar memang tidak merasakan kehadiran Asha di dunia ini. Tidak ada sekalipun ada keinginan Yanuar untuk ketemu dengan anak yang sekian puluh tahun dia sia-siakan. Asha baru tahu dari cerita bi Hana, kalau selama ini Yanuar selalu memberikan bantuan pada bi Hana untuk Asha. Bukan cuma itu sebetulnya yang di harapkan Asha, tapi perhatian dan kasih sayang seorang ayah. Apa lagi Asha tahu kalau Yanuar hidup berkecukupan dan bergelimang kekayaan.
Masih menggendong Brama, Melissa sedang cerita pada Bi Hana tentang rencananya ingin menetap di Bali. Dia juga cerita tentang perceraian dengan Bruce, suaminya, "Aku sudah bercerai Han dengan suamiku, karena tidak kunjung di karuniai anak, Tuhan sedang menghukumku Han.." cerita Melissa. "Mestinya dulu, saat kamu nikah lagi.. kamu bawa Asha Mel, jadi kamu tidak kesepian." Ujar Bi Hana"Bruce suami yang baik, 20 tahun pernikahan kami dia selalu baik sama aku, masalahnya cuma aku tak kunjung hamil." Lanjut Melissa"Terus apa rencana kamu selanjutnya Mel? Setelah tinggal di Bali? Kenapa gak tinggal di Jakarta aja?" Tanya Hana"Di Bali aku punya Hotel yang baru aku ambil alih pengelolaannya, di sana aku bisa hidup lebih nyaman Han.""Lho? Kan anak dan cucu kamu di Jakarta Mel? Bukankah lebih baik kamu dekat dengan Asha dan Brama?" Bi Hana merasa aneh dengan rencana Mellisa. "Aku akan bolak-balik Jakarta - Bali Han, karena kalau aku tinggal di Jakarta, aku g
Melissa meminta Asha tidak lagi membicarakan soal Yanuar, saat mereka sudah sampai di Bali. Melissa mengambil alih pengelolaan Alexis Family Resort, dari Group perusahaan Alexis. Di bawah Mells Management, resort itu berganti nama menjadi Mells Family Resort. Resort itu terletak di daerah Ungasan Bali. Melissa menginap di sebuah cottage yang mempunyai fasilitas sangat komplit, dengan 3 bedroom dengan ukuran besar. Asha mengusulkan pada Melissa agar memberikan kesempatan pada bi Hana untuk mengembangkan bisnis cateringnya. Melissa mempertanyakan pada Hana, apakah dia mampu sebagai pemasok makanan khas daerah tertentu di Mells Residents. Bahkan Asha sendiri diminta Melissa untuk menyelesaikan S1-nya di perhotelan. Hanya saja Asha belum bisa, karena sedang menjalankan program kehamilan. Melissa ingin Asha bisa terjun ke bisnis perhotelan, meneruskan jejaknya. Melissa sangat business oriented, dalam benaknya hanya ada bisnis, sehingga lupa bagaimana mensejahtera