"Tadi saat aku di panggil pak Bram, dia cerita soal Papa kamu dan Petty Sha." Cerita Marchel. "Kok soal Papa sama Petty? Emang Papa kerjasama dengan om Bram?" Tanya Asha. "Ya Sha, Papa kamu menggantikan posisi aku untuk sementara, jadi dia harus bimbing Petty." Jawab Marchel. "Terus masalahnya di mana mas? Apa yang sudah terjadi antara Papa sama Petty?" Tanya Asha. "Pak Bram khawatir apa yang pernah terjadi sama kamu dan dia, terjadi juga pada Papa kamu dan Petty." Jawab Marchel. "Memangnya sudah sejauh apa hubungan Papa dan Petty, kok sampai segitunya om Bram berpikir?""Papa dan Petty kalau ketemu klien tidak pernah pulang ke kantor, seperti saat aku dampingi Petty. Mereka baru melapor kalau ditanya.""Seharusnya om Bram gak usah sampai 'Parno' juga sih, kan belum tahu apa yang sudah terjadi."Marchel tidak ingin cerita soal dia melihat Papanya berpelukan mesra dengan Petty saat masuk ke lift hotel. Bagi Marchel itu bisa menjadi indikator
Mendengar cerita Melissa, Bi Hana segera mengambil ponselnya untuk telepon Yanuar. Bi Hana Dial up nomor ponsel Yanuar, namun tidak aktif, "Gak aktif ponselnya Mel, berarti dia masih menginap di hotel ini." Ujar Bi Hana. "Siapa kira-kira gadis muda itu Han? Kamu tahu gak?" Tanya Melissa"Manalah saya tahu Mel, pernah ketemu juga gak sama Yanuar." Jawab bi Hana. Marchel dan Asha masih membahas soal Yanuar dan Petty, Asha mempertanyakan pada Marchel, apakah yang terjadi dengan Yanuar dan Petty itu bagian dari karma perbuatan Bram. "Mas.. apakah om Bram akan menerima akibat perbuatannya terhadap aku ya?" Tanya Asha. "Hukumnya memang sudah seperti itu Sha, tidak ada yang bisa hindari. Kita sih tidak mengharapkan hal seperti itu terjadi, tapi ketentuan Allah itu sudah seperti itu." Jelas Marchel. "Apa dampaknya pada aku mas? Apakah aku pun akan menerima karmanya?" Tanya Asha lagi. "Kamu kan korban perbuatannya Sha, dan kamu sudah memaafkannya,
"Terus Mama gak samperin? Kan bisa Mama gerebek kamarnya?" Cecar Asha. "Masak sih Mama mau bikin kacau nama baik Mama sendiri Sha? bisa aja itu Mama lakukan, tapi Papa kamu itu tidak bodoh, dia bisa tuntut Mama nanti." Jelas Melissa. "Sekarang gini aja ma, minta data CCTV lift yang sesuai dengan waktu Mama melihat Papa, supaya kita tahu siapa perempuan muda itu." Saran Asha. "Kamu benar Sha, kita cuma ingin tahu sama siapanya saja." Melissa langsung minta sekuriti mengecek CCTV lift, yang sesuai dengan waktu yang dijelaskan Melissa. Sebagai owner, jelas permintaan Melissa segera di laksanakan. Kurang lebih lima belas menit kemudian, data rekaman CCTV sudah di terima di ponsel Melissa.Marchel yang sudah tahu sama siapa Yanuar Check in di Mells Residents, dia hanya diam saja. Marchel juga ingin membuktikan apakah dugaannya benar, bahwa Yanuar ke hotel itu dengan Petty.Begitu banyak data rekaman CCTV, sesuai dengan waktu yang disebutkan Melissa, sehin
"Jangan salah.. Mama muda itu pasarannya tinggi lho di kampus, anak kampus justeru terarik sama 'Mamud'." Goda Asha"Aku sih pasrah aja deh.. karena kenyataannya memang, kamu semakin cantik sih Sha." Ucap MarchelAsha memeluk Marchel, "mas.. tidak ada yang bisa membuat aku berpaling dari kamu, aku tidak akan tergoda dengan lelaki lain mas.." Jelas AshaMarchel mepererat pelukannya, "terima kasih ya Sha.. aku juga begitu, bagi aku kamu yang pertama dan yang terakhir Sha."Romantisme Marchel dan Asha memang sangat menarik. Marchel bagaikan dewa bagi Asha, karena Marchel lah yang memberikan status terhadap dirinya. Disaat Bram melepas tanggung jawabnya sebagai lelaki yang sudah menghamilinya. Tanpa beban Marchel menerima kehadiran Asha dalam hidupnya, bagi Marchel, Asha adalah wanita yang sudah menggugah hasrat kelelaki-lakiannya, setelah sekian lama tidak pernah tertarik untuk menjalin percintaan. Asha lah wanita yang membuat Marchel jatuh cinta. Pesona
Saat dia pulang kerja, Marchel bicara serius dengan Asha soal Yanuar. Dia tidak ingin Asha membenci Yanuar, karena seburuk apa pun perilakunya, Yanuar tetaplah Papa Asha,"Kamu gak boleh terbawa emosi terhadap Papa kamu, itu ujian bagi seorang anak Sha. Seburuk apa pun Papa kamu, dia tetaplah Papa kamu, tidak ada bekasnya." Pesan Marchel. Asha memeluk Marchel, "ya mas.. aku mikirnya juga gitu, tapi kadang Mama maunya aku menjaihi Papa." Ujar Asha. "Kamu juga gak boleh menyelahkan Mama kamu, karena dia pernah punya pengalaman buruk sama Papa kamu, kamu tetap harus berimbang Sha.""Kadang-kadang aku suka bingung sendiri mas, bingung dalam menyikapinya, aku kan belum pernah dengar sendiri apa alasan Papa.""Nah itulah pentingnya kamu melihat dengan jernih persoalan ini, kita tidak tahu apa yang menyebabkan Papa kamu melakukan semua itu." Pungkas MarchelMarchel bilang pada Asha sejauh yang dia kenal, Marchel menganggap Papa Asha adalah orang yang baik, da
Melissa jadi penasaran, dia tanya lagi sama Marchel, "Emang Yanuar diminta bantuannya untuk apa cel? Mendidik Petty ya?""Ya Ma.. maksudnya untuk mendampingi Petty ketemu klien, dan mendidik Petty agar bisa jadi General Manager." Jawab Marchel lebih lanjut. "Sebagai kakak ipar, apa Bram tidak tahu seperti apa adik iparnya ya?" Melissa masih terus bertanya-tanya. "Cukup Ma!!" Sergah Asha. "Kita gak boleh juga melihat kejekan Papa terus, masak sih gak ada sama sekali kebaikannya!!?" Asha tidak bisa terima Papanya terus dipojokkan. "Bukan gitu Sha.. apa yang dilakukan Papa kamu itu, adalah menggenggam bom waktu yang pada saatnya nanti akan meledakkan dirinya sendiri." Jelas Melissa. "Nanti kalau Yanuar telepon saya, akan saya jelaskan semua kekhawatiran kalian, biar dia tahu kalau kalian sudah tahu semuanya." Ujar bi Hana"Saya pikir, kamu memang harus kasih tahu sama Yanuar Han, bahwa Asha anaknya sudah tahu perilakunya, hubungan dia sama Petty, Asha s
Petty berdiri dari duduknya, "Papa belum jawab pertanyaan Petty, kesalahan om Yanuar apa?" Petty mengulang pertanyaannya. "Duduk kamu!!" Bentak Bram, "Kalau kamu mau tahu jawabannya." Lanjut Bram. Petty kembali duduk dan dia mendengarkan penjelasan Bram, "Salahnya Yanuar dia terlalu mengikuti keinginan kamu, dia tidak punya sikap, dan gerak-gerik kalian bikin Papa curiga. Faham kamu!!? Tegas Bram. Petty merasa kalau Bram sudah mencium gelagat yang tidak baik, dalam hubungan Yanuar dan dirinya. Petty sendiri menyadari hal itu, kecurigaan Bram itu sangat beralasan, sehingga dia tidak membantah apa yang dikatakan Bram.Petty sendiri complain dalam rangka kesenangannya yang terganggu, dia tidak pernah memikirkan dampak hubungannya dengan Yanuar, yang nota bene adalah suami tantenya sendiri."Petty pikir sih.. gak perlu harus Papa yang dampingi Petty, Marchel pasti mau membantu kalau Papa yang meminta." Petty kembali mencari celah"Kamu tahu gak apa jabata
Setelah tujuh hari kematian Philip, Melissa mengajak Mami Marchel piknik ke Bali. Ikut juga bersama Marchel dan Asha, yang memanfaatkan moment itu untuk bulan Madu. Tidak ketinggalan ikut juga bik Tum, bi Hana dan Narti. Marchel dan Asha memang sudah memprogramkan untuk berbulan madu, untuk melanjutkan program hamil Asha yang bulan lalu belum berhasil. Sebagai laki-laki, Marchel sangat terbebani secara mental, dia dianggap laki-laki yang tidak subur, padahal secara fisik dia sangat sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Gagalnya program hamil Asha, membuat Marchel dianggap bukan ayah biologis Brama.Marchel benar-benar mempersiapkan diri mulai dari latihan fisik, maupun mengatur pola konsumsi makanan. Marchel rajin nge-gym dan olah raga ringan lainnya. Semua panduan tentang meningkatkan kesuburan menjadi program rutin Marchel selama di Bali. Bukan cuma itu, cottage pun Marchel dan Asha minta terpisah dari Mamanya, alasan Asha mereka ingin menikmati bulan m