Petty berdiri dari duduknya, "Papa belum jawab pertanyaan Petty, kesalahan om Yanuar apa?" Petty mengulang pertanyaannya. "Duduk kamu!!" Bentak Bram, "Kalau kamu mau tahu jawabannya." Lanjut Bram. Petty kembali duduk dan dia mendengarkan penjelasan Bram, "Salahnya Yanuar dia terlalu mengikuti keinginan kamu, dia tidak punya sikap, dan gerak-gerik kalian bikin Papa curiga. Faham kamu!!? Tegas Bram. Petty merasa kalau Bram sudah mencium gelagat yang tidak baik, dalam hubungan Yanuar dan dirinya. Petty sendiri menyadari hal itu, kecurigaan Bram itu sangat beralasan, sehingga dia tidak membantah apa yang dikatakan Bram.Petty sendiri complain dalam rangka kesenangannya yang terganggu, dia tidak pernah memikirkan dampak hubungannya dengan Yanuar, yang nota bene adalah suami tantenya sendiri."Petty pikir sih.. gak perlu harus Papa yang dampingi Petty, Marchel pasti mau membantu kalau Papa yang meminta." Petty kembali mencari celah"Kamu tahu gak apa jabata
Setelah tujuh hari kematian Philip, Melissa mengajak Mami Marchel piknik ke Bali. Ikut juga bersama Marchel dan Asha, yang memanfaatkan moment itu untuk bulan Madu. Tidak ketinggalan ikut juga bik Tum, bi Hana dan Narti. Marchel dan Asha memang sudah memprogramkan untuk berbulan madu, untuk melanjutkan program hamil Asha yang bulan lalu belum berhasil. Sebagai laki-laki, Marchel sangat terbebani secara mental, dia dianggap laki-laki yang tidak subur, padahal secara fisik dia sangat sehat, baik secara jasmani maupun rohani. Gagalnya program hamil Asha, membuat Marchel dianggap bukan ayah biologis Brama.Marchel benar-benar mempersiapkan diri mulai dari latihan fisik, maupun mengatur pola konsumsi makanan. Marchel rajin nge-gym dan olah raga ringan lainnya. Semua panduan tentang meningkatkan kesuburan menjadi program rutin Marchel selama di Bali. Bukan cuma itu, cottage pun Marchel dan Asha minta terpisah dari Mamanya, alasan Asha mereka ingin menikmati bulan m
Mami Marchel melihat ke arah Brama dengan pasat untuk memastikan apa yang dikatakan Melissa tentang Brama. Pada kenyataannya, meskipun Brama bukan darah daging Marchel, namun kemiripan Brama dengan Marchel tidak bisa dipungkiri, seperti apa yang dikatakan Melissa. "Marchel pastinya sangat terbebani sebagai suami bu.. karena Asha belum juga hamil, tapi Asha tidak terlalu mempersoalkannya, karena dia juga harus melanjutkan kuliahnya." Lanjut Melissa. "Ya makanya saya bilang sama Marchel, faktor gen Papinya bisa saja jadi penghambatnya, karena Marchel itu lahir setelah 15 tahun pernikahan kami." Jelas Mami Marchel. "Kalau saya juga begitu bu setelah Asha lahir, dengan suami kedua saya juga tidak hamil-hamil sampai kami bercerai." Cerita Melissa. "Nah itu... jadi faktor genetik sangat mungkin jadi penyebabnya." Timpal Mami Marchel. Marchel sebagai lelaki memang sangat tangguh, saking bersemangatnya dia ingin Asha hamil dia tidak kenal lelah untuk bercinta d
Satu minggu kemudianSepulang dari Bali, Asha sudah mulai sibuk dengan perkuliahannya, dan Marchel sibuk dengan bisnisnya. Brama sementara waktu tinggal dengan Melissa di hotel dengan didampingi Narti. Bi Hana kembali dengan aktivitas semula bisnis katering. Marchel dan Asha tetap tinggal di Pondok Indah mendampingi Maminya.Di kampus tidak banyak yang tahu kalau Asha adalah Mamah Muda, sehingga penampilan Asha pun tetaplah seperti wanita seusianya dengan daya tariknya sendiri. Asha sudah dibekali Marchel sebuah kendaraan pribadi, sehingga aktivitas sehari-harinya mengendarai mobil sendiri.Sebagai wanita keturunan indo, penampilan Asha yang anggun dan cantik, sangat menarik bagi lawan jenisnya. Tidak ada yang tahu kalau Asha adalah isteri seorang pengusaha muda yang tajir, karena penampilan Asha pun tetap bersahaja dan tidak glamour.Asha tidak pernah tergoda oleh lawan jenis yang seusianya, dan dia juga sadar kalau Marchel memberikan kepercayaan kepadanya sera
Mendengar apa yang diungkapkan Marchel, Bram sangat terkejut. Dia tidak menyangka kalau Yanuar sudah punya anak, dan anaknya adalah gadis yang di hamili Bram. Bram berdoa dalam hatinya, agar Petty tidak mengalami apa yang di alami Asha."Terus apa yang harus saya lakukan Cel? Isteri Yanuar sangat marah pada Petty, juga pada saya." Ujar Bram. "Kalau menurut saya, kalau tidak terjadi apa-apa sama Petty, sebaiknya kasus ini diselesaikan secara internal keluarga saja." Saran Marchel. "Kalau bapak perkarakan Yanuar, bisa saja Asha juga akan perkarakan bapak." Lanjut Marchel. Bram berpikir keras mendengar apa yang dikatakan Marchel, karena dia sendiri juga tidaklah baik-baik amat secara pribadi. Bahkan dia tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya terhadap Asha."Tapi adik saya sudah minta cerai pada Yanuar Cel, karena dia tidak bisa terima dengan perilaku Yanuar." "Apakah sudah ada bukti pak apa yang dilakukan Yanuar pada Petty?" Tanya Marchel. "
"Sha.. soal hubungan Papa Yanuar sama Petty sudah terbongkar, keluarga pak Bram ribut besar." cerita Marchel pada Asha saat Marchel temui Asha divsuatu tempat dibluar rumah. "Mas tahu dari mana? Siapa yang kasih tahu?" Tanya Asha. "Tadi pagi pak Bram ajak aku ketemu, akhirnya aku undang dia ketemu di ruangan kerja aku," jawab Marchel. "Om Bram cerita apa aja mas? Apakah dia marah dengan Papa?""Dia gak bisa marah, setelah aku kasih tahu kalau Papa Yanuar adalah Papa kamu. Aku bilang sama pak Bram, sebaiknya kasus itu jangan dibesarkan.""Terus gimana dengan nasib Papa mas?"Sebelum menjawab, Marchel terlebih dahulu merangkul Asha yang ada di sampingnya, "Papa kamu dituntut menceraikan isterinya, yang juga tante Petty." Cerita Marchel. "Biarlah mas.. biar Papa tahu resiko dari perbuatannya. Emang Petty udah ketahuan hamil mas?" Tanya Asha. "Petty masih depresi Sha, tadinya mau dibawa periksa kebdokter, apakah dia hamil atau gak."Marchel
Bram yang sudah tahu identitas Yanuar yang sebenarnya, tidak lagi terlalu menanggapi soal nasib Yanuar. Satu sisi dia sangat marah dengan Yanuar, yang sudah menghancurkan Petty. Tapi, di sisi lain dia pun ingat dengan kelakuannya sendiri yang sudah menelantarkan Asha dan Brama. Marchel dan Asha masih ngobrol berdua. Marchel kasihan dengan Asha, di saat Asha ingin bertemu dengan Papanya, ternyata Papanya pun tidak sebaik yang dia duga. Asha seperti terbebani oleh dosa Papanya, dia hanya menanggung perbuatan Yanuar. "Mas.. aku bingung dengan kehidupan keluarga aku mas. Kok sepertinya ribet banget ya?" Tanya Asha. "Kamu gak usah terlalu terbebani dengan keadaan seperti itu Sha, aku sedang mengajak kamu untuk menyonsong kehidupan yang lebih baik Sha." Ujar Marchel. "Tapi kan aku tidak bisa menutup mata mas dari semua masalah itu? Aku sih bersyukur Tuhan pertemukan kita mas."Marchel terus berusaha meluruskan pandangan Asha yang keliru dalam memandang sebuah
Sebagai seorang isteri Asha tetap meminta pendapat Marchel untuk membicarakan hal itu, Asha mengajak Marchel untuk bertemu di sebuah hotel. Dia sekalian ingin menikmati masa-masa Indah mereka sebagai pasangan muda. Asha minta Marchel menjemputnya di Kampus.Sebagai seorang mahasiswi, tidak ada yang mengira kalau Asha sudah punya suami. Marchel menjemput Asha di kampus dengan mobil sport mewahnya. Tidak ada yang mengira kalau Marchel adalah suaminya, sehingga muncul isu dikalangan teman-teman Asha, kalau Asha wanita simpanan pengusaha.Mobil Marchel memasuki parkiran kampus, Asha menghampiri mobil Marchel,"Mas.. pastiya mereka mengira mas gacoan aku deh," ucap Asha saat masuk mobil. Begitu Asha sudah di dalam Marchel langsung menjalankan mobilnya keluar dari parkiran, "Biarin aja Sha, mereka kan belum tahu kalau kita suami isteri." Jawab Marchel. "Kok kamu kepikiran mau kencan di hotel sih? Sensasi apa yang ingin kamu dapatkan?" Lanjut Marchel"Mas.. k