Marchel mulai kurang nyaman dengan kehadiran Alexandra, karena di samping penampilannya yang sedikit vulgar, juga Alexandra sudah mulai berusaha untuk menggoda Marchel. Suci masuk ke ruangan Marchel dengan seorang office boy, "pak mau dipesanin makanan atau minuman apa?" Tanya Suci"Saya seperti biasanya aja Ci, kamu mau minuman apa Lex?" Marchel menawarkan pada Alexa"Gak usah cel. aku sebentar lagi mau pulang kok, terima kasih mbak."Marchel berusaha untuk menahan Suci tetap berada diruangannya, agar Alexa tidak leluasa untuk menggoda Marchel, "Suci.. ini berkas yang kamu kasih tadi, coba kamu cek lagi yang mana saja yang menjadi prioritas."Suci mengambil berkas-berkas tersebut dan membawanya ke meja kerja Marchel, Suci memeriksa satu persatu berkas tersebut. Keberadaan Suci di ruangannya itu membuat Alexa tidak leluasa, akhirnya dia pamit pada Marchel. "Yaudah cel, aku pamit dulu ya.. kamu kayaknya juga lagi sibuk, ntar kapan-kapan aku telepon
Yanuar telepon Marchel minta waktu untuk bertemu, dan Marchel bersedia menerima Yanuar di kantor Marchel. Melissa tidak tahu kalau Yanuar ingin bertemu Marchel, begitu juga dengan Asha.Marchel menerima Yanuar di ruang kerjanya, "Inilah Pa perusahaan yang di wariskan Papi ke Marchel, ada apa Pa? sepertinya penting sekali?" Tanya Marchel. Yanuar yang suasana hatinya lagi kalut berusaha untuk setenang mungkin bicara dengan Marchel, "Papa sebetulnya bingung mau bicara sama siapa soal ini, tapi bi Hana menyarankan untuk membicarakannya sama kamu cel.." ujar Yanuar. "Soal apa kira-kira kalau boleh Marchel tahu?""Soal kasus Papa sama Petty anak mas Bram, mungkin kamu sudah tahu. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, Petty tidak hamil seperti yang sudah Papa duga sebelumnya.""Sebetulnya apa sih yang sudah terjadi, antara Papa sama Petty?" Marchel bertanya pada Yanuar. "Semua kesalahfahaman aja cel, tidak ada yang terjadi antara Papa sama Petty, Papa masih
"Biasa aja sih.. seperti pertama kali ketemu aja, waktu di kantor pak Bram Papa minta maaf sama kamu Sha, juga kirim salam buat Mama, dan sama kamu."Mendengar itu semua, Asha reaksinya biasa-biasa saja, tidak ada rasa haru atau pun cemas dengan keadaan Yanuar."Kita boleh prihatin dengan kondisi Papa kamu sha, tapi kita juga tidak boleh buru-buru merasa iba. Kita perlu lihat perubahan sikapnya untuk waktu yang cukup lama." Pesan Melissa. "Ya Ma.. Asha sih kecewanya Papa menutupi siapa dirinya pada keluarga isterinya, hanya semata karena tidak ingin terganggu. Sekarang, keadaan sudah berbalik.." ujar Asha"Papa sangat ingin ketemu kamu langsung, tapi aku belum bisa janji, karena aku harus minta izin dulu sama kamu." Ucap Marchel. "Menurut Mama gimana? Boleh gak aku ketemu sama Papa?" Tanya Asha. "Kalau soal itu, Mama tidak boleh melarangnya Sha, karena kalian berdua adalah darah daging yang tidak bisa dipisahkan." Jawab MelissaMarchel merencanaka
Marchel menjadi mediator pertemuan antara Asha dan Papanya, Yanuar. Pertemuan itu di lakukan dalam ruangan tertutup di Mells Residents, itu pun atas keinginan Melissa. Dengan demikian, Melissa bisa menyaksikan pertemuan tersebut lewat CCTV, dari ruang monitor sekuriti.Yanuar dan Asha tidak tahu kalau pertemuan mereka nantinya disaksikan oleh Melissa, hanya Marchel yang tahu rencana Melissa tersebut. Setelah Asha bisa menyiapkan waktu, Marchel kasih tahu Yanuar soal tempat dan waktunya. Marchel menyiapkan sebuah mobil berikut supirnya untuk menjemput Yanuar.Bagi Marchel, ini sebuah pertemuan yang penting antara seorang ayah dan anak perempuan satu-satunya, setelah selama dua puluh tahun mereka terpisah. Melissa memfasilitasi sebuah ruang private room, yang biasa digunakan untuk meeting karyawan hotelnya.Yanuar sangat sadar kalau pertemuan itu di lakukan di hotel milik Melissa mantan isterinya, dan dia tahu kalau Melissa ada di hotel tersebut. Hanya saja yang dia t
"Bagi Papa saat ini, bisa ketemu Asha saja Papa sudah senang cel, Papa terima kasih kamu sudah bersedia mempertemukan Papa dengan Asha." "Pertemuan ini juga difasilitasi Mama Melissa Pa, mungkin beliau ikut menyalsikannya.." ujar Marchel"Kalau pun Melissa menyaksikan pertemuan ini, Papa juga mau menyampaikan permintaan maaf Papa padanya, semoga Melissa mau memaafkan.." Melissa yang menyaksikan dan mendengar apa yang dikatakan Yanuar, tidak kuasa menahan harunya, namun dia tetap berusaha untuk tidak bertemu dengan Yanuar. Ada sesuatu yang sangat menyakitkan pernah dirasakan Melissa, walaupun dia sudah memaafkan Yanuar, namun dia tidak bisa untuk tetap berbaikan dengan Yanuar."Pa.. sampaikan salam Asha untuk bi Hana, cepat atau lambat kami akan memperbaiki keadaan Papa dan bi Hana." Ucap AshaDi luar dugaan Yanuar kalau dia mempunyai seorang anak yang berhati mulia, anak yang selama puluhan tahun merindukan kasih sayang orang tua, ternyata di takdirkan Tuh
Tidak ada yang menyangka kalau sosok Marchel yang low Profile awalnya, ternyata memiliki potensi yang begitu besar untuk menjadi pemimpin keluarga. Marchel yang digembleng Bram dan Philip pada akhirnya harus menengahi berbagai persoalan. Marchel pada awalnya ditempatkan Bram sebagai pengawal wanita simpanannya, namun rupanya Marchel jatuh hati pada wanita yang dikawalnya. Bagi Bram saat itu kehadiran Marchel memang untuk mengalihkan tanggung jawabnya pada Asha. Sekarang begitu banyak masalah yang harus ditengahi Marchel, mulai dari masalah di keluarga Asha, sampai masalah didalam keluarga Bram. Marchel harus mengupayakan hak Yanuar yang ada dalam keluarga Bram, karena Yanuar adalah mertuanya. Bram tidak akan berkutik dengan Marchel, karena Marchel memegang 'kunci' masalah dari Bram dengan Asha. Begitu juga dalam keluarga Asha, Marchel adalah orang yang memegang kendali penyelamatan keluarga Asha. Kelebihan Marchel, dia tidak punya 'cacat' yang menjatuhkan na
"Bisa sih pak, kalau memang di butuhkan, tapi kalau jadi gossip gimana pak?" Suci bertanya balik"Memangnya di gossipin apa? Kita melakukan apa Ci? Kan kita kerja, bukan sedang jalan-jalan?" Jawab Marchel sambil menatap kearah Suci yang ada dihadapannyaJawaban Marchel ternyata diluar dugaan Suci, Marchel sama sekali tidak terpengaruh dengan berbagai gossip, karena dia selalu yakin selama apa yang dikerjakannya benar, maka dia tidak akan peduli dengan berbagai pendapat miring. "Oh ya pak.. tadi Alexa telepon nanyain bapak." Ucap Suci"Terus kamu bilang apa sama dia?" Tanya Marchel"Saya bilang bapak lagi diluar kantor, saya suruh telepon ke ponsel bapak.""Tadi dia WA saya, tapi saya belum balas tuh..""Nanti meetingnya jam 2 siang pak.. bapak mau saya pesanin makan siang apa?" Tanya Suci"Seperti biasanya aja Ci, saya ikut selera kamu ya.." Jawab MarchelSuci keluar ruangan Marchel, dalam kesendiriannya, Marchel terus berpikir, betapa godaa
Marchel dan Suci sudah siap-siap mau berangkat meeting dengan klien, Suci yang melihat sesuatu yang menempel di jas Marchel, segera mendekati Marchel, sehingga dia sangat dekat dengan Marchel,"Maaf pak.." ujar Suci. "Ada sesuatu yang mengganggu pemandangan," lanjut Suci sambil membersihkan kotoran yang menempel di jas MarchelMarchel menatap Suci yang begitu dekat dengan wajah, "Terima kasih Ci.. ucap Marchel yang masih terkesima."Saya tidak ingin bapak malu nanti di depan klien." Tambah Suci dengan terus meneliti penampilan Marchel.Marchel merasa Suci ingin memperlihatkan perhatiannya terhadap Marchel sebagai seorang sekretaris, sepintas apa yang dilakukan Suci adalah sesuatu yang wajar."Oke pak.. kita sudah bisa jalan?" Tanya Suci"Udah sih, semua materi untuk meeting sudah siap ya?" Marchel balik bertanya. "Udah aman pak.." Jawab SuciMarchel dan Suci meninggalkan ruangan menuju kearah lift. Marchel berusaha tetap mem