"Bagi Papa saat ini, bisa ketemu Asha saja Papa sudah senang cel, Papa terima kasih kamu sudah bersedia mempertemukan Papa dengan Asha." "Pertemuan ini juga difasilitasi Mama Melissa Pa, mungkin beliau ikut menyalsikannya.." ujar Marchel"Kalau pun Melissa menyaksikan pertemuan ini, Papa juga mau menyampaikan permintaan maaf Papa padanya, semoga Melissa mau memaafkan.." Melissa yang menyaksikan dan mendengar apa yang dikatakan Yanuar, tidak kuasa menahan harunya, namun dia tetap berusaha untuk tidak bertemu dengan Yanuar. Ada sesuatu yang sangat menyakitkan pernah dirasakan Melissa, walaupun dia sudah memaafkan Yanuar, namun dia tidak bisa untuk tetap berbaikan dengan Yanuar."Pa.. sampaikan salam Asha untuk bi Hana, cepat atau lambat kami akan memperbaiki keadaan Papa dan bi Hana." Ucap AshaDi luar dugaan Yanuar kalau dia mempunyai seorang anak yang berhati mulia, anak yang selama puluhan tahun merindukan kasih sayang orang tua, ternyata di takdirkan Tuh
Tidak ada yang menyangka kalau sosok Marchel yang low Profile awalnya, ternyata memiliki potensi yang begitu besar untuk menjadi pemimpin keluarga. Marchel yang digembleng Bram dan Philip pada akhirnya harus menengahi berbagai persoalan. Marchel pada awalnya ditempatkan Bram sebagai pengawal wanita simpanannya, namun rupanya Marchel jatuh hati pada wanita yang dikawalnya. Bagi Bram saat itu kehadiran Marchel memang untuk mengalihkan tanggung jawabnya pada Asha. Sekarang begitu banyak masalah yang harus ditengahi Marchel, mulai dari masalah di keluarga Asha, sampai masalah didalam keluarga Bram. Marchel harus mengupayakan hak Yanuar yang ada dalam keluarga Bram, karena Yanuar adalah mertuanya. Bram tidak akan berkutik dengan Marchel, karena Marchel memegang 'kunci' masalah dari Bram dengan Asha. Begitu juga dalam keluarga Asha, Marchel adalah orang yang memegang kendali penyelamatan keluarga Asha. Kelebihan Marchel, dia tidak punya 'cacat' yang menjatuhkan na
"Bisa sih pak, kalau memang di butuhkan, tapi kalau jadi gossip gimana pak?" Suci bertanya balik"Memangnya di gossipin apa? Kita melakukan apa Ci? Kan kita kerja, bukan sedang jalan-jalan?" Jawab Marchel sambil menatap kearah Suci yang ada dihadapannyaJawaban Marchel ternyata diluar dugaan Suci, Marchel sama sekali tidak terpengaruh dengan berbagai gossip, karena dia selalu yakin selama apa yang dikerjakannya benar, maka dia tidak akan peduli dengan berbagai pendapat miring. "Oh ya pak.. tadi Alexa telepon nanyain bapak." Ucap Suci"Terus kamu bilang apa sama dia?" Tanya Marchel"Saya bilang bapak lagi diluar kantor, saya suruh telepon ke ponsel bapak.""Tadi dia WA saya, tapi saya belum balas tuh..""Nanti meetingnya jam 2 siang pak.. bapak mau saya pesanin makan siang apa?" Tanya Suci"Seperti biasanya aja Ci, saya ikut selera kamu ya.." Jawab MarchelSuci keluar ruangan Marchel, dalam kesendiriannya, Marchel terus berpikir, betapa godaa
Marchel dan Suci sudah siap-siap mau berangkat meeting dengan klien, Suci yang melihat sesuatu yang menempel di jas Marchel, segera mendekati Marchel, sehingga dia sangat dekat dengan Marchel,"Maaf pak.." ujar Suci. "Ada sesuatu yang mengganggu pemandangan," lanjut Suci sambil membersihkan kotoran yang menempel di jas MarchelMarchel menatap Suci yang begitu dekat dengan wajah, "Terima kasih Ci.. ucap Marchel yang masih terkesima."Saya tidak ingin bapak malu nanti di depan klien." Tambah Suci dengan terus meneliti penampilan Marchel.Marchel merasa Suci ingin memperlihatkan perhatiannya terhadap Marchel sebagai seorang sekretaris, sepintas apa yang dilakukan Suci adalah sesuatu yang wajar."Oke pak.. kita sudah bisa jalan?" Tanya Suci"Udah sih, semua materi untuk meeting sudah siap ya?" Marchel balik bertanya. "Udah aman pak.." Jawab SuciMarchel dan Suci meninggalkan ruangan menuju kearah lift. Marchel berusaha tetap mem
"Tapi kan tidak semua lelaki tergoda sama penampilan fisik seorang wanita Ci, ada juga yang tergoda pada kecerdasannya. Sex appeal-nya justeru pada kecerdasannya.""Kalau dia tergoda kecerdasan saya sih biar aja pak, yang penting bukan saya yang menggoda."Dari pembicaraannya dengn Suci, sepanjang jalan menuju ke tempat klien, Marchel jadi tahu seperti apa karakter Suci. Dia merasa aman dengan Suci, karena Suci tidak terlihat berusaha untuk menggodanya.Marchel juga merasakan selama Suci menjadi sekretarisnya, tidak ada urusan di luar pekerjaan yang dibicarakan dengan Suci. Marchel jadi terpikirkan dengan nama 'Suci' yang menurutnya memang merupakan doa dari media orang tua Suci.Marchel sangat tergoda dengan kecerdasan dan kesigapan Suci, yang dalam kesehariannya selalu memberikan pelayanan terbaik pada Suci. Godaan tersebut berupa kekaguman, bukanlah godaan nafsu.Di Mells Residents Melissa memuji Marchel di depan Asha. Melissa bilang pad
Melissa memanggil Hana ke hotelnya, mereka bicara bertiga dengan Asha, "Hana mulai mulai besok kamu sudah gak perlu lagi usaha katering, kamu saya angkat sebagai supervisor Food and Beverage di hotel ini." Ujar MelissaBi Hana sangat berterima kasih pada Mellisa, "Alhamdulillah.. terima kasih Mel, aku cuma butuh buat mengisi waktu aja." Jawab bi Hana."Fasilitas lainnya saya akan siapkan mobil khusus untuk antar jemput kamu Han, selain itu saya akan sediakan rumah baru untuk kamu." Tambah Melissa."Bi Hana gak usah kuatir sama Papa, Marchel akan cari jalan keluarnya untuk Papa." Timpal Asha."Meskipun saya tidak ingin ketemu Yanuar, tapi bukan berarti saya akan biarkan dia susah Han, saya akan tetap bantu dia.""Apa yang terbaik aja menurut kalian, saya dan bang Yan akan terima, dan sangat berterima kasih dengan semua kebaikan kalian." Ucap bi HanaUpaya Asha berunding dengan Melissa tampaknya membuahkan hasil. Melissa sudah mulai terb
Marchel adalah menantu yang sangat berbakti padanya, Marchel selalu memenuhi kewajibannya sebagai menantu. Hana tidak pernah kekurangan setiap bulan, karena Marchel sudah memenuhinya.Pulang dari meeting, Marchel telepon Yanuar, dia ingin memberikan kabar gembira pada Yanuar, "Hallo Pa.. Papa sehat?" Tanya Marchel."Alhamdulillah sehat cel.. ada kabar apa nih?" Yanuar balik bertanya."Besok Papa tunggu di rumah ya, nanti ada sopir yang jemput Papa, kita ngobrol di kantor sekalian makan siang." Ucap Marchel."Alhamdulillah.. semoga ada kabar baik buat Papa ya cel..""In Sha Allah Pa.. gitu aja ya Pa, Marchel lagi nyetir nih.""Ok cel.. terima kasih ya.."Marchel mengakhiri pembicaraannya dengan Yanuar, dia begitu prihatin dengan keadaan mertuanya."Suci.. besok pagi siapkan sopir buat jemput mertuanya saya ya, kan kemarin sudah tahu rumahnya waktu antar beliau.""Siap pak!!" Ucap Suci yang ada di samping
Marchel sepertinya tidak sepenuhnya mematuhi pesan Melissa, naluri kemanusiaannya mengharuskan dia memberikan pekerjaan pada Yanuar. Padahal sebelumnya, Melissa sudah wanti-wanti jangan terburu-buru percaya pada Yanuar, biarkan Yanuar berusaha dengan maksimal, sebelum memberikan pertolongan kepadanya.Bagi Marchel biar bagaimana pun Yanuar adalah orang tua dari isterinya, yang sedang bernasib tidak baik, kalau tidak Marchel yang menolongnya, siapa yang akan menolong Yanuar.Yanuar merasa Marchel sangat menghormati dan menghargainya, sehingga untuk datang ke kantor Marchel, fasilitas jemputan pun sudah di sediakan. Yanuar pun tidak terpikirkan untuk tidak membalas semua kebaikan Marchel, sehingga dia sudah siap saat mobil jemputan datang.Sampai di kantor Marchel, Yanuar sudah di tunggu Marchel di ruangannya,"Selamat pagi Pa.. aman diperjalanan tadi Pa?" Sapa Marchel sambil mencium tangan Yanuar"Pagi Cel.. Alhamdulillah aman cel, tidak terlalu macet." Jawab