Share

Dua

"Kianna Agusepti." Suara bu Rita terdengar lantang sedang mengabsen nama-nama murid yang ada di dalam kelas XI IPA 1.

Gadis cantik berambut panjang, berwajah oriental itu mengangkat tangan kanannya. "Maaf, Bu, nama saya Kianna Augustephi, bukan Agusepti." Kianna mencoba meralat pengucapan namanya yang dilakukan oleh ibu Rita, wali kelasnya. Sontak seisi kelas terkekeh mendengar protes Kianna pada orang yang salah menyebutkan namanya, terlebih yang diprotes saat ini adalah bu Rita.

Bu Rita berdeham, suara gaduh dan kekehan sekejap mungkin menghilang menjadi kembali hening dan tenang. "Nama belakang kamu itu susah sekali disebut, anggap aja sama itu Agusepti atau Agus apalah itu. Lain kali, ibu absen, panggil nama kamu pake Kianna aja, embel-embel belakangnya gak disebutin, 'kan nama kamu gak pasaran, kayak si Ayu atau Putri."

Kianna hanya bisa menghela napas pasrah mendengar keputusan yang diucapkan oleh wali kelasnya. Keputusan ibu Rita adalah sesuatu yang mutlak yang harus dipatuhi. Andara mengelus punggung Kianna sambil cekikikan menahan ledakan tawanya.

"Orang sabar, pantatnya lebar, Ki." Andara menggoda Kianna.

*******

Hari pertama Kianna resmi menjadi murid kelas XI, dihabiskan dengan aktivitas bebas. Semua murid sekolah mereka, tidak belajar normal. Mereka hanya datang untuk absensi dan mengobrol sampai nanti bel pulang sekolah berbunyi. Kianna sendiri, tidak akan melewatkan kesempatan emas yang jarang terjadi seperti itu. Gadis cantik berponi membawa alat tempurnya berupa earphone, smartphone dan juga novel untuk menyendiri di taman belakang perpustakaan. Taman itu sudah seeperti markas khusus Kianna, selain pemandangannya cukup bagus dipenuhi berbagai bunga, di sana juga jarang sekali didatangi oleh siswa lainnya. Kebanyakan dari mereka lebih suka menghabiskan waktu di kantin.

Kianna mulai membuka lembar putih di dalam salah satu aplikasi di samartphonenya. Jari lentiknya begitu lancar mengetik di atas keyboard ponselnya. Kianna adalah seorang penulis di aplikasi online yang namanya cukup terkenal. Sudah lebih dari enam judul cerita yang Kianna tulis dan semuanya mendapatkan feedback yang cukup baik dari para pembacanya. Gadis itu memilih untuk menulis tentang kisah cinta para remaja, persahabatan dan juga keluarga. Namun, kali ini ia merasa ingin menantang dirinya sendiri untuk menuliskan kisah pribadinya dalam sebuah kisah. Cerita tentang seorang gadis SMA biasa yang secara diam-diam menaruh hati pada kakak kelasnya. Secret Admirer. Kianna ingin membagikan pengalaman kisah cintanya pada semua orang yang dikemas dalam sebuah cerita fiksi.

Tidak ada seorang pun yang tahu tentang Kianna yang menjadi seorang penulis, apalagi mengetahui nama pena yang digunakan Kianna pada dunia tulis menulis. Pengikut Kianna di aplikasi tulis baca online itu sudah puluhan ribu, jika di media sosial instagraam dengan jumlah pengikut sebanyak itu, Kianna sudah bisa menjadi selebgram populer dengan banyak endorse.

Giorgio Fernandes adalah salah satu kakak kelas Kianna yang tampangnya masuk dalam jajaran cowok ganteng dan keren peringkat paling atas di sekolah. Tidak heran jika banyak murid yang mengidolakan Gior, termasuk Kianna salah satunya. Gior merupakan kapten basket yang sering kali mengikuti kejuaraan antar sekolah. Meskipun, Gior adalah siswa berprestasi dan populer, ia sama sekali tidak sombong. Gior adalah makhluk Tuhan super ramah dengan siapa pun.

Pertemuan Kianna dan Gior pertama kali adalah ketika Kianna menginjakkan kaki ke halaman sekolah. Saat itu, Kianna yang baru pertama kali menjadi murid SMA dan tidak cukup mengenal lingkungan sekitar, berdiri mematung di halaman salah satu gedung. Gadis berponi itu bingung dengan begitu besar gedung-gedung di sana dan banyak ruangan. Kianna berinisiatif untuk memberanikan diri bertanya pada satu cowok yang berdiri tidak jauh dari tempatnya. Kianna pikir, cowok itu akan mengabaikan pertanyaannya atau mungkin hanya menunjukkan arah saja gedung aula yang sedang dicarinya. Akan tetapi, cowok itu tidak banyak bicara, tetapi langsung mengajak Kianna untuk mengikutinya dan mengantarnya langsung ke depan pintu aula.

Kianna segera mengucapkan terima kasih pada cowok itu karena sudah berbaik hati mengantarnya dan dibalas dengan anggukan serta senyum manis sejuta watt yang membuat hati Kianna mendadak kesetrum cinta pandangan pertama. Impossible? But, it's true. Mulai dari hari itu, Kianna secara diam-diam mencari tahu sosok cowok yang baik hati bersedia membantunya serta pemilik senyum manis yang sulit ia lupakan.

******

Ketika Kianna sedang asyik dengan dunianya sendiri. Getar notifikasi pesan singkat di handphone membuatnya menoleh dan membacanya.

Kia, kamu di mana sih? Bete nih. Kantin yuk. Aku tunggu di kelas yah.

Kianna segera merapikan semua barang bawaannya untuk segera kembali ke kelasnya. Tidak biasanya Andara mencari dan mengajaknya ke kantin. Biasanya, sahabatnya itu menghabiskan waktu dengan Ridwan, kakak kelas sekaligus wakil ketua OSIS dan juga pacar Andara. Karena alasan itu, Kianna lebih suka menyendiri dibanding mengganggu kesenangan sahabatnya.

Aku tunggu di perpustakaan, Dar.

Kianna membalas pesan Andara dan berjalan menuju perpustakaan yang tidak jauh dari tempatnya saat ini bersembunyi. Gadis berponi itu menyandarkan tubuhnya di salah satu pilar gedung perpustakaan. Dari tempatnya berdiri, Kianna bisa dengan bebas menikmati indahnya makhluk ciptaan Tuhan.

Gior sedang berlari sambil mendrible bola basket untuk di lemparkan ke dalam keranjang. Cowok itu tampak berkeringat dan begitu antusias dalam menghalau lawan mainnya. Di pinggir lapangan, para siswi berkumpul meneriakkan nama Gior. Kianna sendiri hanya berdiri tanpa ekspresi, menutupi perasaan yang sebenarnya agar tidak ada satu orang pun yang curiga padanya.

Pundak kanan Kianna ditepuk pelan membuat gadis itu menoleh. "Kantin yuk!" Andara melingkarkan tangannya pada lengan Kianna dengan ekspresi wajah dibuat seimut mungkin. Mereka berjalan bersisian menuju kantin.

"Tumben gak sama kak Ridwan?" tanya Kianna sambil mengaduk es milo di depannya. Andara menghela napas sembari menyangga dagu dengan kedua telapak tangannya.

"Kak Ridwan lagi rapat OSIS, mangkanya aku dianggurin," keluh gadis berambut panjang itu dan Kianna hanya mengangguk menanggapi.

"Eh, Ki. Lo udah denger gosip belom? Katanya kak Gior sama kak Nada itu pacaran loh. Gila! Perfect couple banget yah," bisik Andara antusias.

"Selera kak Gior emang gak kaleng-kaleng. Aku tuh udah ngeshipperin mereka dari dulu. Kak Gior itu baik, ramah, ganteng banget. Kalo kak Nada sendiri, cantik, gak sombong, apa adanya banget. Astaga! Aku jadi baper sendiri ngebayangi mereka pacaran," gumam Andara.

Kianna hanya tersenyum kecil mendengar gumaman Andara. Mengangguk membenarkan semua ucapan sahabat baiknya itu. Kianna ikut bahagia mendengar berita itu meskipun belum dikonfirmasi langsung dengan yang bersangkutan, tapi melihat kedekatan mereka, tanpa dijelaskan semua orang tahu yang terjadi. Bagi Kianna mengagumi dan menyukai Gior dari kejauhan saja sudah cukup, tanpa perlu memilikinya.

Suasana kantin mendadak riuh ketika Gior, Nada dan juga teman lainnya masuk ke kantin. Mereka semua duduk tidak jauh dari tempat Kianna dan Andara. Andara tiba-tiba mencengkeram kuat lengan Kianna membuat gadis yang sedang membaca novel itu menoleh sambil meringis kesakitan.

"Dara, sakit," keluh Kianna sambil menepuk cekalan Andara. Seolah menulikan telinga, Andara malah mengirimkan Kianna kode agar gadis itu menoleh ke arah kanan tempat duduknya. Pandangan Kianna mengikuti isyarat Andara dan di sana ia menemukan kedekatan antara Gior dan Nada.

Terlihat Gior menyodorkan segelas jus jeruk dan batagor pada Nada. Pemandangan manis itu segera membuat riuh sorak-sorai sekeliling mereka. Tidak sampai adegan manis Gior pada Nada, kini malah sebaliknya, Nada memberikan handuk kecil pada Gior.

"Baju lo basah semua. Mandi keringet begini. Lo bawa baju ganti gak? Bau banget, sumpah!" kata Nada penuh perhatian. Gior tampak mengangguk sambil mengelap peluh yang membanjiri wajah dan lehernya.

"Biar bau begini, tapi lo tetep suka deket-deket kan?" goda Gior. Lagi-lagi siulan terdengar begitu ramai diberikan oleh teman-temannya untuk menggoda pasangan itu.

Kianna hanya menunduk, tersenyum kecil. Jauh di lubuk hatinya, ia merasa iri dan sedih, tetapi ia meyakinkan diri agar ikut bahagia ketika orang yang disukainya merasa bahagia.

"Uh, so sweet banget sih mereka," puji Andara.

Saat keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing, dan suara bising kantin yang menggoda keromantisan Gior dan Nada, tiba-tiba suara berat menyapa Andara dan juga Kianna membuat keduanya menatap sumber suara.

"Boleh gabung 'kan?" tanya kak Ridwan membuat Andara mengangguk antusias.

Ridwan tidak datang sendirian, di sampingnya ada seorang cowok bertubuh tinggi, memiliki kulit cokelat terang bernama Lutfi, sahabat Ridwan yang juga anggota OSIS. Andara dan Ridwan sibuk bercerita berdua, sedangkan Kianna kembali lagi fokus pada novel yang ia bawa.

"Kamu suka baca novel ya?" tanya Lutfi mencoba mencari topik pembicaraan pada Kianna.

Kianna mengangkat wajahnya dan menoleh ke arah Lutfi sambil mengangguk kecil.

"Hmm, iya, Kak," jawab Kianna begitu singkat.

"Novel apa yang kamu suka? Maksudnya genre apa?" Lutfi mulai mengorek informasi tentang Kianna.

"Banyak, salah satunya tema remaja, Kak." Kianna hanya menjawab seperlunya.

Andara pernah bercerita pada Kianna jika Lutfi memiliki perasaan padanya. Namun, Kianna mencoba terlihat biasa saja menanggapinya. Di mata Kianna, Lutfi adalah sosok kakak kelas yang baik, cukup berprestasi dan juga populer karena ia memiliki band di sekolah ini.

"Kamu nanti pulang sama siapa?" Belum sempat Kianna membuka mulut untuk menjawab, suara teriakan menggoda Lutfi menyela. Teriakan yang berasal dari anggota Gior's Squad.

"Usaha terus, Lutfi! Pepet terus sampe berhasil!"

Gior dan Nada tertawa bersama teman-temannya yang lain, sedangkan Kianna hanya diam menunduk malu.

"Anjrit! Berisik lo pada!" Lutfi membalas dengan lemparan pipet.

"Tiati, Dek! Kak Lutfi itu garang, dia sejenis sama kucing garong!" ledek Nada.

"Mentang lo, udah jadian sama Gior, songong lo ya, Nad! Berani lo ngatai gue!" Ejekan Lutfi dibalas dengan juluran lidah oleh Nada.

"Kak Lutfi, maaf yah, Kianna permisi ke kelas duluan." Kianna berdiri sambil membereskan barang bawaannya membuat Andara melongo kebingungan.

"Kia, mau ke mana?" tanya Andara.

"Kelas, Dar. Permisi semuanya!" Saat Kianna berdiri dan melangkah menuju pintu keluar kantin, matanya tidak sengaja bersirobok dengan Gior. Kianna hanya mengangguk tanpa tersenyum, seolah memberi isyarat permisi pada semua kakak kelas yang ia lewati.

Lutfi memandang punggung Kianna yang mulai menghilang dari pandangannya. "Gara-gara lo semua, doi jadi cabut!" keluh Lutfi pada teman-temannya.

"Lo sih, grasak grusuk. Gak bisa sabaran dikit, ngadepin cewek kalem, pendiem modelan itu," ejek Ridwan.

"Usaha lagi yang keras, Bro!" ucap Gior sambil menepuk punggung Lutfi dan ikut membubarkan diri dari kantin menuju kelas mereka.

'Huh! Semangat, Lutfi!' Lutfi menyemangati dirinya sendiri.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status