Share

Enam

Demi apa pun, Gior sudah berhasil membuat Kianna salah tingkah setengah mati. Cowok ganteng itu melakukan prank karena kalah dalam bermain game. Dengan konyol, Bambang memintanya untuk memberikan prank pada Kianna. Adik kelasnya yang cukup tertutup dan terbilang irit bicara itu.

Mau tak mau, Gior melakukan apa yang diperintahkan Bambang padanya demi memenuhi persyaratan kalah taruhan itu. Kianna begitu kesal dan menahan malu disaat yang bersamaan. Untung saja, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk menanggapi kata-kata Gior yang ternyata hanya prank.

Di hadapan Kianna, Andara tidak bisa menahan tawanya ketika mengetahui jika itu hanya prank semata yang dilakukan Gior pada sahabatnya. Meskipun sempat terlintas dipikiran Andara jika Gior memang sedang memuji Kianna.

"Sumpah ya, Ki, aku pikir kak Gior tadi beneran mau muji kamu. Aku sudah baper setengah hidup dan ternyata cuma prank dari kak Bambang," ucap Andara saat mereka berdua tengah berjalan menuju kelas.

"Aku pikir, kak Gior senekat itu muji cewek lain di depan pacarnya sendiri. Demi apa pun, kalo aku jadi kamu, mungkin udah jatuh pingsan sangking deg-degannya. Sayangnya, yang di prank itu, manusia lempeng macem kamu begini. Ya, gak bereaksi apa pun jadinya," oceh Andara.

Kianna sibuk dengan pikirannya sendiri. Ada rasa senang sekaligus kesal yang gadis itu rasakan. Kianna juga sempat berpikiran sama dengan yang diucapkan Andara, tidak mungkin Gior mau memuji cewek lain, yang jelas-jelas pacarnya ada di sana juga. Gior tipikal cowok yang setia, Kianna tahu itu. Gior tidak pernah berlebihan bermain-main dengan cewek lain yang bukan satu kelas dengannya apalagi dengan adik kelasnya yang banyak secara terang-terangan mengaku suka dengan cowok tampan itu. Akan tetapi, Gior tetap bersikap biasa dan santai menghadapinya. Itu yang membuat Kianna berpikir jika Gior begitu menjaga hati Nada, pacarnya.

****

Hari-hari berganti begitu saja. Tidak ada hal spesial yang terjadi antara Kianna dan Gior. Keduanya sama-sama menjalani hari seperti biasa. Kianna tetap dengan kebiasaannya memberikan post it di meja Gior tanpa seorang pun tahu dan masih menulis lanjutan kisah cinta diam-diamnya di aplikasi online.

Gior sendiri, masih tetap bermain basket dan menjalani hubungan yang kian harmonis dengan Nada meskipun tidak berlebihan seperti pasangan jaman now lainnya. Lutfi, kakak kelas Kianna yang beberapa waktu lalu berusaha keras mendekati Kianna kini mundur perlahan dan sedang membuka hati untuk adik kelas Kianna yang lainnya yang bernama Khalilah.

Terlalu sulit bagi Lutfi untuk mendobrak pintu hati Kianna yang makin ke sini makin tertutup rapat. Kianna pun tidak berusaha untuk membuka hatinya pada Lutfi karena memang Kianna tidak menyukai Lutfi. Ia tidak mau menjalani hubungan hanya karena rasa iba atau kasihan semata.

*****

Suasana bising di dalam kelas membuat Kianna tidak betah. Ia lebih suka, suasana yang tenang dan tentunya sepi. Akhir-akhir ini, sekolahnya sering mengadakan rapat guru yang membuat semua pelajar sekolah itu merasakan nikmatnya jam kosong.

Bahagia bukan main, untuk siswa yang malas atau jenuh dalam belajar. Kalau Kianna sendiri, ia senang-senang saja, mau belajar atau tidak. Seperti halnya saat ini, Kianna tengah bersiap membawa seluruh peralatan bersembunyinya.

Earphone, novel dan smartphone. Kianna memilih untuk menyendiri di markasnya, taman belakang di kursi bawah pohon. Ide tengah mengalir deras di kepalanya, hanya tinggal ia tuangkan ke dalam rangkaian kata-kata.

Sayup-sayup Kianna mendengar suara orang berbincang tak jauh darinya. Suara yang begitu Kianna kenal.

"Gi, sampe kapan kita kayak gini?"

Pertanyaan yang terlontar itu membuat Kianna menoleh untuk memastikan jika telinga dan tingkat kepekaannya masih begitu tinggi. Giorgio dan Nada, tebakan Kianna benar.

Keduanya duduk bersisian, Gior fokus dengan ponsel di tangannya entah sedang melakukan apa, sedangkan Nada sedang memilin-milin saputangan yang dipegangnya.

"Gior, sampe kapan kita kayak gini?" Nada mengulang pertanyaannya yang sempat diajukannya tadi.

"Giorgio Fernandes! Lo denger ga sih gue ngomong?" bentak Nada pada Gior yang mengabaikan pertanyaan Nada.

Kianna sempat tersentak ketika mendengar Nada membentak Gior. Sepengetahuan Kianna, baik Gior ataupun Nada tidak pernah saling membentak satu sama lain.

"Hmm ... gue denger. Terus mau lo apa?" jawab Gior dan bertanya balik pada Nada tanpa memalingkan mukanya dari ponsel.

"Kita putus!" kata Nada pelan.

Meskipun pelan, Kianna masih bisa mendengar ucapan Nada. Gadis itu melotot dan detak jantungnya berpacu dengan cepat. Padahal Nada mengatakan itu pada Gior, tapi dirinya yang bereaksi lebay.

'Kenapa harus putus?' pikir Kianna.

"Lo udah bosen merani karakter jadi pacar gue?" tanya Gior dengan terkekeh tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel.

"Gue bukannya bosen, cuma gue mau punya pacar beneran," kata Nada.

"Gue lagi deket sama Aldi, Gi! Kalo tetep kita begini, pura-pura pacaran, gue sama Aldi ga akan jadian!" curhat Nada.

'Aldi? Siapa Aldi?' batin Kia.

"Ya udah, thank you udah bantu gue sampe sejauh ini, sepupu gue yang baik hati. Kita putus sekarang ya!" kata Gior sambil mengacak-acak rambut Nada.

"Lebay lo!" ketus Nada.

"Ih, Gior! Berantakan semua ini rambut gue! Sial lo, ya udah mulai sekarang ga perlu lo akting sok manis lagi ke gue! Lagian sana gih cari tuh orang yang sudah lama bikin lo penasaran, yang tiap hari baek banget ngasiin lo quote-quote of the day itu," cibir Nada menggoda Gior, tapi Gior hanya tersenyum simpul dengan kelakuan sepupunya itu.

"Gue udah tau orangnya!" jawab Gior santai yang ditanggapi tatapan penuh penasaran Nada.

"Siapa?" tanya Nada.

"Kepo deh lo. Udah sana pergi, ganggu gue aja," usir Gior pada Nada.

"Is, bener-bener yah lo ini. Ya udah deh, gue balik ke kelas dulu," pamit Nada. Gior hanya mengangguk menanggapi ucapan Nada padanya.

Di ujung sana, Kianna cukup terperangah mendengar obrolan antara Nada dan Gior. Dugaannya jika Gior dan Nada berpacaran ternyata salah. Bukan hanya dugaannya, tapi satu sekolah.

Pernyataan Gior yang sudah tahu siapa orang yang hampir setiap hari memberi quotes di mejanya membuat Kianna cukup gelisah. Kianna bergegas membereskan beberapa novel yang dibawanya dengan dipeluk menggunakan lengan kiri, sedangkan tangan kanannya menggenggam erat ponsel. Kianna ingin melarikan diri secepatnya ke kelas. Menjauhkan diri dari Gior.

Baru tiga langkah Kianna beranjak dari tempat duduknya, tubuhnya mendadak oleng akibat shock dengan keberadaan orang yang ingin ia hindari. Gior sudah berdiri di hadapannya dengan menatap lurus ke arah Kianna bersedekap tangan. Kianna gugup, mencoba menghindari tatapan mata Gior.

"Maaf, Kak, saya mau kembali ke kelas," kata Kianna pada Gior. Gior seolah tak acuh dengan ucapan itu.

"Tatap mata gue!" perintah Gior pada Kianna, Kianna mengerenyitkan dahi mendengarnya.

"Kianna Augustephie! Anak XI IPA 1 yang rajin kasih gue tempelan Quotes dan juga penulis dengan username: panggilakukey, that's right?" Ucapan Gior yang membuat Kianna mati kutu. Keringat dingin mengucur di dahi serta sekujur tubuhnya. Bibirnya kelu untuk sekadar menjawab ucapan yang terlontar dari mulut Gior.

Ternyata Gior sudah tahu identitas aslinya dan dunia pun seolah mendadak berhenti menurut Kianna. Ia ingin sekali ditelan bumi saat itu juga karena ia tidak tahu bagaimana mengubur rasa malunya pada Giorgio. Cowok yang dikagumi sekaligus disukainya.

"Hei ... Kianna, lo punya mulut 'kan buat jawab pertanyaan gue tadi? Liat gue, emang sepatu lo lebih menarik dibanding muka ganteng gue?" canda Gior, tapi tetap membuat Kianna tidak dapat berbicara sepatah kata pun.

"Lo, Kianna yang ditaksir Lutfi 'kan? Yang di fans-in sama Bambang juga." Kianna menatap ragu Gior saat mendengar pertanyaan, tapi seperti pernyataan telak.

"Gue udah nunggui lo muncul ke muka gue secara terang-terangan hampir beberapa bulan ke belakang ini. Eh, ternyata makin hari lo makin main kucing-kucingan sama gue,"

"Sampe akhirnya, hari ini lo nguping obrolan gue sama Nada sendiri. Jadi, gue gak perlu repot ngejelasin apa pun lagi sama elo. Soalnya apa yang elo denger itu, yah, itulah kenyataannya,"

"Cuma sama kayak Nada sih gue. Gue mau punya pacar beneran sekarang, gak yang pura-pura lagi," jelas Gior panjang lebar.

Kianna menautkan kedua alisnya saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Gior. Apa maksud cowok itu berbicara seperti itu padanya?

Gior maju mendekat ke arah Kianna berdiri, memberi jarak hanya beberapa sentimeter.

"Gue baca cerita lo yang Secret Admirer itu." Kianna mendongak terbelalak.

"Gue juga mau Happy ending ceritanya. Jadi, gue mau lo jadi pacar gue!" kata Gior penuh dengan ketegasan dan Kianna menatap mata Gior mencari celah kebohongan, tapi Kianna tidak menemukannya.

"Kianna Augustephie—mulai hari ini kita resmi pacaran. Kelamaan nunggu lo jawab," kata Gior tegas sambil menarik tubuh tegang Kianna ke dalam dekapannya.

"Thank you, yah, buat quotesnya, gue suka. Gue juga suka baca cerita-cerita yang lo tulis, tapi gue ga suka sad ending, gue maunya happy ending, khusus buat cerita kita."

"Lo kurang pinter nyembunyiin identitas lo dari gue. Lo seneng 'kan sekarang punya pacar, cowok ganteng, pinter, baik hati, ga sombong, idola, bintang sekolah pula." Gior meninggikan dirinya sendiri yang membuat Kianna tersenyum simpul.

Gior melepaskan pelukan hangatnya pada Kianna, menatap gadis itu yang hanya diam.

"Lo ga mau ngomong apa-apa gitu sama gue?" tanya Gior pada Kianna yang mendadak bisu dan kaku, Kianna menunduk menatapi ujung sepatunya.

Ia bingung harus berbuat apa. Ternyata lebih sulit berhadapan langsung dengan orang yang disukai ketimbang mengawasi dari kejauhan.

Kianna mendongak, mencoba memberanikan diri menatap Gior. Gior pun sebaliknya menatap Kianna dengan tersenyum manis.

"I love you, Kianna," ucap Gior yang membuat Kianna kaget mendengarnya.

"Hah?" Hanya kata itu terucap dari bibir Kianna.

"Penjelasannya nanti aja. Mulai sekarang yang jelas lo resmi jadi pacar gue!" kata Gior tegas.

"Apa?" Kianna masih tidak percaya atas apa yang didengarnya.

"Kita PA-CA-RAN!!" eja Gior.

"Maksudnya, aku sama kakak punya hubungan? Kak Gior pacar Kianna?" tanya Kianna ragu.

"Iya, Sayang. Giorgio Fernandes sekarang pacar kamu, bukan Lutfi atau Bambang." Gior menekankan kata pacar pada Kianna.

"Kia ga lagi mimpi 'kan?"

Gior menarik lengan Kianna agar mendekat dengannya. Gior mengecup telapak tangan Kianna, gadis itu melotot terkejut.

"Masih mikir ini mimpi?" tanya Gior dan Kianna menggeleng kaku.

*****

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status