Share

8. Kenapa Sayapku Hilang?

“Apa yang kalian tunggu? Cepat lawan perempuan itu!” jerit salah satu dari mereka.

Tanpa menunggu lama, mereka mulai menyerang Kaliya secara bersamaan. Meski seluruh tubuh Kaliya sakit, kekuatan iblis tentu saja lebih besar dari pada kekuatan manusia.

Maka dari itu, Kaliya dengan mudah membanting mereka, menendang tubuh mereka hingga terpental, bahkan ia mampu membuat senjata besi yang mereka bawa menjadi hancur.

“Aku tidak main-main soal mencabik jantung kalian, lho! Jangan berani macam-macam denganku!” seru Kaliya marah. Kilat kemerahan menyorot dari matanya.

Seorang gadis yang tadi bergabung dengan mereka, kini malah memojokkan diri di antara jajaran tong sampah. Bau pendosa yang sudah busuk, kini semakin menyiksa usai berpadu dengan tumpukan limbah rumah tangga.

“Kenapa kamu bersembunyi seperti itu?” gumam Kaliya lembut. Dia berjalan mendekat dengan langkah ringan. “Bukankah tadi kamu sangat ini menyerangku, hm? Kemarilah, gadis kecil. Mari kita bermain bersama!”

“Tidak! Pergi dari sini! Aku mohon, pergi! Tolong biarkan aku hidup! Tolong selamatkan aku, hiks!”

“Cih. Teruslah menangis seperti itu saat aku merobek jantungmu!”

Tanpa belas kasihan, Kaliya langsung mencengkeram wajah perempuan nakal itu dengan satu telapak tangannya. Seketika itu pula, kepulan asap memenuhi wajah perempuan tadi. Jeritan kencang di gang sempit itu terdengar amat menggema. Namun, Kaliya tidak peduli. Dia terus membakar wajah gadis tadi dengan percikan api dari telapak tangannya.

Usai gadis itu tak sadarkan diri, Kaliya menjatuhkannya ke tanah dengan jijik.

“Ew, aku benci disentuh oleh manusia!” gumamnya sambil menyeka telapak tangan dengan baju yang ia pakai.

Saat melakukan itu, Kaliya teringat dengan ejekan anak-anak tadi.

“Hei, Nona. Bajumu manis sekali!”

“Benar, hahaha. Apakah itu kaos dalaman milik pria?”

Kaliya kembali geram. Jika mereka berkata seperti itu, berarti baju yang ia pakai memang sangat jelek. Dia mengamati lima tubuh manusia yang terkapar. Tiba-tiba, naluri licik iblisnya muncul.

Tanpa menunggu lama, Kaliya segera melucuti pakaian yang dikenakan oleh perempuan tadi, kemudian dipakaikan ke tubuhnya sendiri.

Luka besar di punggungnya terlihat jelas. Dia berusaha menatap punggungnya lewat cermin api yang dia ciptakan.

Saat melihat luka menganga itu, setitik air mata berhasil jatuh. Kaliya kesakitan bukan hanya karena terluka secara fisik, tapi hatinya juga terasa sakit.

Dia belum sempat berkabung usai kepergian Elliot. Kemudian ia kehilangan sayap berharganya yang selalu diidam-idamkan oleh kaum iblis.

Kaliya merasa gagal. Dia merasa bahwa dia tidak pantas menjadi keturunan terakhir dari kaum Azazel.

“Ayah, tenanglah. Mungkin, saat ini aku memang lemah. Tapi aku akan membalaskan dendam Ayah kepada Lucifer. Akan aku pastikan iblis itu hancur!”

****

“Apa maksud kalian? Kenapa kalian tidak bisa menemukan Kaliya?!” Lucifer membentak seluruh anak buahnya dengan murka. Dia melayangkan petir ke arah beberapa budak suruhannya sehingga mereka langsung binasa.

“Ampun, Tuanku! Tapi kami benar-benar tidak bisa menemukannya!” Salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bicara. Kemudian, anak buah lainnya yang sedang bersujud pun mengikuti.

Lucifer menjambak rambutnya sendiri dengan gusar. Sedari tadi dia mondar-mandir dengan raut wajah resah yang kentara. Bahkan, beberapa istri Lucifer sampai khawatir melihatnya.

“Aku tidak mau tahu. Kalian harus mencari Kaliya ke mana pun! Jika tidak ada di bumi, maka cari ke planet tata surya lainnya! Jangan berani kembali ke sini jika kalian belum menemukannya!” seru Lucifer marah. Bola matanya sangat merah bagaikan darah.

“Baik, Tuan Lucifer! Kami akan melaksanakan perintah Anda.”

Para pasukan iblis itu melesat dengan cepat bagaikan bayangan. Mereka kembali menyisir setiap bagian lapisan langit. Beberapa ada yang turun ke bumi, beberapa yang lain menyebar untuk memeriksa planet lain.

Meski sudah mengerahkan hampir semua pasukan iblis, Lucifer tetap gusar. Dia duduk di kursi kemegahannya dengan tidak nyaman.

“Tenanglah, Suamiku. Mereka pasti bisa menemukan istri barumu itu!” ujar salah satu wanita iblis yang berstatus sebagai Lucifer.

“Benar, Suamiku. Mereka pasti bisa menemukannya. Tidakkah sebaiknya kamu beristirahat saja?” usul istrinya yang lain.

Istri-istrinya yang lain mengangguk setuju. Mereka juga terus membujuk Lucifer agar mau beristirahat, atau setidaknya mau bersenang-senang dengan mereka. Biasanya, Lucifer akan senang saat mendapat hiburan seperti itu. Namun, saat ini kondisinya berbeda. Kaliya kabur dengan barang berharga yang Lucifer miliki!

“Aku tidak bisa memejamkan mata dalam keadaan seperti ini!” bentak Lucifer. “Apa kalian tidak bisa berhenti menggangguku? Atau aku perlu melemparkan kalian ke neraka terlebih dahulu?!”

“Ampun, Suamiku! Tolong ampuni, kami! Kami hanya sangat mengkhawatirkanmu!”

Semua istri berseru bergantian sambil bersujud di kaki Lucifer. Lucifer hanya menghembuskan napas kasar. Dia bahkan menendang salah satu wanita iblis yang paling dekat dengan posisinya karena kesal.

“Pergilah! Enyahlah dari pandanganku sebelum aku melenyapkan kalian semua!”

Bersamaan dengan itu, para wanita iblis melesat ke ruangan mereka masing-masing. Kini, tinggal Lucifer sendirian. Dia bergumam pelan.

“Kaliya sialan. Aku akan mencabikmu jika sampai tertangkap. Tunggu saja, Kaliya. Setelah ini kamu akan berakhir di tanganku!”

Suara debuman mengagetkan Lucifer. Saat pria iblis itu menoleh, dia mendapati beberapa anak buahnya sedang berjalan ke arahnya.

“Apa-apaan ini? Sudah kubilang jangan kembali sebelum menemukan Kaliya! Apa kalian tuli?!”

“Mohon maafkan kami, Tuanku. Kami memang belum menemukan Kaliya. Tapi kami telah menemukan saudaranya.”

Salah satu anak buah iblisnya membawa sosok perempuan menghadap Lucifer. Kala itu juga, Lucifer langsung menyeringai.

“Katarina? Lama tidak berjumpa.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status