“Tunggu! Aku tidak mengerti apa maksudmu, Kaliya.” Orlando berkata, sementara di salah satu jemarinya sudah ada seekor kunang-kunang yang mendarat.
Sayap kunang-kunang itu tampak mengepak kecil. Hal ini membuat Kaliya jadi merindukan eksistensi sayapnya sendiri.
“Berhentilah bermain dengan kunang-kunang itu! Kita harus segera masuk ke dalam pohon!” ujar Kaliya lagi.
Karena perkataan Kaliya, kunang-kunang tadi jadi terbang lagi dari tangan Orlando. Melihat hal itu, Orlando sedikit cemberut.
“Aku bisa mengerti ketika kamu menyuruhku untuk bermain dengan kunang-kunang. Karena aku tahu biasanya hewan itu hanya diajak main oleh anak kecil,” ujar Orlando. “Tapi untuk mengajakku masuk ke dalam pohon, sungguh aku tidak bisa mengerti apa tujuanmu, Kaliya.”
Helaan napas terdengar dari bibir gadis itu. Kaliya hendak menjawab perkataan Orlando, namun embusan angin di sekitar mereka tiba-tiba saja bertiup lebih ke
“Jangan melamun seperti itu, Orlando! Kita harus menyerang mereka lebih dulu sebelum mereka datang mengepung kita!” peringat Kaliya lagi.“Jika kamu menjamin bahwa setelah ini aku akan tetap hidup, maka baiklah. Ayo lawan siluman serigala yang kamu maksud itu, Kaliya,” ucap Orlando dengan gugup.Sudut bibir Kaliya sedikit tertarik. Meskipun tampak seperti pemeran antagonis, tapi di mata Orlando reaksi Kaliya barusan malah dianggap menarik.Kaliya pun segera melongokkan kepalanya ke dalam lubang pohon yang tingginya hanya sebatas lutut itu. Dia merangkak bagaikan seekor binatang agar tubuhnya bisa masuk ke dalam lubang tersebut. Ketika kepalanya masuk ke dalam sana, Kaliya langsung disambut oleh benang-benang panjang bagaikan sarang laba-laba yang menjuntai dari segala arah. Bedanya, benang-benang ini ternyata berasal dari bulu-bulu para serigala itu.Di sisi lain, mata Orlando melebar ketika melihat tubuh Kaliya bagaikan dilahap ol
Orlando langsung gugup. Pegangan tangannya pada tangan Kaliya berubah semakin erat. Hal ini membuat kulit pucat Kaliya malah terlihat semakin pucat.Para serigala itu maju satu langkah lebih dekat ke arah mereka. Ya... Orlando dan Kaliya saat ini tengah dikepung!“Kaliya, tidak ada waktu lagi. Kita harus pergi sekarang!” pekik Orlando, tangannya gemetar saat dia menggenggam tangan Kaliya.“Tidak, Orlando. Kita tidak bisa pergi ke mana pun! Apa kamu tidak lihat kalau para serigala ini mengepung kita?”“Tidak! Aku tidak ingin melihatnya! Aku berharap saat ini aku buta dan tiba-tiba terbangun di atas ranjang apartemenku!” rengek Orlando.Kaliya memutar pandangannya, lalu dia beralih kembali ke arah para siluman serigala itu. Makhluk-makhluk tersebut terdengar saling melemparkan candaan satu sama lain, dan bahan olok-olok itu adalah Kaliya serta Orlando. Beberapa dari mereka ada yang berwujud seperti manusia dan berbulu, namun ada juga yang berwujud seperti serigala sungguhan. Lidah mere
“Maka dari itu fokuskan dirimu!” seru Kaliya lagi. Suara perempuan iblis itu terdengar lebih keras dan tegas, sehingga Orlando pun seolah dibawa kembali ke kenyataan.Para serigala itu mencoba menembus lingkaran api yang dibuat oleh Kaliya. Beberapa dari mereka berhasil masuk ke dalam lingkaran, meski bulu-bulu mereka ada yang terbakar. Namun, dengan sigap Kaliya melemparkan bola api ke tubuh para serigala itu sehingga mereka kembali terpental dalam keadaan terbakar.Hal tersebut berhasil membuat beberapa serigala lain mundur. Nyali mereka mendadak ciut saat melihat aksi Kaliya. Namun, pemimpin dari klan serigala itu malah murka karena melihat reaksi semua anak buahnya. Serigala besar itu melolong kencang dan panjang. Lolongannya mampu membuat siapa pun yang mendengar akan merinding ngeri, bahkan sampai merasakan sakit di gendang telinga.Kaliya dan Orlando sendiri refleks menutup kedua telinga mereka saat mendengar lolongan panjang tersebut. Beberapa saat kemudian, mereka memberanika
Dan ketika perempuan iblis itu berhasil menemukan apa yang dia cari, mata Kaliya langsung terbuka dalam seketika. Sorot mata perempuan iblis itu berubah menjadi kemerahan dan sangat menyeramkan.Dengan kecepatan yang melebihi embusan angin kencang, Kaliya langsung menyemburkan kobaran api yang begitu besar. Perempuan iblis itu bahkan sampai berteriak karena merasakan sensasi puas dan sakit di seluruh tubuhnya akibat mengeluarkan kekuatan yang begitu besar. Bekas luka di punggung Kaliya juga terasa berdenyut, dan hampir membuatnya terjatuh. Kaliya jadi terpikirkan kembali dengan sepasang sayapnya yang belum tumbuh.Namun, baginya itu semua tidak penting saat ini. Yang jelas, Kaliya harus mengalahkan para siluman serigala itu dan membuktikan kepada mereka bahwa Kaliya lebih berkuasa!“Musnah kalian semua! Aku tidak akan membiarkan kalian keluar dari sini dengan selamat!” seru Kaliya menggema di dalam sana.Para serigala itu saling menyahut dalam erangan dan pekikan yang sangat memuakkan
Orlando menggelengkan kepalanya. Dia bahkan langsung menampar pipi sendiri setelah menyadari apa yang dia pikirkan.“Bagaimana mungkin aku menganggap bahwa Kaliya itu mempesona? Belum lagi, perempuan iblis itu sedang ada dalam keadaan marah besar, dan aku malah senang ketika melihatnya?” batin Orlando masih tak percaya.Lelaki itu berseru jengah beberapa kali. Kemudian dia kembali melirik ke arah Kaliya.Kini, tangan Kaliya yang tadinya terentang ke tubuh serigala besar itu, kembali lunglai di kedua sisi tubuhnya. Beberapa detik kemudian, wanita iblis itu ambruk ke tanah.“Kaliya!” seru Orlando spontan. Dia hendak bergerak untuk mendekati Kaliya, namun tiba-tiba embusan angin kencang kembali menerpa dadanya, sehingga tubuh Orlando kembali melayang ke belakang.Kaliya sendiri mengerahkan sisa kekuatannya untuk bergerak mendekati jasad serigala besar tersebut. Sepasang mata iblisnya masih menyorotkan sinar kemerahan. Kuku-kuku jari tangannya juga mencuat panjang dan hitam. Dengan tangan
Lelaki tinggi yang berdiri di hadapannya hanya tersenyum kecil. Tak lama, dia juga ikut melangkah agar jaraknya lebih dekat ke tubuh Orlando.“Apa yang mau kamu lakukan?!” seru Orlando lagi memberanikan diri.Orlando segera menghalangi tubuh Kaliya dari tatapan lelaki di hadapannya, karena Orlando takut jika lelaki itu adalah bagian dari klan siluman serigala dan hendak membawa Kaliya pergi.Namun ternyata, dugaan Orlando salah. Lelaki di hadapannya kini malah membungkuk, lalu berlutut menggunakan salah satu kakinya. Kemudian, dengan tulus dia berucap, “Terima kasih”.Orlando tertegun saat mendengar bisikan dari lelaki itu. Terima kasih katanya? Tentu saja hal itu membuat Orlando bertanya-tanya.“Te-terima kasih untuk apa? Kamu dan aku bahkan tidak mengenal satu sama lain!” ucap Orlando. Meski dia berusaha untuk berkata dengan tegas, nyatanya nada suaranya masih terdengar gugup.Untung saja lelaki di hadapan Orlando itu tidak menertawakan atau mengomentari cara bicara Orlando. Dia mal
Lelaki itu tiba-tiba saja menunduk. Memori masa lalu kembali berlomba memasuki ruang di dalam kepalanya. Kenangan buruk yang amat brutal kini kembali terpatri dan berputar tanpa permisi.Dahulu kala, ibu dari lelaki ini ternyata dihakimi oleh kaumnya sendiri karena telah menjalin sebuah hubungan dengan manusia. Di mana, bagi mereka itu adalah hubungan yang sangat hina dan terlarang. Menyatukan dua makhluk yang sejatinya diciptakan dari sesuatu yang berbeda dan tinggal di alam berbeda, merupakan sesuatu yang melanggar hukum. Maka dari itu, pemimpin klan serigala zaman dulu langsung menghukum ibu dari lelaki ini tanpa ampun. Ayahnya sendiri pun diburu dan disiksa. Padahal ayahnya hanya manusia biasa, tapi mereka menjadikan sang ayah sebagai santapan. Benar-benar memuakkan.Di sisi lain, mereka tidak tahu jika lelaki ini telah lahir ke dunia. Ya, ibu dari lelaki ini menyembunyikannya dengan baik. Meninggalkannya dengan sebongkah permata sebagai kenang-kenangan. Permata suci milik serigal
“Apa yang sedang aku lakukan?” ulang Alex bingung. Dia merasakan kilatan amarah pada netra milik Orlando. “Santai saja, aku hanya menyingkirkan helaian rambut dari wajahnya,” lanjut lelaki itu kemudian beralih dari hadapan Orlando.Alex berjalan menuju kulkas, dan membuka pintunya. Dia kemudian mengeluarkan dua kaleng minuman soda.“Oy!” seru Alex, dan langsung melemparkan minuman kaleng itu kepada Orlando.Dengan gesit, Orlando menangkapnya. Rupanya dia memiliki refleks yang cepat.“Santailah sedikit. Kamu dan kekasihmu akan aman di rumah ini,” ujar Alex, lalu dia duduk di sofa yang lain dan meminum soda tersebut.“Sudah aku bilang bahwa dia bukan kekasihku,” balas Orlando sembari cemberut.Lelaki itu pun ikut duduk. Bukannya menempati kursi kosong yang tersedia, tapi Orlando lebih memilih untuk duduk di lantai dekat dengan sofa tempat Kaliya berbaring. Entahlah. Orlando tidak tahu kenapa dia melakukan hal ini. Yang jelas dia masih belum bisa memercayai Alex sepenuhnya.Sementara itu