“AWAS!” teriak Orlando panik.
Dan blasss! Kaliya langsung melemparkan bola api besar ke arah ular tersebut sebelum ular itu berhasil menyerang mereka.
Sayangnya, serangan Kaliya tidak mengenai kepala ular itu barang satu inci pun. Binatang buas tersebut berkelit dengan sangat cepat dan licin. Tau-tau dia sudah mundur dan kembali merayap mundur ke atas pepohonan.
“Jangan menjadi pengecut dan lawan aku!” seru Kaliya lagi.
Merasa tertantang, ular itu membuka mulutnya dan menunjukkan taring-taring tajam yang mencuat. Semakin lebar ia membuka mulut, semakin panjang pula taring itu tumbuh.
“Persetan! Sudah aku duga kalau ular itu sejenis siluman!” desis Kaliya kesal.
“Sungguh? Jadi dia bukan spesies anaconda?” timpal Orlando ketakutan.
“Bukan, Orlando. Jangan lengah dan fokuslah! Keluarkan barrier pelindungmu untuk berjaga-jaga!” titah Kaliya cepat.
“Ba-baiklah!”
Dan Kaliya sepertinya harus memperlakukan Orlando lebih baik lagi di masa depan. Sebab jika bukan karena barrier pelindung milik lelaki itu, Kaliya tidak akan bisa bertahan hingga sejauh ini. “Bisa saja dulu aku langsung tertangkap lagi oleh anak buah Lucifer,” pikirnya. Sedikit rasa bersalah juga mulai menyelinap ke dalam benak wanita iblis itu. Selama ini, ia tidak pernah memperlakukan Orlando dengan layak. Bagi Kaliya, Orlando hanyalah manusia bodoh yang perlu ia jadikan sebagai tameng. Tapi seiring berjalannya waktu, Kaliya juga menemukan kelebihan di dalam diri Orlando yang tidak bisa ia temukan pada makhluk lagi. Orlando adalah manusia yang spesial. Dan Kaliya baru menyadari hal itu. Memikirkannya saja, tiba-tiba membuat perut dan dada Kaliya berdenyut. “Sial. Aku malah berpikir untuk menggoda Orlando di saat-saat genting seperti ini!” batin Kaliya. Dia kesal dengan pemikiran liciknya sendiri. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Kaliya segera melancarkan serangan lain. Ketika ul
“Shit!” pekik Orlando kaget.Kaliya juga melepaskan tangannya dari dada manusia serigala itu dan jatuh terduduk ke tanah.Di depan mereka, Alex terbangun. Manusia serigala itu tengah mengatur napas dan menghirup oksigen sebanyak mungkin. Dia juga meraba bekas sentuhan tangan Kaliya di dadanya.“Aw, Kaliya! Ini panas sekali!” keluhnya dramatis.Kaliya hanya mencibir. Di sisi lain, tangan Orlando bergerak untuk memukul kepala belakang si manusia serigala.PLAK!“Kamu membuat kami semua khawatir!” seru Orlando marah.“Aww! Ini juga sakit, Orlando!” Alex langsung mengusap-usap bekas pukulan Orlando di belakang kepalanya.Foxie yang sudah melihat kondisi Alex, langsung berputar-putar di tempat. Ekornya bergerak-gerak cepat karena kegirangan. Siluman serigala besar itu sepertinya sangat bersyukur karena bisa melihat Alex pulih kembali. Tapi, Foxie sama sekali enggan untuk menghampiri Alex. Dia tidak mau beralih sedikit pun dari hadapan ular itu. Karena Foxie takut jika ular tersebut akan ba
Kaliya menghela kasar usai Alex selesai bercerita. Dia tidak menyangka jika Alex akan terbuai begitu mudahnya oleh perwujudan seornag wanita.“Seharusnya kamu memanggil kami terlebih dahulu, Alex! Dengan begitu ini semua tidak akan terjadi!”“Maafkan aku, Kaliya. Sepertinya aku benar-benar terhipnotis.”“Kamu bukan terhipnotis, Alex! Kamu hanya seorang mata keranjang saja!” cibir Orlando.“Ck! Berjanjilah padaku jika kamu tidak akan tergoda ketika ular itu merubah bentuknya menjadi seorang perempuan!” Alex masih bersikukuh membela diri.“Ya... baiklah, baiklah. Kalau begitu kita lihat saja nanti!” tukas Orlando.Kaliya juga menjadi sangat penasaran, secantik dan seindah apakah sosok perempuan perwujudan dari siluman ular besar itu sehingga Alex bisa tenggelam dalam pesonanya. Tadinya Kaliya ingin menjadikan ular itu sebagai tawanan, lalu mengambil taring milik ular tersebut untuk di
Tiba-tiba seekor ikan bakar muncul di depan wajah Kaliya. Wanita iblis itu langsung mendelik tajam ke arah orang yang memegang gagang penusuk ikan tersebut.“Kamu membuatku kaget!” serunya kesal.Orlando hanya terkekeh pelan, lalu menyerahkan ikan tersebut kepada Kaliya.“Makanlah! Sedari tadi kamu terus saja melamun, Kaliya. Kamu belum makan apa-apa.”Lelaki itu duduk di samping Kaliya. Kini tubuh keduanya terasa lebih hangat akibat api unggun di depan sana. Sesekali, terdengar suara gemeletuk dari ranting dan dahan yang terbakar.“Setelah ini, kita harus pergi ke mana lagi, Kaliya?” tanya Orlando pelan. “Bukankah masih banyak pecahan Katastrof yang harus kita kumpulkan?”“Aku tidak tahu. Sejujurnya, akhir-akhir ini aku belum merasakan tanda-tanda permata Katastrof di sekitar kita,” balas Kaliya sembari memeluk lututnya.“Apa kamu pikir kita harus kembali ke kota?&rdqu
Krek...Kaliya langsung waspada. Matanya melirik liar ke sekitar untuk menemukan dari mana sumber suara itu berasal.“Siapa itu?” gumamnya pelan.Malam masih terlalu pekat, dan Kaliya tahu jika makhluk apa pun bisa datang kapan saja ke tempat mereka. Sementara itu, Alex dan Foxie sudah terlelap sedari tadi. Dan Orlando juga menyusul mereka ke alam mimpi. Hanya tinggal wanita iblis itu saja yang terjaga.Walau sendirian, Kaliya tidak pernah takut. Dia adalah wanita iblis paling kuat dan ditakuti di kerajaannya, dan kekuatan Kaliya semakin bertambah ketika ia memiliki pecahan Katastrof di tangan. Jadi dia merasa tidak perlu mengkhawatirkan apa pun.Suara berisik itu kembali terdengar. Mirip seperti suara ranting yang dipatahkan.Merasa curiga, buru-buru Kaliya menghampiri ular yang sebelumnya ia kurung dengan kandang gaib. Dan sepasang mata wanita iblis itu langsung membulat saat melihat siapa yang berada di dalam kandang tersebut.“Seorang wanita,” bisik Kaliya terkejut.Di dalam kanda
“Aku mengurungmu di sini bukan untuk melihatmu menangis!” cibir Kaliya tak suka.Wanita ular itu beralih menatap Kaliya. “Maaf,” ucapnya. “Aku hanya malu dengan perilaku diriku sendiri.”“Kalau begitu beritahu aku semuanya. Tentang awal pertemuanmu dengan Alex, dan alasan kenapa kamu sampai mengawini manusia serigala itu?”“A-apa kamu bercanda? Untuk apa aku menceritakan aibku kepadamu? Aku malu, tentu saja!”“Ceritakan, maka aku akan mempertimbangkan untuk melepaskanmu dari sini!” tawar Kaliya dengan nada tegas.Ular itu menjulurkan lidahnya beberapa kali. Sepertinya dia sedang berpikir. Karena bagaimanapun penawaran dari Kaliya terdengar sangat menggiurkan. Ular itu juga tidak mungkin akan terus-terusan terkurung dalam kandang gaib ini, bukan?“Baiklah. Aku akan menceritakan semuanya! Tapi kamu harus berjanji kalau kamu tidak akan menertawakan aku!” jawab ular itu.“Hei, kamu kira aku akan mendengarkan segelintir komedi? Tidak, kan?”Wanita ular itu sedikit merengut.“Ngomong-ngomon
“Tidak bisa!” sergah Hannah. “Di hutan lain, kebanyakan manusia tidak takut kepadaku. Jika aku menampakkan diri, mereka pasti berniat untuk memburuku. Aku pernah tertangkap satu kali, ngomong-ngomong.”“Bernahkah? Oleh siapa?” tanya Kaliya penasaran.“Kamu ingin tahu kelanjutannya?”Kaliya mengernyitkan dahi. Mendadak perasaannya berubah tidak enak.“Aku akan memberitahu apa pun yang ingin kamu dengar, Kaliya. Tapi sebelumnya, lepaskan aku dari kurungan gaib ini!”Kaliya berdecak pelan. “Fiuh... hampir saja aku terkecoh. Maafkan aku, Hannah, sepertinya aku tidak bisa mengeluarkanmu sekarang. Sihir yang kamu tunjukkan padaku, tidak cukup untuk membuatku terhipnotis!”Kaliya kemudian melangkah lebih dekat sampai jaraknya dengan wanita ular itu hanya terpisah satu langkah.“Dan jika kamu lupa, Hannah, aku adalah wanita iblis terkuat yang sudah hidup selama enam ratus tahun. Jadi aku harap kamu tidak macam-macam kepadaku, dan kepada rekan-rekanku. Mengerti?”Wanita ular di depannya hanya
Kaliya menoleh dan hanya memperhatikan mereka dengan tenang. Alex meletakkan dua ekor musang ke tanah, berikut dengan kayu bakar yang ia kumpulkan. Disusul dengan Foxie yang juga meletakkan satu ekor musang mati ke tanah.“Kenapa kalian pergi begitu saja? Bagaimana jika terjadi sesuatu tanpa sepengetahuanku?”“Tenang saja, kamu tidak perlu khawatir, Kaliya. Lagi pula kami berburu masih di sekitar sini, kok!” dalih Alex. Meski dimarahi, wajah Alex tampak sumringah. Dan sepertinya Kaliya tahu apa penyebabnya.Tanpa aba-aba, wanita iblis itu berjalan menghampiri Alex lalu menekan tengkuknya dengan cepat. Kaliya mengalirkan rasa panas dari telapak tangannya ke leher pria tersebut, berharap bahwa Alex akan tersadar dari sihir wanita ular itu.Ajaibnya, sedetik kemudian raut wajah Alex langsung berubah. Senyum lebar yang tadi menghiasi wajahnya telah digantikan dengan ekspresinya seperti biasa.“Astaga, apa yang sudah terjadi kepadaku?” ucap manusia serigala itu.“Kamu telah terbuai, Alex!”