Share

122. Muram Bagaikan Malam

Tiba-tiba seekor ikan bakar muncul di depan wajah Kaliya. Wanita iblis itu langsung mendelik tajam ke arah orang yang memegang gagang penusuk ikan tersebut.

“Kamu membuatku kaget!” serunya kesal.

Orlando hanya terkekeh pelan, lalu menyerahkan ikan tersebut kepada Kaliya.

“Makanlah! Sedari tadi kamu terus saja melamun, Kaliya. Kamu belum makan apa-apa.”

Lelaki itu duduk di samping Kaliya. Kini tubuh keduanya terasa lebih hangat akibat api unggun di depan sana. Sesekali, terdengar suara gemeletuk dari ranting dan dahan yang terbakar.

“Setelah ini, kita harus pergi ke mana lagi, Kaliya?” tanya Orlando pelan. “Bukankah masih banyak pecahan Katastrof yang harus kita kumpulkan?”

“Aku tidak tahu. Sejujurnya, akhir-akhir ini aku belum merasakan tanda-tanda permata Katastrof di sekitar kita,” balas Kaliya sembari memeluk lututnya.

“Apa kamu pikir kita harus kembali ke kota?&rdqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status