Share

Sambang Pesantren

Aku merutuki diri, kenapa Aira sampai hati membantah perkataanku hanya untuk bisa bersama adik tirinya. Apakah aku akan kehilangan Aira? Sungguh aku tak mampu membayangkan jika itu terjadi.

"Sudahlah! Biarkan Aira di sini, toh aku juga Ayahnya dan ini rumah neneknya. Jangan egois kamu, Nun!" ucap Mas Wisnu meremas hatiku. Aku yakin dia melakukan ini ada maunya.

"Maumu apa, Mas?" aku mengusap air mata yang dari tadi sudah mengenang di pelupuk mata.

Mas Wisnu tersenyum penuh kelicikan, sudah kuduga kalau dia menginginkan sesuatu dariku. Haruskah aku turuti kemauannya.

Aku pulang tanpa Aira, rasanya sedih sekali Aira menolak untuk ikut pulang, sepanjang perjalanan aku terus meneteskan air mata. 

"Pak! Kita ke Pesantren Darul ulum, ya!" 

"Baik, Non." 

Aku putuskan untuk mampir ke Pon-Pes milik Fahri. Kebetulan memang jalannya s

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status