Share

Keikhlasan (Tamat)

"Bertahan ya ... Sebentar lagi kita sampai!" ucapku menenangkan. Sebenarnya aku sendiri panik setengah mati. Bagaimana tidak, melihat kondisi Ning Ria yang sudah tak karuan.

Tiba di lobi rumah sakit, aku segera turun, berlari memanggil perawat untuk segera membawa tandu.

"Tolong! Gawat darurat!" Aku berlari, seketika dengan sigap beberapa perawat datang menuju mobil.

"Kamu harus kuat ya, Neng!" ucapku sambil terus berjalan mengimbangi roda.

Bude hanya bisa menangis, melihat kondisi Ning Ria yang sudah setengah sadar. Perawat dengan sigap memanggil dokter untuk segera melakukan pemeriksaan.

Aku langsung memeluk Bude, saat Ning Ria sudah memasuki IGD.

"Tenang, Bude. Pasti semua baik-baik saja." Kuelus punggung Bude dan membawanya untuk duduk. Fahri terlihat tergesa berjalan menuju tempat kami.

"A, sudah hubungi Kyai Salim?" tanyaku begitu ia tiba.

"Udah, Dek. Mereka sedang menuju kesini."

Aku bernafas lega, setidaknya dalam kondisi seperti ini keluarga tahu. Aku terus berdo'a u
Pipit Aisyafa

Terima kasih untuk semua pembaca setiaku. Semoga kita senantiasa diberikan kemudahan Rizki dan jalan hidup. Mohon maaf jika akhir ending cerita ini tak sesuai harapan kalian. Semoga terhibur. Ambil sisi baiknya dan buang hal negatif. 

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Bali Borneo
Gak ada ekstra part ya Thor? sampai Ainun dan Fahri dikaruniai anak
goodnovel comment avatar
Riana Aura Berlian
critanya menyentuh banget bagus ada bahagia ada sedih sampai menangis bacanya dan banyak hikmah dan pembelajaran dalam menghadapi Rumah tangga ............
goodnovel comment avatar
Nungki Retno
bagus sekali. sukses utk penulis. ak sampai BS nangis Lo di part akhir
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status