Share

2. Insiden Buruk

Sementara itu, di hutan lebat tempat Ashley sudah terbiasa berbaur. Beberapa orang mengejar Ashley yang ketahuan keluar dari rumah mewah Keluarga Rider.

"Jangan sampai anak miskin itu lolos! Kalian akan dipecat, kalau hal itu terjadi!" Gerry mengancam para pengawal.

Selagi para pengawal mengejar Ashley, Gerry mencari jalan pintas. Jalan lain yang Ashley mungkin tidak akan menyadari keberadaan Gerry.

Pakaian imut merah muda memang sangat mewah dan cantik, tetapi merepotkan untuk berlari. Ashley lelah harus mengangkat rok yang menempel ke tanah, atau tidak sengaja menginjak rok bagian bawah.

Ashley harus sampai di rumah sebelum tertangkap. Namun, tangan besar menarik Ashley ke suatu tempat. Ashley juga tidak bisa berteriak, karena bibir mungilnya telah disekap.

"Jika tidak ingin ditangkap kakakku, diamlah!" Orang yang menangkap Ashley adalah Gerry. "Kamu akan selamat darinya. Jadi, menurutlah!"

Bagi Ashley, Gerry dan Donny tidak ada bedanya. Mereka berdua sama-sama jahat. Ashley terus berusaha melepaskan diri. Dengan menggigit tangan Gerry, Ashley berhasil lolos, dan kembali berlari.

"Sial! Anak itu keras kepala!" Gerry mengerang, karena gigitan Ashley yang sangat kencang.

Rumah sudah mulai terlihat. Sedikit lagi, Ashley akan tiba di sana. Namun, Ashley kalah cepat dengan Donny, yang sudah berdiri di depan rumah bersama para pengawal.

"Hei, keluarga miskin! Keluarlah, sebelum rumahmu kubakar!" Donny berteriak dari luar rumah.

Ashley hanya bisa bersembunyi dari balik pohon besar. Pohon itu cukup untuk menghalangi tubuh kecil Ashley. Seharusnya, Ashley membawa pakaian yang tadi dipakai. Mengganti pakaian, dan berbohong tidak datang ke rumah Keluarga Rider.

"Kali ini ada apa? Apa anakku, Ashley, sudah melakukan hal buruk lagi?" Seorang pria keluar dari rumah bersama sang istri.

"Jangan pura-pura bodoh! Di mana anakmu itu! Dia sudah berani memasuki rumah, dan memakai pakaian anakku!" Donny berteriak lagi.

Ashton Collins menatap Donny tidak percaya. Memang Ashton tahu, jika Ashley selalu bermain dengan anak kaya raya, tetapi Ashton sudah berkali-kali memperingati Ashley untuk tidak mendekati rumah mewah tersebut.

"Dia tidak ada di sini. Belum kembali semenjak keluar tadi pagi." Stanley Collins, wanita cantik yang telah melahirkan dua anak berbicara.

"Bohong! Kalian pasti sengaja menyembunyikannya! Pengawal, geledah rumah mereka!" Dengan mudahnya Donny menyuruh.

Para pengawal juga tidak kalah kejam. Semua barang diberantaki demi mencari anak kecil yang nakal.

"Tidak ada anak kecil yang bermain bersama Tuan Jordi, tetapi saya menemukan anak kecil laki-laki ini, Tuan Besar Rider." Seorang pengawal membawa paksa anak kecil laki-laki bernama Tony Collins pada Donny.

"Aku membutuhkan anak perempuan bernama Ashley!" Seketika, Donny terdiam untuk berpikir. "Tidak masalah. Marry, pegang anak itu."

Senjata api dikeluarkan dari celana bagian belakang, dan sekarang, alat tersebut sudah berada di dekat kepala Tony. "Katakan di mana anak perempuanmu, kalau tidak ...."

"Jangan!" Ashton berharap Donny tidak melakukannya. "Kami sungguh tidak tahu di mana dia. Kumohon, lepaskan anakku!"

"Aku menemukannya!" Lagi dan lagi, Gerry berhasil menangkap Ashley yang sedang bersembunyi. "Dia bersembunyi di balik pohon untuk menonton keluarganya disiksa," lanjut Gerry, dengan tawa jahat.

Donny menganggap Keluarga Collins telah menipu. Mengatakan tidak ada di dalam rumah, justru ada di sekitar rumah. "Kalian sudah menipuku!" Suara tembakan empat kali terdengar.

Kedua orang dewasa sudah tidak bisa sanggup berdiri. Mereka melihat anak-anak yang berada di tangan Keluarga Rider dengan sedih.

"Bakar rumah itu! Bila perlu, bakar juga jasad miskin itu!" Donny pergi meninggalkan tempat, bersama Marry yang masih memegangi Tony, dan Gerry yang membawa paksa Ashley.

Ashley kembali menggigit tangan Gerry, hingga membuat Gerry mengerang kembali. Namun, Gerry tidak melakukan hal yang sama. "Aku tidak akan melepaskanmu lagi." Diangkatlah tubuh kecil Ashley, seakan menggendong karung.

"Papa! Mama!" panggil Tony seraya menangis, dan mencoba menggapai orang tua untuk membawa Tony kembali ke pelukan orang tua.

Angin berhembus kencang. Semua orang di sana berusaha kembali masuk ke mobil. Namun, angin tersebut bukanlah angin biasa. Angin tersebut bercampur dengan abu dari rumah dan jasad orang tua yang terbakar.

Para pengawal tewas dengan rasa cekikan yang luar biasa, karena kesulitan bernapas. Organ pernapasan mereka juga menjadi membusuk. Bahkan, mata berubah menjadi sepenuhnya putih. Mereka pun berakhir di tempat.

Keluarga Rider menyadari adanya abu kematian dari hutan terlarang. Hutan yang Keluarga Collins tempati sudah menjadi bagian dari jiwa. Ashton dan Stanley sudah berjanji satu sama lain untuk melindungi tempat tinggal mereka satu-satunya. Tidak hanya rumah, melainkan hutan. Jika janji tersebut dipatahkan, maka abu merekalah yang akan menyerang.

"Cepatlah, Gerry!" Donny menyuruh Gerry untuk berlari. Namun, abu berhembus dengan cepat. Gerry tidak ingin mati seperti pengawal lain. Jadi, Ashley sengaja dijatuhkan begitu saja.

Keluarga Rider pun lolos. Meninggalkan anak kecil perempuan dan beberapa jasad pengawal.

Abu yang berhembus kencang tadi telah pergi menghilang terbawa angin.

"Tony! Tony!" Ashley berusaha mengejar mobil mewah di depan, tetapi apa daya? Tidak sengaja tersandung akar pohon yang merambat, Ashley pun terjatuh. Tidak ada hentinya Ashley menangis.

Pakaian mewah yang terpakai di tubuh sudah lusuh dan kotor. Sudah kembali seperti pakaian Ashley pada awalnya.

Teringat akan orang tua di rumah, Ashley kembali berlari demi bisa melihat mereka. Kaki kecil yang tidak dialasi apa pun terus berlari, tidak mempedulikan apa pun yang mengenai kakinya.

"Papa? Mama?" Ashley menatap sekitar, di mana api sudah mulai padam sedikit demi sedikit. Semua sudah berubah. Dari kokohnya bangunan rumah berkayu, sekarang menjadi hancur. Dari cerahnya warna, sekarang menjadi gelap.

Ashley tidak mendapati keberadaan orang tua. Terakhir Ashley melihat mereka di bawa masuk setelah ditembak mati. Apa api besar tadi sudah melahap jasad mereka dengan cepat?

"Kami di sini, Ashley." Suara yang selalu Ashley dengar setiap hari. Mereka kembali muncul di hadapan Ashley, tetapi bukan dalam wujud manusia, melainkan abu hasil terbakarnya mereka. "Kami tidak akan pernah meninggalkanmu."

Stanley terduduk di bangunan rumah yang sudah hangus terbakar. Membiarkan Ashley menaruh kepala di paha sang mama.

Ashton pun duduk di sebelah Stanley. Mengusap kepala anak kecil perempuan yang menangis tidak berhenti.

"Tony dibawa pergi oleh mereka. Ashley tidak bisa membawa Tony. Apa yang akan mereka lakukan pada Tony?" Ketakutan Ashley membesar. Tony masih sangat kecil untuk disiksa. Bahkan, Ashley sempat berpikir hal yang sama seperti apa yang dilihat. "Apa mereka akan membakar Tony juga?"

"Jangan bicara seperti itu, sayang." Stanley. "Kamu harus membawanya pergi dari tempat itu. Hanya kamu yang bisa melakukannya." Tidak ada lagi anak lain yang ada di hadapan Stanley. Satu-satunya harapan berada pada anak pertama.

Anak pertama mereka menatap dengan bingung. Bekas air mata masih terlihat jelas. "Apa maksud Mama? Ashley saja tidak bisa kabur dari paman yang menangkap Ashley tadi. Ashley takut!" Tangan mungil Ashley memeluk leher Stanley dengan erat.

Kini, Ashton yang berbicara. "Apa kamu bisa memegang janji untuk kami?" Kelingking telah diulurkan di depan wajah Ashley.

"Janji apa?" tanya balik Ashley. "Papa dan Mama ingin pergi meninggalkan Ashley? Tidak boleh!" Ashley semakin mengeratkan pelukan.

Stanley mengusap punggung Ashley dengan penuh kasih sayang. "Dengar, Ashley. Kamu anak perempuan pemberani yang Mama dan papa miliki. Kalau ingin adikmu kembali, maka kamu yang harus membawanya. Mengerti?"

"Satu lagi." Ashton menambahkan. "Di saat kamu membawa Tony pergi, balaskan dendam kami pada Keluarga Rider, pada orang yang telah membakar kita. Mengerti?"

Kelingking Ashton masih berada di depan wajah Ashley. Dengan perlahan, Ashley mengaitkan kelingking mungil ke kelingking Ashton. "Ashley anak baik. Ashley tidak ingin Mama dan Papa kecewa. Ashley pasti bisa melakukannya!"

"Mari cari tempat berteduh dulu." Ashton mengajak Stanley dan Ashley pergi meninggalkan tempat.

Dua abu hasil jasad yang terbakar menggandeng tangan anak kecil perempuan di tengah. Mereka pergi mencari tempat tinggal baru.

Untuk mereka yang telah menjadi abu tidak seharusnya mencari tempat tinggal. Namun, anak kecil perempuan yang masih hidup tidak bisa berkeliaran. Itulah mengapa, Ashton dan Stanley akan merawat Ashley selama empat tahun ke depan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status