Kembali lagi pada pohon besar yang pernah Ashley tempati untuk bersembunyi. Mata Ashley sedang memandang anak kecil laki-laki yang pernah bermain bersama dengan Ashley. Ya, Ashley rindu bermain dengan Jordi.
Bagaimana cara Jordi selalu menganggap Ashley sebagai putri kerajaan selalu terulang di kepala Ashley. Ingin sekali mendengar ucapan itu lagi.
Sayangnya, Ashley hanya bisa memandangi Jordi dari kejauhan. Hutan di dataran tinggi bisa membuat Ashley melihat rumah mewah Keluarga Rider yang terbuka, atau halaman yang tidak tertutup atap. Di sana, Jordi sedang berlatih kuda bersama kedua saudara.
"Apa kamu ingin kembali ke tempat itu?" Ashton bertanya dari belakang Ashley, membuat sang anak terperanjat terkejut
Ashton maupun Stanley memang sengaja membiarkan Ashley berlarian di hutan, karena mereka yakin sang anak akan kembali ke rumah. Begitu juga dengan Tony.
Namun, karena mereka telah menjadi abu, maka mereka akan mengawasi sang anak melalui abu yang berhembus bersama angin.
"Apa masih dibolehkan pergi ke sana? Ashley ingin bermain dengan Jordi, dan membawa pulang Tony." Ashley menjawab sembari kembali melihat ke rumah besar Keluarga Rider.
"Kamu boleh ke sana, asalkan sudah dewasa." Pernyataan Ashton sungguh membuat Ashley bingung. "Kita harus mengambil buah dari pohon untukmu. Mama juga sudah menunggu di goa. Mau melihat keahlian Papa?"
"Mau!" Ashley sangat bersemangat di saat Ashton menunjukkan kekuatan abu dari jasad yang sudah terbakar habis.
Papa dan anak tersebut mencari satu per satu pohon berbuah yang bisa dimakan. Karena di hutan, ada beberapa pohon atau tumbuhan yang beracun.
Jika Ashley tidak diajari berbagai macam tumbuhan yang beracun dan tidak, mungkin Ashley sudah lama tewas.
Seperti saat itu, di mana Ashley tidak sengaja menemukan jamur. Karena perut tidak bisa menahan lapar, Ashley mengambil jamur tersebut untuk di makan. Beruntung Ashton datang tepat waktu.
Jamur yang akan dimakan Ashley adalah jamur payung maut. Salah satu jenis jamur paling beracun dan mematikan. Jamur ini tersebar luas di benua Eropa, tetapi masih bisa ditemukan di banyak tempat lain di dunia.
Sering tumbuh di bawah pohon ek. Jamur payung maut terlihat mirip dengan jamur jerami padi yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di benua Asia. Oleh karena itu, harus benar-benar waspada dengan tidak sembarangan memakan jamur yang tidak sengaja ditemukan di hutan.
Jamur payung maut mengandung senyawa toksik yang bernama amatoxin. Jika termakan, racun tersebut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ hati dan ginjal. Dari namanya saja sudah maut.
"Mana keahlian Papa? Ashley mau lihat!" pinta Ashley yang sudah lelah, karena sedari tadi mengikuti Ashton untuk mencari buah.
"Lihat buah itu? Papa akan mengambilkannya untukmu." Ashton menghembuskan abu miliknya untuk mengambil buah delima. Ketika abu Ashton sudah mengelilingi lima buah delima, seketika buah tersebut menghilang. Lalu, muncul di tangan mungil Ashley, setelah abu Ashton menghilang. "Bagaimana? Hebat?"
"Hebat sekali! Ashley ingin belajar seperti Papa! Bagaimana caranya?" Ashley sangat antusias dengan hal seperti itu. Hal yang belum mungkin bisa Ashley lakukan, tetapi bisa terjadi.
"Kita pulang dulu, ya? Kamu akan dapat semua penjelasan dari kami," ajak Ashton kembali ke goa bersama Ashley, sambil membawa lima buah delima menggunakan pakaian Erine.
Tidak ada pakaian lain selain pakaian itu. Ashley juga belum mandi sejak kemarin. Anak kecil perempuan tersebut sudah menjadi anak hilang di mata orang lain.
Api unggun kecil menyala di tengah goa. Ashley tidak bisa hidup dalam suasana dingin dengan tubuh yang masih kecil, ditambah lagi jika hujan badai datang. Suasana hutan di pagi hari masih sangat dingin.
Melihat sang anak memakan buah delima dengan lahap, Ashton dan Stanley merasa bahagia. Apa yang terjadi, jika tidak ada yang merawat Ashley?
Namun, anak mereka tidak hanya satu. Entah apa yang Keluarga Rider lakukan pada Tony, mereka hanya bisa pasrah. Mereka hanya bisa berharap dan menunggu Ashley dewasa untuk kembali ke rumah Keluarga Rider.
Puas dengan buah delima, sekarang Ashley mendengarkan semua penjelasan orang tua dari awal hingga akhir.
"Mama akan menjelaskan asal usul kekuatan abu kematian." Stanley berdeham sebelum cerita. "Berawal dari adanya janji yang belum terpenuhi, lalu orang tersebut meninggal, dan jasadnya dikremasi atau dibakar. Abu tersebut bisa menjadi kekuatan untuk melindungi diri maupun orang lain."
"Cara untuk memiliki abu kematian pada orang yang masih hidup adalah dengan memakan abu dari jasad orang tersebut," lanjut Ashton. "Memang menjijikan, tetapi begitulah caranya. Setelah kamu memiliki kekuatan tersebut, maka kamu harus menggunakannya dengan baik."
"Memangnya, apa yang akan terjadi pada Ashley?" tanya Ashley dengan wajah bingung. Kaki kecilnya dilipat hingga mendekati dagu, dan kedua tangan memeluk kaki.
Stanley mengusap kepala Ashley dengan penuh kasih sayang. Belum saatnya Ashley mengetahui hal ini, tetapi memang harus diajarkan sejak dini. "Kamu akan ditangkap, lalu dibakar hidup-hidup oleh mereka yang tidak percaya dengan abu kematian."
"Seperti Keluarga Rider?" tanya Ashley lagi.
Ashton menatap Stanley yang sedang menatap Ashton juga. "Menurut Papa, belum tentu. Entahlah, mereka percaya atau tidak. Intinya, kamu jangan percaya pada keluarga itu, dan jangan mudah terpengaruh! Kenapa Papa bilang seperti ini? Karena kami tidak ingin kehilanganmu."
Ashley semakin penasaran dengan maksud pembicaraan orang tua. Terutama untuk belajar menggunakan abu kematian. Dari duduk di tanah, sekarang Ashley duduk di pangkuan Ashton. "Ashley tidak akan percaya dengan mereka lagi. Papa, Mama, dan Tony yang Ashley percayai. Berikan Ashley abu kalian!" pinta Ashley, dengan menjulurkan kedua tangan mungil seperti meminta.
"Karena masih anak-anak, kamu hanya bisa makan sedikit demi sedikit." Stanley memberi sedikit abu dari tangan yang sudah menjadi abu.
Tanpa ragu, Ashley memasukkan seluruh abu di tangan ke dalam mulut mungil. Seakan memakan bubuk cokelat yang lezat, Ashley sampai menjilat telapak tangan.
"Dengar, Ashley. Jika kamu menemukan abu yang tidak terpakai di suatu tempat, kamu bisa memakannya. Ingat, jangan ketahuan siapa pun! Semakin banyak abu yang kamu makan, semakin besar kekuatan yang kamu miliki." Pesan terakhir dari Ashton akan selalu Ashley ingat.
Hujan membuat Ashley mengantuk. Mata Ashley sudah tidak kuat untuk terjaga. Alhasil, Ashley merebahkan kepala di paha Stanley lagi. Mungkinkah rasa kantuk menjadi efek dari abu yang Ashley makan?
"Ash, kamu tidak memberi tahu kelemahan kekuatan abu?" Stanley bertanya pada Ashton, seraya mengusap kepala Ashley.
"Tidak sekarang." Ashton memperhatikan Ashley yang sudah tidur terlelap. Tangan Ashton ikut mengusap wajah Ashley yang kotor karena debu. "Kalau diberi tahu sekarang, dia akan ketakutan, dan tidak ingin membalaskan dendam."
Empat tahun kemudian. Ashley sudah berumur sepuluh tahun. Bermain sudah tidak Ashley lakukan. Namun, Ashley selalu memandangi rumah Keluarga Rider dari pohon yang selalu digunakan untuk bersembunyi.Tujuan memandangi ingin mencari keberadaan dan keadaan Tony. Namun, yang berada di mata Ashley adalah Jordi dan kedua saudara Jordi. Bagaimana Ashley tidak rindu pada lelaki bernama Jordi?Tidak. Ashley harus fokus pada tujuan. Janji yang sudah terikat pada kelingking Ashley dan Ashton, sudah tidak bisa diubah. Balas dendam dan penyelamatan harus menjadi prioritas.Kembali pada alur kehidupan yang sama. Setiap hari, Ashley selalu memakan buah yang sama. Lima buah delima cukup untuk satu, bahkan dua hari. Namun, kini Ashley mengambilnya sendiri. Lebih tepatnya, mengambil buah delima dengan kekuatan abu.Abu sudah keluar dari telapak tangan Ashley, tinggal mengarahkan ke atas, maka buah delima sudah bisa diambil. Sayangnya, kekuatan abu Ashley belum cukup. Abu y
Mata sembab membuat Ashley agak susah membuka mata. Mengingat peristiwa menyedihkan yang terjadi pada Ashley tadi malam, rasanya enggan untuk bangun. Adanya orang tua selalu membuat hidup Ashley berwarna.Sepi. Biasanya, ada sapaan selamat pagi setelah bangun tidur. Sekarang, siapa yang akan menyapa? Siapa pula yang akan Ashley sapa?"Kekuatanmu akan bertambah dua kali lipat. Ingat tujuanmu hidup, tidak boleh menyerah, apalagi gagal fokus pada hal apa pun. Papa ingin kamu fokus pada apa yang telah kamu janjikan pada kami. Kamu dengar, Ashley?"Ucapan Ashton telah tertanam di kepala Ashley. Ya, ingat tujuan hidup, tidak boleh menyerah, jangan gagal fokus. Akan tetapi, bisakah beri Ashley waktu untuk tidak mengingat tujuan, menyerah, dan gagal fokus?Ashley hanya ingin mengenang kepergian orang tua. Seperti yang orang lain lakukan pada jasad, memberi nama di nisan.Tempat di mana semua telah menjadi abu masih ada. Banyak kenangan di tempat tersebut.
"Kamu suka kue kering dan susu?" Annie menepuk sofa di sebelah, menyuruh Ashley duduk. Ketika Ashley ingin bicara, Annie menyela. "Hasil curian tidak boleh berada di rumah ini. Jadi, rotimu kuberikan pada orang yang membutuhkan."Susah payah Ashley mengambil roti itu. Tidak susah, hanya saja, Ashley menyayangkan usaha terbaik yang sudah dilakukan.Ashley pun duduk di sebelah Annie. Kue kering di hadapan Ashley terlihat enak. Tanpa malu, Ashley memakan kue tersebut, sambil mendengarkan semua ucapan yang Annie katakan."Ada alasan dibalik aku mengajakmu tinggal bersama. Dari dulu, aku sedang mencari orang yang memiliki kekuatan abu."Tentang itu, tubuh Ashley membeku. Annie tadi berkata melihat Ashley ingin mencuri baju. Cara mencuri Ashley pasti sudah dilihat Annie. Kue kering yang baru digigit sekali, ditaruh kembali ke piring. Ashley bahkan membayangkan tubuhnya dibakar hidup-hidup."Jangan takut. Aku sudah berjanji padamu." Annie menunjukkan keli
Tidak ada kegiatan yang menyenangkan untuk Ashley saat ini. Teman-teman baru sedang asik dengan dunia masing-masing. Ashley hanya menyaksikan dunia mereka dari sofa panjang di ruang tamu.Sambil menyaksikan, Ashley menebak-nebak siapa yang memiliki kekuatan abu. Dua anak. Entah antara Michael dan Brandon, atau anak lain."Aku suka rambutmu." Michael membuat Ashley terkejut, dengan berbisik tepat di belakang telinga Ashley. "Ada apa, Ash? Kenapa kamu diam saja sedari tadi? Tidak punya teman, ya?"Tidak hanya Ashley dan Michael saja yang duduk di sofa panjang, masih ada beberapa anak lain. Namun, jarak dari anak-anak dan Michael serta Ashley agak jauh."Apa kamu pengguna kekuatan abu?" Michael sudah membuat Ashley terkejut dua kali. Bukan terkejut karena dikejutkan, melainkan terkejut karena mendadak tahu hal tersebut. Mungkinkah Michael percaya kekuatan itu, atau memang Michael juga pengguna kekuatan abu?Ashley memilih tidak menjawab. Michael bisa
Anak kecil laki-laki sedang asik melempar bola ke atas, lalu menangkapnya. Dia melakukan itu sambil menunggu sang ibu yang tengah asik berbincang dengan teman.Tidak disengaja, bola tersebut tidak bisa ditangkap, dan menggelinding ke tengah jalan. Sang anak pun mencoba mengambil sendiri.Suara klakson dari truk pembawa pasir terdengar sangat jelas.Orang-orang yang berada di sekitar jalan memperingati anak tersebut. Akan tetapi, anak itu terlalu fokus pada bola.Ibu dari anak itu pun baru tersadar, jika sang anak tidak ada di sebelah. Dengan inisiatif ingin menyelamatkan sang anak, tetapi temannya menahan. "Anakku dalam bahaya! Seseorang tolong dia!"Kekuatan abu pun keluar dari tangan wanita muda. Dengan cepat, abu tersebut membuat anak laki-laki menghilang dari tempat. Truk itu tidak menabrak anak laki-laki, melainkan kekuatan abu yang baru menghilang.Tentu saja semua orang menjadi bingung, terutama sang ibu. "D-di mana anakku?"Ab
"Bagaimana perasaan Anda saat melihat sekumpulan abu tadi?" Seorang reporter cantik sedang mewawancarai korban, yang hampir saja menabrak pembatas tinggi truk."Saya menjadi tambah panik, ternyata abu tadi menyelamatkan saya. Saya pikir, abu tadi ingin membuat saya tewas, sebelum terkena pembatas truk," jawab korban pria tua dengan wajah bahagia. "Kekuatan abu itu memang ada!"Pria tua itu berlari sambil meneriaki hal yang sama berulang-ulang. "Kekuatan abu memang ada!"Reporter menjadi bingung dengan tingkah pria tua tadi. Dalam hal pribadi, sang reporter tidak yakin dengan pernyataan pria yang diwawancarai. Namun, dalam hal pekerjaan, sang reporter harus terlihat profesional."Terlihat jelas sekali, jika kekuatan abu memang ada. Selama ini, banyak yang mengira kekuatan abu hanyalah sebuah dongeng ....""Kak Donny? Jangan-jangan ...." Pria dengan janggut tipis merasa ketakutan. Ditatapnya pria yang lebih tua. Masa lalu yang pernah terjadi, muncul
Tepat sekali. Wanita muda cantik tersebut menanyakan rumah Keluarga Richard, sedangkan salah satu anggota keluarga itu sedang berdiri di hadapan wanita dengan koper dan belanjaan. "Itu rumah keluargaku. Aku bisa mengantarmu, tetapi bisakah kamu menemaniku sebentar saja? Kamu tidak aa kegiatan lain, 'kan?" Jordi berniat membantu, tetapi tidak ingin menghabiskan waktu menyendiri dengan cepat. Hanya menemani saja tidak masalah. Lagipula, wanita yang pernah menjadi masa lalu Jordi juga tidak ingin terburu-buru. "Tidak ada. Aku juga kelelahan, sedari tadi berputar mencari satu tempat." Basa-basi adalah hal utama yang harus dilakukan. Cara termudah untuk mendekati satu sama lain. "Kalau boleh tahu, untuk apa kamu ke sana?" tanya Jordi ingin tahu. Jordi salah satu anggota Keluarga Rider, memang harus tahu siapa dan dengan tujuan apa wanita yang duduk di hadapan. "Sebelumnya, biar kuperkenalkan diri. Namaku Ash, hanya Ash saja. Ada masalah keluarga, d
Matahari telah diganti oleh bulan. Melihat banyak bintang tertata rapi di langit sangatlah indah. Tidak bosan-bosannya Ash menatap di mana orang tua telah bahagia di sana.Suara ketukan halus membuat Ash menoleh. Seorang wanita muda yang tidak kalah cantik tersenyum, lalu mengajak bicara. "Namaku Ava, istri dari anak pertama Keluarga Rider, Stuart Rider. Salam kenal."Ash memang tidak begitu mengenali Stuart saat masih anak-anak, tetapi hapal dengan perilaku Stuart. Pendiam dan takut untuk bertindak. Sangat berbeda dengan dua saudara."Panggil saja Ash. Salam kenal juga," balas Ash tanpa melanjutkan beberapa kalimat. Ava tidak terlalu penting untuk Ash. Bukan salah satu orang yang harus dimasukkan ke daftar pembalasan."Yang lain sudah berkumpul di ruang makan. Kami tidak tahu apa kesukaanmu. Kuharap, kamu suka dengan makanan yang telah disiapkan." Ava terlalu baik untuk bergabung di Keluarga Rider.Ash tidak mempersalahkan Ava yang menikah dengan