Share

3. Asal Usul Kekuatan Abu

Kembali lagi pada pohon besar yang pernah Ashley tempati untuk bersembunyi. Mata Ashley sedang memandang anak kecil laki-laki yang pernah bermain bersama dengan Ashley. Ya, Ashley rindu bermain dengan Jordi.

Bagaimana cara Jordi selalu menganggap Ashley sebagai putri kerajaan selalu terulang di kepala Ashley. Ingin sekali mendengar ucapan itu lagi.

Sayangnya, Ashley hanya bisa memandangi Jordi dari kejauhan. Hutan di dataran tinggi bisa membuat Ashley melihat rumah mewah Keluarga Rider yang terbuka, atau halaman yang tidak tertutup atap. Di sana, Jordi sedang berlatih kuda bersama kedua saudara.

"Apa kamu ingin kembali ke tempat itu?" Ashton bertanya dari belakang Ashley, membuat sang anak terperanjat terkejut 

Ashton maupun Stanley memang sengaja membiarkan Ashley berlarian di hutan, karena mereka yakin sang anak akan kembali ke rumah. Begitu juga dengan Tony.

Namun, karena mereka telah menjadi abu, maka mereka akan mengawasi sang anak melalui abu yang berhembus bersama angin.

"Apa masih dibolehkan pergi ke sana? Ashley ingin bermain dengan Jordi, dan membawa pulang Tony." Ashley menjawab sembari kembali melihat ke rumah besar Keluarga Rider.

"Kamu boleh ke sana, asalkan sudah dewasa." Pernyataan Ashton sungguh membuat Ashley bingung. "Kita harus mengambil buah dari pohon untukmu. Mama juga sudah menunggu di goa. Mau melihat keahlian Papa?"

"Mau!" Ashley sangat bersemangat di saat Ashton menunjukkan kekuatan abu dari jasad yang sudah terbakar habis.

Papa dan anak tersebut mencari satu per satu pohon berbuah yang bisa dimakan. Karena di hutan, ada beberapa pohon atau tumbuhan yang beracun.

Jika Ashley tidak diajari berbagai macam tumbuhan yang beracun dan tidak, mungkin Ashley sudah lama tewas.

Seperti saat itu, di mana Ashley tidak sengaja menemukan jamur. Karena perut tidak bisa menahan lapar, Ashley mengambil jamur tersebut untuk di makan. Beruntung Ashton datang tepat waktu.

Jamur yang akan dimakan Ashley adalah jamur payung maut. Salah satu jenis jamur paling beracun dan mematikan. Jamur ini tersebar luas di benua Eropa, tetapi masih bisa ditemukan di banyak tempat lain di dunia.

Sering tumbuh di bawah pohon ek. Jamur payung maut terlihat mirip dengan jamur jerami padi yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat di benua Asia. Oleh karena itu, harus benar-benar waspada dengan tidak sembarangan memakan jamur yang tidak sengaja ditemukan di hutan.

Jamur payung maut mengandung senyawa toksik yang bernama amatoxin. Jika termakan, racun tersebut dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ hati dan ginjal. Dari namanya saja sudah maut.

"Mana keahlian Papa? Ashley mau lihat!" pinta Ashley yang sudah lelah, karena sedari tadi mengikuti Ashton untuk mencari buah.

"Lihat buah itu? Papa akan mengambilkannya untukmu." Ashton menghembuskan abu miliknya untuk mengambil buah delima. Ketika abu Ashton sudah mengelilingi lima buah delima, seketika buah tersebut menghilang. Lalu, muncul di tangan mungil Ashley, setelah abu Ashton menghilang. "Bagaimana? Hebat?"

"Hebat sekali! Ashley ingin belajar seperti Papa! Bagaimana caranya?" Ashley sangat antusias dengan hal seperti itu. Hal yang belum mungkin bisa Ashley lakukan, tetapi bisa terjadi.

"Kita pulang dulu, ya? Kamu akan dapat semua penjelasan dari kami," ajak Ashton kembali ke goa bersama Ashley, sambil membawa lima buah delima menggunakan pakaian Erine.

Tidak ada pakaian lain selain pakaian itu. Ashley juga belum mandi sejak kemarin. Anak kecil perempuan tersebut sudah menjadi anak hilang di mata orang lain.

Api unggun kecil menyala di tengah goa. Ashley tidak bisa hidup dalam suasana dingin dengan tubuh yang masih kecil, ditambah lagi jika hujan badai datang. Suasana hutan di pagi hari masih sangat dingin.

Melihat sang anak memakan buah delima dengan lahap, Ashton dan Stanley merasa bahagia. Apa yang terjadi, jika tidak ada yang merawat Ashley?

Namun, anak mereka tidak hanya satu. Entah apa yang Keluarga Rider lakukan pada Tony, mereka hanya bisa pasrah. Mereka hanya bisa berharap dan menunggu Ashley dewasa untuk kembali ke rumah Keluarga Rider.

Puas dengan buah delima, sekarang Ashley mendengarkan semua penjelasan orang tua dari awal hingga akhir.

"Mama akan menjelaskan asal usul kekuatan abu kematian." Stanley berdeham sebelum cerita. "Berawal dari adanya janji yang belum terpenuhi, lalu orang tersebut meninggal, dan jasadnya dikremasi atau dibakar. Abu tersebut bisa menjadi kekuatan untuk melindungi diri maupun orang lain."

"Cara untuk memiliki abu kematian pada orang yang masih hidup adalah dengan memakan abu dari jasad orang tersebut," lanjut Ashton. "Memang menjijikan, tetapi begitulah caranya. Setelah kamu memiliki kekuatan tersebut, maka kamu harus menggunakannya dengan baik."

"Memangnya, apa yang akan terjadi pada Ashley?" tanya Ashley dengan wajah bingung. Kaki kecilnya dilipat hingga mendekati dagu, dan kedua tangan memeluk kaki.

Stanley mengusap kepala Ashley dengan penuh kasih sayang. Belum saatnya Ashley mengetahui hal ini, tetapi memang harus diajarkan sejak dini. "Kamu akan ditangkap, lalu dibakar hidup-hidup oleh mereka yang tidak percaya dengan abu kematian."

"Seperti Keluarga Rider?" tanya Ashley lagi.

Ashton menatap Stanley yang sedang menatap Ashton juga. "Menurut Papa,  belum tentu. Entahlah, mereka percaya atau tidak. Intinya, kamu jangan percaya pada keluarga itu, dan jangan mudah terpengaruh! Kenapa Papa bilang seperti ini? Karena kami tidak ingin kehilanganmu."

Ashley semakin penasaran dengan maksud pembicaraan orang tua. Terutama untuk belajar menggunakan abu kematian. Dari duduk di tanah, sekarang Ashley duduk di pangkuan Ashton. "Ashley tidak akan percaya dengan mereka lagi. Papa, Mama, dan Tony yang Ashley percayai. Berikan Ashley abu kalian!" pinta Ashley, dengan menjulurkan kedua tangan mungil seperti meminta.

"Karena masih anak-anak, kamu hanya bisa makan sedikit demi sedikit." Stanley memberi sedikit abu dari tangan yang sudah menjadi abu.

Tanpa ragu, Ashley memasukkan seluruh abu di tangan ke dalam mulut mungil. Seakan memakan bubuk cokelat yang lezat, Ashley sampai menjilat telapak tangan.

"Dengar, Ashley. Jika kamu menemukan abu yang tidak terpakai di suatu tempat, kamu bisa memakannya. Ingat,  jangan ketahuan siapa pun! Semakin banyak abu yang kamu makan, semakin besar kekuatan yang kamu miliki." Pesan terakhir dari Ashton akan selalu Ashley ingat.

Hujan membuat Ashley mengantuk. Mata Ashley sudah tidak kuat untuk terjaga. Alhasil, Ashley merebahkan kepala di paha Stanley lagi. Mungkinkah rasa kantuk menjadi efek dari abu yang Ashley makan?

"Ash, kamu tidak memberi tahu kelemahan kekuatan abu?" Stanley bertanya pada Ashton, seraya mengusap kepala Ashley.

"Tidak sekarang." Ashton memperhatikan Ashley yang sudah tidur terlelap. Tangan Ashton ikut mengusap wajah Ashley yang kotor karena debu. "Kalau diberi tahu sekarang, dia akan ketakutan, dan tidak ingin membalaskan dendam."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status