"Bagaimana perasaan Anda saat melihat sekumpulan abu tadi?" Seorang reporter cantik sedang mewawancarai korban, yang hampir saja menabrak pembatas tinggi truk.
"Saya menjadi tambah panik, ternyata abu tadi menyelamatkan saya. Saya pikir, abu tadi ingin membuat saya tewas, sebelum terkena pembatas truk," jawab korban pria tua dengan wajah bahagia. "Kekuatan abu itu memang ada!"
Pria tua itu berlari sambil meneriaki hal yang sama berulang-ulang. "Kekuatan abu memang ada!"
Reporter menjadi bingung dengan tingkah pria tua tadi. Dalam hal pribadi, sang reporter tidak yakin dengan pernyataan pria yang diwawancarai. Namun, dalam hal pekerjaan, sang reporter harus terlihat profesional.
"Terlihat jelas sekali, jika kekuatan abu memang ada. Selama ini, banyak yang mengira kekuatan abu hanyalah sebuah dongeng ...."
"Kak Donny? Jangan-jangan ...." Pria dengan janggut tipis merasa ketakutan. Ditatapnya pria yang lebih tua. Masa lalu yang pernah terjadi, muncul
Tepat sekali. Wanita muda cantik tersebut menanyakan rumah Keluarga Richard, sedangkan salah satu anggota keluarga itu sedang berdiri di hadapan wanita dengan koper dan belanjaan. "Itu rumah keluargaku. Aku bisa mengantarmu, tetapi bisakah kamu menemaniku sebentar saja? Kamu tidak aa kegiatan lain, 'kan?" Jordi berniat membantu, tetapi tidak ingin menghabiskan waktu menyendiri dengan cepat. Hanya menemani saja tidak masalah. Lagipula, wanita yang pernah menjadi masa lalu Jordi juga tidak ingin terburu-buru. "Tidak ada. Aku juga kelelahan, sedari tadi berputar mencari satu tempat." Basa-basi adalah hal utama yang harus dilakukan. Cara termudah untuk mendekati satu sama lain. "Kalau boleh tahu, untuk apa kamu ke sana?" tanya Jordi ingin tahu. Jordi salah satu anggota Keluarga Rider, memang harus tahu siapa dan dengan tujuan apa wanita yang duduk di hadapan. "Sebelumnya, biar kuperkenalkan diri. Namaku Ash, hanya Ash saja. Ada masalah keluarga, d
Matahari telah diganti oleh bulan. Melihat banyak bintang tertata rapi di langit sangatlah indah. Tidak bosan-bosannya Ash menatap di mana orang tua telah bahagia di sana.Suara ketukan halus membuat Ash menoleh. Seorang wanita muda yang tidak kalah cantik tersenyum, lalu mengajak bicara. "Namaku Ava, istri dari anak pertama Keluarga Rider, Stuart Rider. Salam kenal."Ash memang tidak begitu mengenali Stuart saat masih anak-anak, tetapi hapal dengan perilaku Stuart. Pendiam dan takut untuk bertindak. Sangat berbeda dengan dua saudara."Panggil saja Ash. Salam kenal juga," balas Ash tanpa melanjutkan beberapa kalimat. Ava tidak terlalu penting untuk Ash. Bukan salah satu orang yang harus dimasukkan ke daftar pembalasan."Yang lain sudah berkumpul di ruang makan. Kami tidak tahu apa kesukaanmu. Kuharap, kamu suka dengan makanan yang telah disiapkan." Ava terlalu baik untuk bergabung di Keluarga Rider.Ash tidak mempersalahkan Ava yang menikah dengan
Semua orang telah pergi ke kamar masing-masing, kecuali Ash. Peristiwa tidak menyenangkan tadi cukup membuat Ash geram. Tumpahnya susu putih disebabkan oleh Ava yang tidak sengaja menyenggol. Seharusnya, Ava yang meminta maaf dan dipukul, bukan Tony.Masih ada satu gelas susu putih di tangan Ash. Susu putih itu akan diberikan pada Tony, yang masih bekerja di dapur.Seharusnya, sudah tidak ada siapa-siapa. Jika ketahuan, Ash bisa menggunakan alasan tentang penjelasan Ava akan kebanyakan minum susu."Ini untukmu." Ash menaruh gelas susu di dekat tempat bumbu. Senyum hangat diberi oleh Ash. "Sayang sekali, susu ini sudah dingin. Kamu bisa memanaskannya lagi, 'kan? Aku sengaja meminta dua, karena ingin memberimu satu. Selesai mencuci piring, langsung lakukan apa yang kusuruh.""Terima kasih, Nona." Tidak. Seharusnya, panggil Ash dengan kata kakak, bukan nona. Senyuman hangat yang Ash berikan berubah menjadi sedih. Tony tidak mengenali Ash sama sekali.
Sarapan berjalan lancar. Tidak ada kekacauan seperti kemarin. Jika selalu hidup bahagia seperti ini bagus, tetapi tidak untuk Ash. Ya, tidak untuk bahagia bersama Keluarga Rider, kecuali Jordi.Langkah dua orang terdengar jelas. Dua wanita menghampiri para keluarga untuk memberi tahu, jika ada tamu yang ingin bertemu dengan Jordi.Wanita pertama berpakaian pelayan. Justru dialah yang bertemu dan mengantar tamu ke ruang makan. "Permisi. Mohon maaf telah mengganggu. Saya mengantar seseorang yang ingin bertemu dengan Tuan Jordi.""Aku? Blair!" Wajah Jordi merekah, karena hadirnya sang kekasih. Jordi langsung memeluk Blair untuk tanda pertemuan pertama di dunia nyata. "Kamu bilang sore minta dijemput. Kenapa sekarang?""Kejutan?" Blair tertawa melihat reaksi Jordi. "Aku sengaja datang sendiri. Kupikir, kamu sudah berangkat sekolah. Kalau kamu sudah sampai di rumah, niatku ingin mengejutkanmu."Tatapan Ash lekat pada Blair. Cantik dan tubuh berisi. Tida
"Aku baru saja ingin menghubungimu. Ayo, masuk." Wajah Jordi terlihat bahagia sekali, setelah bertemu dengan Blair di halaman, dan hanya mengajak masuk Blair seorang. Padahal, Ash ada di sebelah Blair tadi.Beginilah, jika sahabat masa kecil telah dilupakan. Ash merasa diabaikan oleh pria yang masih menjadi pangeran di hati.Jordi dan Blair duduk bersebelahan, sedangkan Ash duduk di sebelah Gerry. Hanya sofa sebelah Gerry saja yang kosong. Tangan Gerry juga menepuk bagian sofa tersebut, dengan senyum nakal. Mau atau tidak, Ash duduk di sebelah pria berhidung belang."Bu, percayalah dengan Blair. Dia wanita baik dan sopan pada orang yang lebih tua. Apalagi yang Ibu khawatirkan? Saat aku menunjukkan foto Blair, Ibu berubah menjadi sangat khawatir. Ibu baik-baik saja, 'kan?" Jordi mengatakan perasaan khawatir pada Marry.Ash menoleh pada Blair. Wajah kesal terlihat di sana. Marry seakan tahu, jika Blair adalah wanita pemilik kekuatan abu kematian."Ad
Tidak sulit untuk mengikuti Gerry. Karena Gerry suka menyentuh tubuh Ash, kekuatan abu milik Ash menempel pada tubuh Gerry. Jiwa dan kekuatan abu kematian telah menjadi satu, jadi Ash mengerti bagaimana dan harus apa dengan kekuatan tersebut.Hotel mewah adalah tempat di mana Gerry datangi. Ash yakin sekali, jika Gerry dan wanita bernama Jennifer tadi sedang melalukan hubungan intim. Biarkan Gerry merasa senang sebelum ajal mendatang.Hampir satu jam Ash menunggu di lantai bawah. Wanita yang memegang tumpukan uang lembar tersenyum lebar, ketika jalan melewati Ash."Bercinta dengan Gerry bisa membuatku kaya raya dengan cepat," gumam Jennifer dengan girang. Tangan Jennifer tidak berhenti menghitung lembaran uang tersebut berkali-kali.Dalam sekali lihat, Ash sudah hafal dengan wajah dan cara berpakaian Jennifer. Saatnya memasuki kamar mandi wanita untuk berubah. Berubah menjadi Jennifer.Kekuatan abu Ash meningkat dengan cepat. Ash menyadarinya di sa
"Di mana Paman Gerry? Tumben sekali belum bangun." Ava yang sedang menuangkan nasi untuk Stuart bertanya. Memang Ava tidak menyukai pikiran mesum Gerry, tetapi sudah semestinya untuk saling peduli dalam satu keluarga."Biarkan. Kamu seperti tidak tahu perilakunya saja." Stuart menjawab. Ada rasa cemburu, jika Ava menanyakan tentang Gerry.Mengingat apa yang Erine dengar kemarin malam, tatapan tajam Erine langsung tertuju pada Ash dan Blair.Suara derap langkah kaki yang terburu-buru menandakan bahwa orang tersebut sedang khawatir berat. Orang tersebut adalah Tony. Sedang fokus mengepel di teras rumah, polisi datang membawa anak buah. Menjelaskan semua peristiwa pada Tony.Ketika mobil polisi tiba, Tony mengira, salah satu anggota Keluarga Rider melakukan kesalahan besar. Jika benar, maka Tony berniat menyebarkan masalah tersebut ke dunia internet. Ternyata, Tony salah besar."Tuan Besar Donny!" Tony mendekat pada Donny dengan wajah sedih sekaligus
Pemakaman berjalan lancar. Semua orang telah meninggalkan tempat, kecuali Keluarga Rider. Mereka tahu, jika Gerry adalah pria yang tidak akan pernah berhenti melakukan maksiat. Akan tetapi, masih ada sedikit kebaikan di dalam hati.Ash dan Blair diminta untuk menunggu di dalam mobil. Ada sedikit percakapan yang mereka ucapkan dengan berbisik. Supir bisa saja mendengar, lalu melapor pada Donny."Bisa-bisanya, kamu lupa saat pergi meninggalkan Gerry. Kamu memang sengaja, atau lupa?" Ingin sekali Blair merokok sekarang, tetapi tidak bisa di depan keluarga yang akan menjadi keluarga besar di masa depan."Awalnya, aku mengira hal itu adalah sebuah kesalahan, tetapi tidak. Membuka sedikit identitas tidak ada salahnya, asalkan pandai mengaturnya." Ash menjawab sambil memperhatikan Keluarga Rider berduka.Kematian orang tua Ash tidak dilakukan seperti itu. Seharusnya, Ash bakar juga jasad Gerry di hotel, lalu memakan abu Gerry."Dengar, Blair. Untuk hari i