Tidak sulit untuk mengikuti Gerry. Karena Gerry suka menyentuh tubuh Ash, kekuatan abu milik Ash menempel pada tubuh Gerry. Jiwa dan kekuatan abu kematian telah menjadi satu, jadi Ash mengerti bagaimana dan harus apa dengan kekuatan tersebut.
Hotel mewah adalah tempat di mana Gerry datangi. Ash yakin sekali, jika Gerry dan wanita bernama Jennifer tadi sedang melalukan hubungan intim. Biarkan Gerry merasa senang sebelum ajal mendatang.
Hampir satu jam Ash menunggu di lantai bawah. Wanita yang memegang tumpukan uang lembar tersenyum lebar, ketika jalan melewati Ash.
"Bercinta dengan Gerry bisa membuatku kaya raya dengan cepat," gumam Jennifer dengan girang. Tangan Jennifer tidak berhenti menghitung lembaran uang tersebut berkali-kali.
Dalam sekali lihat, Ash sudah hafal dengan wajah dan cara berpakaian Jennifer. Saatnya memasuki kamar mandi wanita untuk berubah. Berubah menjadi Jennifer.
Kekuatan abu Ash meningkat dengan cepat. Ash menyadarinya di sa
"Di mana Paman Gerry? Tumben sekali belum bangun." Ava yang sedang menuangkan nasi untuk Stuart bertanya. Memang Ava tidak menyukai pikiran mesum Gerry, tetapi sudah semestinya untuk saling peduli dalam satu keluarga."Biarkan. Kamu seperti tidak tahu perilakunya saja." Stuart menjawab. Ada rasa cemburu, jika Ava menanyakan tentang Gerry.Mengingat apa yang Erine dengar kemarin malam, tatapan tajam Erine langsung tertuju pada Ash dan Blair.Suara derap langkah kaki yang terburu-buru menandakan bahwa orang tersebut sedang khawatir berat. Orang tersebut adalah Tony. Sedang fokus mengepel di teras rumah, polisi datang membawa anak buah. Menjelaskan semua peristiwa pada Tony.Ketika mobil polisi tiba, Tony mengira, salah satu anggota Keluarga Rider melakukan kesalahan besar. Jika benar, maka Tony berniat menyebarkan masalah tersebut ke dunia internet. Ternyata, Tony salah besar."Tuan Besar Donny!" Tony mendekat pada Donny dengan wajah sedih sekaligus
Pemakaman berjalan lancar. Semua orang telah meninggalkan tempat, kecuali Keluarga Rider. Mereka tahu, jika Gerry adalah pria yang tidak akan pernah berhenti melakukan maksiat. Akan tetapi, masih ada sedikit kebaikan di dalam hati.Ash dan Blair diminta untuk menunggu di dalam mobil. Ada sedikit percakapan yang mereka ucapkan dengan berbisik. Supir bisa saja mendengar, lalu melapor pada Donny."Bisa-bisanya, kamu lupa saat pergi meninggalkan Gerry. Kamu memang sengaja, atau lupa?" Ingin sekali Blair merokok sekarang, tetapi tidak bisa di depan keluarga yang akan menjadi keluarga besar di masa depan."Awalnya, aku mengira hal itu adalah sebuah kesalahan, tetapi tidak. Membuka sedikit identitas tidak ada salahnya, asalkan pandai mengaturnya." Ash menjawab sambil memperhatikan Keluarga Rider berduka.Kematian orang tua Ash tidak dilakukan seperti itu. Seharusnya, Ash bakar juga jasad Gerry di hotel, lalu memakan abu Gerry."Dengar, Blair. Untuk hari i
Sudah hampir tiga jam Erine berjalan mondar-mandir di kamar. Memikirkan bagaimana dan ke mana harus Erine lakukan. Tidak ada yang percaya, juga membantu.Dering ponsel mengganggu pikiran Erine. Tidak disangka, Erine memiliki ide untuk mengajak orang yang ingin berbicara melalui ponsel. Orang tersebut adalah Nath Joseph, kekasih Erine."Hei, aku menghubungimu karena kamu tidak masuk sekolah. Kudengar, pamanmu meninggal dunia. Aku turut berduka." Betapa manisnya Nath pada Erine. "Berita itu masuk televisi juga. Bagian paha, pundak, dan leher sungguh ditusuk?"Erine tidak bisa langsung mengajak begitu saja. Nath harus mendengar penjelasan Erine dari awal hingga akhir. "Ya, lalu dilempar dari hotel. Sungguh tragis."Nath sudah tidak bicara. Sekarang giliran Erine yang bicara panjang lebar. "Nath, dengar, aku ingin kamu mendengarkanku.""Katakan saja. Apa ada sesuatu?" Nath yang rebahan di ranjang, langsung merubah posisi menjadi duduk. Suara Erine terd
Kembali di pagi hari, di mana Opsir Benny berdiri di depan Keluarga Rider. Bukan menjelaskan tentang kasus Gerry, melainkan memberi kabar buruk mengenai tewasnya Erine.Kabar buruk untuk Keluarga Rider menjadi kabar baik untuk Blair. Ash sudah tidak perlu menunggu kabar, karena Ash sendiri yang sudah membuat kabar tersebut, sedangkan Opsir Benny hanya menjadi tukang pos."Seperti apa yang Nyonya Marry katakan kemarin, pelaku dari kasus ini memanglah orang yang memiliki kekuatan abu kematian. Saksi mengatakan sendiri. Pelaku bisa menyamar sebagai orang lain, entah orang asing atau terdekat. Kalian harus berhati-hati. Saya akan berusaha mungkin untuk menangkap pelaku." Opsir Benny menenangkan para keluarga korban.Karena sudah kehilangan dua anggota keluarga, Donny terlihat cemas. Apa yang dikatakan Gerry mengenai pembalasan dendam Ashley bisa saja terjadi.Opsir Benny yang hanya menjalankan tugas tiba-tiba kerah seragam ditarik oleh Donny, lalu senjata api
"Tadi kusimpan di kantung celana. Sekarang di mana, ya?" Ava terlihat kebingungan. Berkali-kali mencari sesuatu yang telah disimpan lama, tetapi tidak ketemu. "Aku harus menemukan foto Gerry, sebelum Stuart mendapatkan lebih dulu."Sekali lagi Ava mencari di dalam kamar. Di bawah ranjang, bawah meja rias, dan mungkin saja tidak sengaja terbuang ke kotak sampah kecil. Ava mendecakkan lidah dengan kesal. "Aku harus mencarinya ke mana lagi?""Sedang mencari apa? Sepertinya, penting sekali." Stuart yang baru saja keluar dari kamar mandi terlihat bingung dengan gerak-gerik Ava.Tubuh Ava gemetar hebat. Ava berpikir, jika Stuart sudah lama berdiri di belakang. "S-sejak kapan kamu selesai mandi?" Stuart tidak boleh tahu mengapa Ava bisa memiliki foto Gerry. Ada masa lalu yang tidak bisa Ava ceritakan pada suami sendiri.Rambut Stuart yang terlihat kacau membuat Ava gemas ingin merapikan. "Sebenarnya, aku kehilangan anting yang diberikan Erine. Aku tidak sengaja
Satu keluarga menangisi kepergian Erine di pemakaman, kecuali Marry. Marry juga di bawa ke pemakaman, tetapi sengaja ditinggalkan dalam mobil bersama dua pelayan. Donny tidak ingin Marry mengacaukan suasana kepergian Erine ke liang lahat.Tempat parkir mobil dan makam Erine tidak begitu jauh, jadi Jordi bisa memperhatikan sang ibu dari kejauhan. Marry menangis sambil menggumamkan sesuatu. Jordi yakin, gumam tersebut pasti tidak ingin Erine pergi meninggalkan Marry."Ayah, apa tidak bisa biarkan ibu ikut melihat makam Erine?" tanya Jordi pada Donny. Jordi paham dengan perilaku Marry yang lebih menyayangi Erine, tetapi sebagai ibu, Jordi juga tidak bisa benci.Tanpa menoleh pada Jordi, Donny menjawab, "Ayah tidak ingin ibumu semakin sedih. Biarkan dia di sana.""Ibu meronta-ronta, Yah. Daripada situasi semakin buruk, lebih baik biarkan ibu keluar." Donny bergeming, membuat Jordi agak kesal. "Baiklah, biar aku yang bawa ibu-""Ayah bilang biarkan saja
Pandangan pada pantulan di cermin membuat Ava menjadi termenung. Tangan yang sedang menyisir rambut sang anak pun berhenti. Beberapa hari ini, Ava sungguh tidak bisa melupakan pria yang pernah berada di hati.Vera melihat sang mama terdiam. Seharusnya, rambut Vera sudah diikat kepang seperti permintaan, dan beberapa menit lagi akan berangkat sekolah. Namun, mama dari anak kecil perempuan tersebut malah diam termenung."Mama, kepang rambut Vera. Kepang dua, ya?" Vera mengajak Ava bicara melalui pantulan cermin, tetapi Ava tetap bergeming. "Mama!"Tetap tidak ada balasan. Justru air matalah yang keluar. Ava sungguh tidak rela di tinggal mati oleh Gerry.Kebetulan sekali Stuart masuk ke kamar untuk mengganti pakaian kerja. Melihat Ava yang menangis tiba-tiba, Stuart tidak ingin langsung bersuara."Papa, mama tiba-tiba menangis. Padahal, Vera hanya ingin diikat kepang dua. Mama juga tidak mendengarkan Vera bicara. Apa mama sudah tidak sayang dengan Ver
Rider's Corp. Bangunan besar nan tinggi terlihat sangat mewah dan megah. Dari halaman dan parkiran saja sangat lebar. Bagaimana jika Ash menghancurkan bisnis Keluarga Rider juga?"Anda pasti Nona Ash. Tuan Stuart sudah menunggu." Wanita berpakaian kantor menyapa Ash dengan ramah. "Silakan ikuti saya, Nona."Wanita itu hanya bekerja sebagai sekretaris. Tidak ada hubungan dengan Keluarga Rider. Maksud Ash, tisak ada hubungan kekeluargaan, bukan hubungan pekerjaan.Mungkin terlalu berlebihan, jika Ash juga menghancurkan bisnis Keluarga Rider. Banyak orang yang bekerja dengan giat di sini. Pasti sangat sulit mencari pekerjaan. Mereka bekerja mencari uang dari hasil keringat untuk keluarga. Ash tidak tega.Suara ketukan pintu dari luar membuat Ash tersadar dari lamunan. Ash tidak sadar, jika sudah sampai di depan pintu ruang direktur."Masuk." Suara pria yang Ash kenal terdengar sampai luar. Berarti, ruangan tersebut tidak kedap suara."Permisi,