Share

Bab 67

Nawangsih dan Suryawijaya sama-sama menundukkan kepala ketika pintu ruang inap Ayah mereka terbuka.

‘Aku tidak yakin kedatangan ini bisa membuat keadaan membaik. Aku gugup bertemu ayah.’ batin Nawangsih sebelum menyapa Ayahnya lebih dulu ketimbang Suryawijaya yang lebih banyak diam sepanjang makan malam bersama tadi.

Kaysan menatap kehadiran kedua anaknya dengan alis yang terangkat. Pria baya itu masih memakai selang oksigen demi memperlancar proses pernapasannya melambaikan tangannya dengan lemah kepada Nawangsih.

"Ayahanda." Nawangsih tersenyum simpul seraya duduk di kursi. Wajah pucat yang berada di depannya itu semakin membuat jiwanya terguncang, duka Nawangsih semakin merembes ke mana-mana tak terkecuali pelupuk mata.

"Ayahanda belum makan?" tanya Nawangsih setelah melihat makan malam Ayahnya utuh di atas meja.

"Ayahanda tidak mau makan kalau bukan Ibunda yang menyuapinya." sahut Pandu. "Aku tadi sudah merayu Ayahanda, Ayahanda menolaknya mentah-mentah katanya aku tidak ahli dal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Wakhidah Dani
ngga tau gimana rasanya kalo jadi Tania ......
goodnovel comment avatar
Yanyan
keputusan yg di ambil tania tepat rinjani hrs kuat
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
ini cerita mendadak sedihhhh..koleb aku mb vi..jd nangis deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status