Share

Bab 77

Suryawijaya menghembuskan napas pelan. Dia dilanda rasa gugup ketika menduduki kursi kebesaran sang Ayah di ruang rapat. Lelaki itu nampak mencari kenyamanan dari tempat duduknya sembari menatap satu persatu direksi dan senior adat yang bekerja pada perusahaan keluarga besar Adiguna Pangarep.

Suryawijaya mengangguk saat orang-orang memberi salam sapa hangat kepadanya sebelum duduk di kursi antik yang mengelilingi meja berbentuk persegi panjang.

"Ayahanda, aku masih terlalu muda untuk tugas sebesar ini. Kursi ini begitu mempengaruhi jiwaku."

Badai kata-kata di kepala Suryawijaya semakin riuh, ribut. Segala sesuatu yang berupa ketidakmampuannya memimpin rapat itu menghantam nyalinya, menurunkan ego dan keangkuhannya. Tangannya basah, napasnya kian tidak tenang, Suryawijaya kehilangan kosa kata.

Rinjani tersenyum ramah, beliau beranjak seraya membungkukkan badan di hadapan para rekan, bawahan, dan abdi budaya yang membantunya menggerakkan roda perusahaan dan budaya yang dia harapkan tak l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Elok Fatimah
dikasih foto gelang tangan tania ja jadi semngat 45 si ndomas. semngat, semoga ayahanda pnjng umur.
goodnovel comment avatar
cheepychan
baru foto gelangnya aja udah kembali semagat mas Uya.. gimana klo dikasih foto Tania sama bule2 bisa2 jumpalitan itu gk bisa nahan pingin ketemu..hehe tugasmu masih banyak ndomas jadi jngan buang2 waktu biar cepat kelar pisah sama kenesnya.hehe semangat ndomas n Tania!
goodnovel comment avatar
Kurniasari Kurniasari
semangat mb vi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status