Share

Bab 78

Nawangsih membiarkan jendela kamarnya terbuka sampai jam sepuluh malam sebab udara panas yang amat menyengat membuatnya lebih suka berada di dekat jendela flat untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Tetapi gadis itu terlihat merenung, sedang tatapannya lari entah ke mana. Pertemuannya dengan Tuan Grissham membuatnya ingin menghubungi sang Ayah.

"Satu jam lagi, Ibunda pasti sudah bangun untuk salat subuh! Aku bisa menunggu sebentar." Nawangsih mencebikkan bibir sambil menatap panorama sekitar, ia menyandarkan kepala di kusen jendela.

"Di dadaku ada setangkup rindu yang membara, Mas. Kamu apa kabar? Apa kamu masih berkenan menungguku lulus Undergraduate Preparatory Certificate dan baru kuliah lagi? Aku lama di sini, Mas. Lima atau enam tahun lagi aku baru pulang. Apa sabarmu dan penantian kita bisa selama itu?"

Nawangsih memutar gelang emas yang melingkari pergelangan tangannya. "Dalam waktu yang begitu lama, pasti banyak yang berubah dari kita berdua. Atau bisa jadi Mas sudah nikah, punya a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Dian Susantie
emang gitu.. kalo belum makan nasi.. brarti belum makan... hahahha... malam steaknaja pake nasi.. wkwkwkw
goodnovel comment avatar
Muti
Nasi mana nasi
goodnovel comment avatar
Ari Martiana
Nanggung , jgn cuma beras Nia, sekalian minta kiriman rendang qiqiqi.... abon.... kering tempe...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status