Share

Bab 89

Semarak pesta natal menjadi hiburan penuh makna bagi Suryawijaya setelah menginjakkan kaki selama dua hari di London. Kemeriahan dan suka cita itu terasa begitu menghangatkan suasananya yang sepi akan perhatian.

Suryawijaya menggenggam secangkir kopi hangat sambil berharap Nawangsih tidak memiliki kekasih, melupakannya atau yang lebih parah seluruh rasa yang pernah diberikan kepadanya lenyap bersama waktu yang berlalu.

Suryawijaya menyesap kopinya seraya menghela napas, dia menunduk untuk kembali melihat iring-iringan pawai dari balkon kamar hotelnya.

"Sudah waktunya aku menemuimu, Tania."

Lelaki itu menggunakan jaket tebal dan syal untuk membungkus bagian tubuh dan lehernya agar tidak meriang dalam kesendirian sebelum menyusuri jalanan yang tak jauh dari tempat tinggal Nawangsih.

Suryawijaya menyunggingkan senyum, teringat masa kecil Nawangsih yang menyukai Cinderella dan pangeran berkuda putih. Sejenak dia berhenti untuk menerka-nerka apakah itu alasan Nawangsih memilih Inggris menja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (12)
goodnovel comment avatar
Dian Susantie
lah.. ndomas.. ndomas.. Kenes aja tau kalo dibuntuti.. makanya jgn galau2.. wkwkwk lebih baik gitu Kenes..mundur.. drpd kamu ngenes...hehehe
goodnovel comment avatar
Ari Martiana
Ndu blm menyerahkan gelang dr Tania. Duh, ngga tau nanti reaksi mas Uya....
goodnovel comment avatar
Ari Martiana
kok biso ? tenane ?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status