Share

Bab 113

Nawangsih menghela napas setelah keluar dari kamar ayahnya, meninggalkan Suryawijaya dan Ayahnya yang kembali membahas pekerjaan.

Di dapur, tak ada siapapun kecuali dia dan cicak di atas plafon.

"Ya Tuhan, di saat aku ingin menjauh dan melupakan semuanya. Restu itu hadir tanpa aku duga. Tapi aku merasa tidak mengerti harus memilih jalan mana. Menikah atau tetap menjadi sahabat selamanya."

Gadis itu termenung, membiarkan benaknya bicara dan berdebat. Begitupun Suryawijaya, ruang kerja ayahnya adalah tempatnya menepi setelah pembicaraan dengan ayahnya selesai.

"Tak ada yang lebih menentramkan hati ketimbang utuhnya sebuah keluarga. Terlebih setelah Ayahanda sakit, keluargaku masih terus di sorot media. Sekarang mungkin benar apa yang di katakan Keneswari dulu, jika apa yang terjadi antara aku dan Nawangsih adalah sesuatu yang justru akan menodai harkat dan martabat keluarga ini."

Suryawijaya menghembuskan napas sambil meraba kebenaran dalam setiap kata Keneswari. Dia mengangguk samar dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Ari Martiana
Rinjani, bahkan kita masih ingat perjalanan Kaysan pdkt dulu ... hehehe.... kiriman makanan, roolingdoor yg macet...
goodnovel comment avatar
Yanyan
gak sabar dgn wasiat dari ayahanda
goodnovel comment avatar
Naerul Rosyidah
masih g nyangka ayahanda udah pergi.. semoga stlh surat wasiat itu diumumkan, mas pandu udh g marah lagi y m mas Uya.. biar ayahanda di surga tersenyum .. dan ibunda bahagia......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status