Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)
***
POV Ardan.Sejak saat pernyataan mengejutkan dari Dokter Ayu itu, aku sudah tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Kata Mama, Dokter Ayu masih mengunjungi Arti, tapi aku pasti sudah tak ada di rumah.
Aku memang tak mungkin bisa membalas perasaannya. Karena aku ingin berkumpul dengan Resti dia surga nanti. Aku tak mau menikah lagi. Biarlah Arti aku rawat sendiri.
"Maaf kalau saya lancang, Tuan. Boleh saya katakan sesuatu?" tanya Rumi.
"Rum, tak usah memanggil saya dengan sebutan Tuan. Kita sekarang sudah menjadi keluarga," ujarku.
"Hem, sudah terbiasa. Jadi biarkan saja, Tuan."
"Terserah kau sajalah, Rum. Katakan, ingin bertanya soal apa?"
Rumi terlihat ragu-ragu untuk bicara. Ia berulang kali mengatur napas.
"Sekali lagi maaf, tapi apakah Tuan tidak kerepotan mengurus Arti seorang diri tanpa pendamping?"
Aku memejamkan mataku beberapa detik
.Judul: Wanita lain dalam hatiku (Maafkan aku, istriku)***POV Rumi.Hari ini semua marah padaku, hanya karena aku mengungkit tentang sebuah perasaan.Apa salah?Aku hanya merasa peduli dengan kakak iparku, dan Dokter Ayu.Biar bagiamana pun aku tahu rasanya diabaikan.Eh, Tuan Ardan malah meneriakiku. Itu tak terlalu sakit. Namun, yang membuat aku sedikit pilu, iyalah sikap suamiku.Mas Gilang seolah mendukung sikap kakaknya. Dia pun bersikeras membela Nyonya Resti.Aku tahu, sangat tahu kalau Nyonya Resti baik dan sangat sempurna. Akan tetapi dia sudah tak ada.Apa salahnya memulai kebahagiaan yang baru?Aneh memang laki-laki zaman sekarang. Diawal angkuh, nanti ketika sudah luluh langsung meminang.Aku yakin Tuan Ardan akan bertekuk lutut di hadapan Dokter Ayu. Seperti Mas Gilang yang menolakku terang-terangan waktu itu.Sore ini aku berhadapan dengan suamiku.Ada
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 1.***"Saya terima nikah dan kawinnya Raya Selina binti Ridwan Gani dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.""Sah.""Sah.""Sah."Riuh terdengar di ruangan tamu rumahku ini. Ijab Qabul sudah terlaksana.Kini Mas Rio sah menjadi suami dari Raya. Tentunya Raya berstatus sebagai istri kedua."Han, kamu kuat banget menghadapi ini semua," bisik Luna, sahabat karibku.Aku hanya merespon dengan senyuman. Sesungguhnya hatiku terasa perih, tapi apa boleh buat? Aku tak berdaya menentang keinginan Mas Rio untuk menikahi Raya..Selesai sudah ritual pernikahan. Sekarang suasana di rumahku mulai sepi. Hanya ada aku, Mama mertua, se
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 2.***Malam ini aku tak bisa tidur. Bayangan Mas Rio yang sedang sekamar dengan Raya menghantuiku.Sungguh hatiku terasa nyeri dan pilu. Aku hanya wanita biasa, berbagi suami bukanlah hal mudah."Jadi itu alasan kenapa Mas selama ini sering bersikap dingin terhadapku?""Sekali lagi maafkan aku, Han. Aku dan Raya saling mencintai sejak lama. Saat itu, ketika kau datang memintaku untuk menikahimu status Raya dan aku masih berpacaran. Namun, Mama meyakinkan dan membujuk agar aku tak menolakmu. Mama selalu berdalih soal bakti. Jadi aku terpaksa menurutinya. Bukan cuma itu, Han. Aku juga sudah berusaha semaksimal yang aku bisa untuk mencintaimu sebagai istriku, tapi kenyataannya berkata lain. Raya adalah c
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 3.***Aku perlahan mundur dan menjauhi kamar Raya.Di dapur, aku menuangkan segelas air putih kemudian meminumnya hingga tandas.Napasku memburu seperti seorang yang sedang berlarian jauh.Air mataku mengalir begitu derasnya. Mungkin saat ini kedua mataku telah bengkak."Mbak, sedang apa di sini?" tanya seseorang membuat aku terperanjat kaget.Seketika aku langsung mengusap bulir bening yang mengalir di pipiku."Eh, a-anu ... aku haus, dan sedikit kurang sehat," ucapku menyembunyikan luka.Raya menatapku cukup lama. Ia mengamati seluruh tubuhku dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.Aku risih diperhatikannya seperti ini.
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 4.***Siang harinya kedua asisten rumah tanggaku kembali.Bik Minah, dan Anaknya Tuti. Keduanya bekerja di sini dengan sangat baik selama ini."Nyonya, perempuan yang tadi membukakan pintu itu siapa?" tanya Tuti saat mengantarkan teh hangat ke kamarku."Kamu belum kenalan dengannya?" Aku balik bertanya dengan senyuman.Tuti menggeleng."Namanya, Raya. Cantikkan?""Iya, cantik. Jika dibandingkan dengan Nyonya, tetap cantikan Nyonya Hana," ujar Tuti.Tuti janda dengan 3 orang Anak, sudah setahun terakhir ini dia ikut bekerja di rumahku."Ah, kamu bisa aja. Saya mah banyak kurangnya," sahutku."Tidak. Nyonya Hana sem
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 5.***Cukup lama aku menunggu Mas Rio, tapi dia belum keluar juga dari kamar Raya.Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul ke kamar. Aku hendak berpamitan kerja.Sampai di depan pintu kamarRaya, aku menyaksikan pemandangan yang menyesakkan rongga dada.Raya tengah memeluk Mas Rio begitu mesra.Ah, aku seharusnya tak boleh cemburu. Raya memiliki hak yang sama atas diri Mas Rio."Mas," lirihku.Pelukan Mas Rio perlahan dilepasnya. Suamiku itu menoleh ke arahku."Iya, Han.""Aku cuma mau berpamitan saja, Mas.""Baik, Han. Hati-hati di jalan. Hari ini aku sepertinya tidak jadi ke kantor. Karena aku dan Raya hendak meng
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 6.***Malam ini aku tidur seorang diri lagi. Mas Rio masih berada sekamar dengan Raya.Jadwal kami sudah ditentukan. Mas Rio bersama Raya tiga hari, begitupun denganku.Hanya saja, aku belum terbiasa dengan ini.Jam dinding menunjukkan pukul 01:25. Sudah selarut ini, tapi mataku masih enggan terpejam.Dengan resah dan gelisah, aku keluar kamar dan melangkah ke ruang tengah. Namun, aku begitu terkejut saat melihat Mas Rio berada di sofa. Ia tampak menyeruput segelas kopi dengan ekspresi wajah yang sulit aku jelaskan."Mas," lirihku sembari duduk di sebelahnya.Mas Rio menoleh ke arahku dan tak ada senyum atau pun ekspresi apa-apa.Wajahnya sangat datar saat ini.&nbs
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 7.***Waktu berjalan. Berkat kontrak kerjasama dengan perusahaan Pak Abraham produk milik perusahaanku tambah laris dan maju.Alhamdulillah. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Begitupun usahaku dalam mencintai suamiku sepenuh hati, suatu hari nanti aku yakin, cinta ini akan bersambut..Seperti biasa, aku pulang lebih awal dari Mas Rio.Terlihat Raya sedang duduk di teras lantai atas. Aku yang hendak mengambil sesuatu di dalam ruang lantai dua itu, jadi terpaksa melewatinya."Mbak sudah pulang?" tanya-nya menatapku datar."Iya, Ray. Setiap hari aku memang pulang cepat.""Oh, kenapa?" tanya-nya lagi."Karena aku telah menikah. Urusan bisnis dan suami ad