Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 3.***Aku perlahan mundur dan menjauhi kamar Raya.Di dapur, aku menuangkan segelas air putih kemudian meminumnya hingga tandas.Napasku memburu seperti seorang yang sedang berlarian jauh.Air mataku mengalir begitu derasnya. Mungkin saat ini kedua mataku telah bengkak."Mbak, sedang apa di sini?" tanya seseorang membuat aku terperanjat kaget.Seketika aku langsung mengusap bulir bening yang mengalir di pipiku."Eh, a-anu ... aku haus, dan sedikit kurang sehat," ucapku menyembunyikan luka.Raya menatapku cukup lama. Ia mengamati seluruh tubuhku dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.Aku risih diperhatikannya seperti ini.
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 4.***Siang harinya kedua asisten rumah tanggaku kembali.Bik Minah, dan Anaknya Tuti. Keduanya bekerja di sini dengan sangat baik selama ini."Nyonya, perempuan yang tadi membukakan pintu itu siapa?" tanya Tuti saat mengantarkan teh hangat ke kamarku."Kamu belum kenalan dengannya?" Aku balik bertanya dengan senyuman.Tuti menggeleng."Namanya, Raya. Cantikkan?""Iya, cantik. Jika dibandingkan dengan Nyonya, tetap cantikan Nyonya Hana," ujar Tuti.Tuti janda dengan 3 orang Anak, sudah setahun terakhir ini dia ikut bekerja di rumahku."Ah, kamu bisa aja. Saya mah banyak kurangnya," sahutku."Tidak. Nyonya Hana sem
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 5.***Cukup lama aku menunggu Mas Rio, tapi dia belum keluar juga dari kamar Raya.Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul ke kamar. Aku hendak berpamitan kerja.Sampai di depan pintu kamarRaya, aku menyaksikan pemandangan yang menyesakkan rongga dada.Raya tengah memeluk Mas Rio begitu mesra.Ah, aku seharusnya tak boleh cemburu. Raya memiliki hak yang sama atas diri Mas Rio."Mas," lirihku.Pelukan Mas Rio perlahan dilepasnya. Suamiku itu menoleh ke arahku."Iya, Han.""Aku cuma mau berpamitan saja, Mas.""Baik, Han. Hati-hati di jalan. Hari ini aku sepertinya tidak jadi ke kantor. Karena aku dan Raya hendak meng
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 6.***Malam ini aku tidur seorang diri lagi. Mas Rio masih berada sekamar dengan Raya.Jadwal kami sudah ditentukan. Mas Rio bersama Raya tiga hari, begitupun denganku.Hanya saja, aku belum terbiasa dengan ini.Jam dinding menunjukkan pukul 01:25. Sudah selarut ini, tapi mataku masih enggan terpejam.Dengan resah dan gelisah, aku keluar kamar dan melangkah ke ruang tengah. Namun, aku begitu terkejut saat melihat Mas Rio berada di sofa. Ia tampak menyeruput segelas kopi dengan ekspresi wajah yang sulit aku jelaskan."Mas," lirihku sembari duduk di sebelahnya.Mas Rio menoleh ke arahku dan tak ada senyum atau pun ekspresi apa-apa.Wajahnya sangat datar saat ini.&nbs
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 7.***Waktu berjalan. Berkat kontrak kerjasama dengan perusahaan Pak Abraham produk milik perusahaanku tambah laris dan maju.Alhamdulillah. Usaha tidak akan mengkhianati hasil. Begitupun usahaku dalam mencintai suamiku sepenuh hati, suatu hari nanti aku yakin, cinta ini akan bersambut..Seperti biasa, aku pulang lebih awal dari Mas Rio.Terlihat Raya sedang duduk di teras lantai atas. Aku yang hendak mengambil sesuatu di dalam ruang lantai dua itu, jadi terpaksa melewatinya."Mbak sudah pulang?" tanya-nya menatapku datar."Iya, Ray. Setiap hari aku memang pulang cepat.""Oh, kenapa?" tanya-nya lagi."Karena aku telah menikah. Urusan bisnis dan suami ad
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 8.***Di dalam kamar tangisku pecah. Dadaku terasa dipenuhi dengan kobaran api. Panas, sesak dan sakit.Sebelumnya aku memang bersalah kerena telah memaksakan cinta Mas Rio untukku. Namun, bukankah aku telah menebusnya dengan mengizinkan Raya menjadi bagian dari keluarga kami.Tak bisakah dua cinta bersatu dalam kedamaian, dan ketenangan?Kenapa maduku tega membuat cerita dusta demi menyingkirkan aku?Apa ini karma untukku?Ah, mataku yang sembab sudah terasa sangat berat. Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.--Saat mata kembali terbuka, sinar cahaya sang surya menerobos masuk lewat celah jendela.Aku perlahan b
Judul: Memadu kasih (Pernikahan kedua suamiku)Part: 9.***Saat matahari mulai tenggelam, Mas Rio pulang ke rumah.Aku menyambutnya seperti biasa. Walau sore ini hatiku masih menaruh kecewa atas ketidakpercayaannya padaku."Han," sapa suamiku itu."Iya, Mas.""Aku ingin bicara," ujarnya pula."Silakan," sahutku."Aku akan mandi dulu. Kamu tunggu saja di kamar!""Baik, Mas."Aku mengikuti langkah Mas Rio yang menuju kamar kami..Setelah dua puluh menit berlalu, Mas Rio telah keluar dari kamar mandi. Ia duduk di tepi ranjang dekat denganku.Entah kenapa jantungku seakan ingin meloncat keluar.
Judul: Memadu kasih (Pernikahan keduasuamiku)Part: 10.***Aku menetralkan suasana hatiku yang mulai terpancing panas karena ucapan Raya."Kenapa diam, Mas? Apa Mas akan membelikan aku sebuah rumah yang sama nilainya dengan rumah ini?" Lantang terdengar suara Raya berucap.Mas Rio menggeleng pelan dan mencoba berlalu. Namun, Raya menahannya."Jangan suka lari dari pembahasan, Mas. Bukankah tadi Mas bilang mau membelikan aku rumah?""Benar, Ray. Jika kamu memang bersedia, maka Mas akan mencari sebuah rumah baru untukmu. Namun, tidak sebesar dan sesempurna rumah ini," ujar Mas Rio."Itu tidak adil. Aku tak mau keluar dari sini, kecuali rumah yang aku tempati lebih bagus dari ini, atau setidaknya seimbang