Share

Kericuhan di Panggung

"Tiara dua hari lagi kita ada panggilan manggung diluar kota ya, siapkan perlengkapan kamu kita mungkin akan menginap semalam disana, dua hari lagi aku kabari kembali," ucap Erwin pada Tiara melalui telepon.

"Iya bang tapi saya harus ijin dulu ke Ibu saya."

"Ibumu pasti mengijinkan kamu, honornya besar Loh."

"Orang ini kepedean banget!" Gumam Tiara dalam hati.

Sebenarnya hati Tiara tengah bimbang, apakah ia harus menolak tawaran manggung itu atau kah ikut saja, ibunya pasti tidak memberinya ijin, apalagi ia tahu kalau itu di luar kota.

Di selimuti kebimbangan Tiara ingin mengabari Dewi perihal job manggung itu, bagaimanapun juga jika Dewi yang sudah dikenalnya ikut dalam job itu ia bisa sedikit lega.

"Selamat pagi mba,  mba Dewi ikut 'kan job manggung di luar kota itu?"

"Selamat pagi Tiara."

"Saya belum dapat kabar dari Erwin soal job itu, 'kok aku 'gak tahu ya?"

"Iya Mba katanya sih dua hari lagi, ok ya mba aku mau kasih tahu itu saja ke mba." Tiara menutup panggilan teleponnya.

Malam itu Tiara menyampaikan ke Ibunya bahwa panggilan manggung kali ini ada diluar kota, itu artinya ia harus menginap semalam disana.

Mulanya Ibunya tidak mengijinkan Tiara, tapi karena desakan Tiara dan usahanya meyakinkan Ibunya membuat Wanita paruh baya itu akhirnya luluh.

Hari yang telah di jadwalkan tiba, Tiara menyiapkan perlengkapannya untuk satu hari di sana, merasa semua sudah ia siapkan dan tak ada yang terlupa Tiara pamit kepada ibunya.

"Tiara pergi dulu ya Bu!"

"Iya hati-hati kamu disana, jaga diri baik-baik Nak!"

Tiara berangkat keluar kota, sebuah kota kecil yang mencapainya memakan waktu kira-kira dua jam perjalanan.

Didalam kendaraan yang membawanya juga terdapat  lima orang biduan lainnya yang samasekali belum ada yang dikenalnya, "Rupanya mba Dewi tidak ikut ke luar kota," Gumam Tiara sedikit kecewa.

Dari dalam mobil aroma wangi parfum para bidadari panggung begitu membangkitkan gairah bagi siapa saja yang menciumnya, wajah-wajah dan pesonanya mampu menghipnotis setiap mata yang memandang.

Mobil itu terus melaju menebar keharuman di setiap jalan yang di laluinya.

Tepat jam lima sore rombongan Tiara dan yang lainnya tiba di sebuah rumah yang mewah, disana sudah berdiri kokoh panggung untuk mereka bernyanyi nanti.

Pesta yang sangat meriah sepertinya si tuan rumah adalah orang kaya di kota kecil itu.

Tak beberapa lama Tiara dan teman biduannya yang lain sudah bersiap-siap disisi panggung menjalankan tugasnya untuk memberikan hiburan kepada penonton yang sudah tumpah-ruah mengisi seluruh tempat didepan panggung hingga sesak ke sisi-sisi panggung.

Tiara menyibakkan rambut lurusnya biduan yang cantik itu terlihat fresh, bibirnya yang merona membuat dia terlihat menggairahkan memberikan kesan seksi.

Pakaian minim yang dia kenakan membuat bagian perutnya sedikit terbuka penampilannya semakin mempesona dengan mengenakan atasan seksi dan terbuka di bagian punggung. 

Malam tak terasa semakin larut semakin meriah sampai penampilan puncak.

Tiara mendapat banyak penggemar yang menyukainya malam itu, dan beberapa penonton sudah terlihat tidak waras karena dicekoki minuman keras.

Tiara naik ke panggung dan mulai melakukan tugasnya, rasanya tidak sabar ia ingin menyudahinya dan beristirahat dentuman suara musik memecah malam, kerlip cahaya lampu panggung mengalahkan taburan bintang malam itu.

Beberapa pria naik ke atas panggung memberikan sawer kepada Tiara, silih berganti entah beberapa dari mereka seperti sudah kelihatan sangat mabuk minuman.

Suasana panggung semakin panas tidak terkendali ketika seseorang pria yang menyawer Tiara mengelus pahanya yang putih, Tiara dengan refleks menghindarinya dan sedikit demi sedikit bergeser menjauhinya.

Namun itu hanya membuat pria itu semakin beringas kearahnya dan ingin melakukan hal yang tak senonoh kepada Tiara.

Mata mesumnya memelototi sekujur tubuh molek Tiara yang beberapa bagiannya memang sedikit terbuka, sedang beberapa warga naik ke atas panggung untuk mengamankan Tiara yang sudah terlihat ketakutan.

Barusaja pria itu akan mencengkramkan tangannya ke bukit kembar Tiara, sebuah sepakan tepat mengenai selangkangan pria itu ia merintih kesakitan, Tiara menendangnya.

Suasana diatas panggung ricuh tak terkendali Tiara yang sudah terisak di bawa beberapa warga ketempat yang aman.

"Mba tenang saja, mba aman sekarang!" Kata seorang pemuka warga menenangkan Tiara.

Sungguh malam itu tidak mudah dilupakannya dan itu adalah hal yang baru dirasakan oleh Tiara sebagai biduan.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Damita palullungan
hahaaa manyunn liat bukit kembar......
goodnovel comment avatar
neyskhaathr
emang sih aku liat kebanyakan yg nonton itu mabok dan cuma cari sensasi sama biduan sexi gituu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status