Share

(7) Hak?

''Apa kau memiliki hak untuk berkata seperti itu?'' Virgi mengernyit kesal menatap Louise yang tengah sengit mengujinya.

Louise menarik garis bibirnya sedikit, ia tersenyum kecil. Kemudian menghembuskan nafas hangat tepat di telinga Virgi. Begitu tenang dengan alis tebalnya.

''Kau ini milikku. Kenapa aku tidak bisa mengatur boneka ku sendiri?''

''Berapa kali kamu mengatakan, kalau aku ini milik mu. Lalu kau akan melemparkan mu jika kau bosan. begitu?'' Lirih Virgi sambil menundukkan wajahnya.

Louise terbelalak mendengarnya. Ia menarik dagu Virgi perlahan dan mengangkat wajahnya. kedua bola mata gelap itu tertuju pada bibir tipis milik Virgi. Ia mengecupnya lembut.

''Aku tak percaya, jika kau berfikir sejauh itu. Kau memang gadis yang menarik,'' Goda Louise setelah tautan itu terpisah.

Virgi kembali tertunduk. Suasana kembali hening karna keduanya terdiam, tidak ada aura menusuk ataupun orang yang masuk kedalam ruangan Louise. Kedua tangan Louise tertata di depan dada bidangnya. Kakinya melipat layaknya seorang penguasa yang duduk dibawah tanah kekuasaannya. Ia melirik Virgi yang berulang kali hanya berdecak kesal.

''Sebenarnya, apa yang gadis ini pikirkan?'' Gumam Louise dalam hatinya.

''Dasar pria bejat. Aku ingin sekali pergi dari tempat ini. kenapa dia hanya berdiam. oh tidak, sepertinya aku akan tertusuk aura dingin lagi.'' Celetuk Virgi dalam hatinya.

Louise menggenggam dingin tangan Virgi. Baru saja ia ingin mengatakan sesuatu, Virgi sudah menaruh tatapan mencekam ke arahnya. tetap saja, itu tak mampu membuat Louise takut.

''Apa yang kau inginkan? Lepaskan aku.''

''Katakan. Apa kau mencintai Victor?'' Louise bertanya dengan tatapan elangnya.

Virgi hanya terdiam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun keduanya masih saling bertatapan. Ini adalah rekor baru Virgi yang bertahan dengan tatapan Louise.

''Katakan. Aku tidak ingin mengulang kedua kali. apalagi membuang waktu,'' Ucap Louise yang tak sabaran.

Louise sangat berharap tidak ada kata kata yang akan menusuk di hatinya. Dia tipikal pria yang memiliki hati lemah dihadapan wanitanya, Namun tetap terlihat angkuh.

''Dia berbeda dengan mu.''

''Hmmm'' Louise hanya bergumam mendengarnya. Ia sengaja mengirit perkataannya.

''Dia baik, dia memiliki hati lemah lembut. Dia memperlakukan ku dengan sangat sangat lembut. mungkin itu adalah salah satu alasan aku mencintainya. walau.. aku ga pernah tau isi hati dia,'' Lirih Virgi dengan senyum tipis.

Telinga Louise hampir saja meledak mendengarnya. Ia berusaha tidak marah, dan menahan gejolak emosi dalam dirinya. Melihat senyum tipis milik Virgi, ia ikut memiringkan garis bibirnya. Louise menarik garis bibir Virgi kembali agar tidak tersenyum. Tak tau apa maksudnya, yang jelas ia hanya terdiam dengan pandangan datar setelah itu.

''Aku menyukainya. Tapi sepertinya..''

Dengan cepat, tangan Louise merambat punggung Virgi. Ia mengangkatnya, dan meletakkan nya tepat di atas pahanya. giliran wajah Virgi yang merah padam. Posisi macam apa ini?

''Sstt.. Kedepannya, aku tidak ingin mendengar nama Victor,'' Bisik Louise sembari mendekat ke wajah Virgi. Ia meletakkan telunjuk nya di bibir tipis Virgi.

Louise menarik telunjuknya kembali. Ia terpejam, wajahnya kembali mendekat. Virgi tau apa yang akan dilakukannya. Telapak tangannya ia taruh di bibir Louise, membuat gestur peringatan untuk tidak menciumnya sembarangan.

Namun, justru Louise bertindak lain. Ia membuka matanya terkejut karna tangan hangat itu sudah menempel di bibir seksinya. Ia menarik tangan mungil itu, dan menaruhnya di pipi halus milik nya sendiri. Seperti seekor kucing yang meminta belas kasihan pada pemiliknya.

''Lepaskan.'' Celetuk Virgi.

''Aku kira, kamu yang menggoda ku.'' Goda Louise dengan tawa jahannam.

''B*ngsek!'' Teriak Virgi yang membendung malu.

Kemudian ia menarik tangannya kembali. Permainan kecil Louise tidak berhenti sampai disini. Ia menyandarkan pipinya tepat di perut Virgi. Pipi Virgi mengembang, ia meringkuk karna geli.

PLAAKK

''Headshot.'' Ucap Virgi dengan tawa kecil.

Louise hanya tersenyum lebar melihat tingkah Virgi.

''Kenapa hari ini kau begitu rese?'' Virgi mendengus kesal.

Louise tetap saja tersenyum, ia menarik gadis itu dan menggendongnya erat di punggung kekar miliknya. Sambil mencuri curi kesempatan menyentuh paha itu.

''Lepaskan! Aku akan jatuh!'' Rengek Virgi.

''Aku tidak akan berbuat macam macam. Saatnya mengganti pakaian nakal mu itu,'' Louise tertawa licik.

***

Tak beberapa lama kemudian, mereka keluar dari ruang istirahat pribadi Louise. Virgi terlihat mengenakan gaun pink sederhana. Itu sangat cocok dengan badannya, ia malah terlihat menggemaskan!

''Aku benci warna pink,'' Celetuk Virgi.

''Aku kira, gadis kecil seperti mu sangat dengan suka warna pink.'' Ejek Louise, ia memperhatikan keseluruhan tubuh Virgi. Mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut. Tidak ada hal yang sempurna dari gadis ini.

Di tengah bunga bunga hati Louise. seseorang datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Yap, itu adalah Rayen. Ia terlihat panik dengan nafas yang ngos-ngosan. Kakinya pun ikut bergemetar.

''Hei, adalah apa?'' Tanya Virgi yang penuh inisiatif.

Iris mata Louise malah mencekam Virgi yang terlihat khawatir pada Rayen.

''Tuan.. style mawar besi.. Mawar besi.. dicuri oleh sekelompok geng Mafia tadi malam.'' Jelas Rayen terbata bata.

''Lalu, kenapa memberitahukan nya sekarang?'' Seringai Louise.

''wtf. kenapa sekelompok mafia ingin mencuri gaun itu?'' Tanya Virgi dalam benaknya.

Louise bergegas turun ke lokasi bersama Rayen. Virgi ikut menyusul langkah mereka dari belakang. sepertinya ini pertarungan seru, lagipula dia bosan terkurung disini.

''Untuk apa kau ikut? Tetaplah disini. Dan jangan nakal..'' Lirih Louise. Wajahnya tetap terlihat tenang dengan alis tebal yang menyejukkan.

***

Virgi hanya berdiam dalam ruangan itu. Semuanya hanya tentang hening. Ia berjalan ke meja kerja Louise. Terlihat foto lama dengan bingkai usang yang masih terpajang disana. Benar saja, itu adalah foto masa kecil Louise yang terlihat menggemaskan. Bagaimana bisa seorang anak kecil yang menggemaskan tumbuh menjadi pria kejam?

Tentu saja, itu karna kenangan masa kecilnya yang buruk. Virgi berinisiatif untuk menyimpannya sebagai bahan ejekan. Ia menaruhnya disaku gaun itu.

Tap

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Virgi yang terkejut membalikkan badannya. Tubuhnya tertahan oleh meja. Terlihat pria dengan aneh dengan pistol di sakunya. Ia mendekat ke arah Virgi tanpa mengucapkan satu kata pun.

''Ups.. Hai,'' Sapa Pria aneh itu.

Virgo terdiam.

Sapu tangan milik pria itu, menyekap mulutnya. Tubuh Virgi lemas seluruhnya. Pandangannya mulai redup, pria aneh itu menyeretnya keluar.

***

DOR!

Di tengah aksi perebutan Louise, sesuatu janggal terjadi.

DOR!

''Berhenti menembak. Jatuhkan pistol itu,'' Salah satu dari anggota Mafia itu turut bicara.

Seluruh anggota lainnya sudah lenyap di tangan Louise.

''Kau ingin berdamai? serahkan style mawar besi itu. Atau, satu langkah lagi kau akan mati di hadapan ku.'' Ancam Louise.

''Kau masih berani? Kalau begitu, kekasih mu yang akan menggantikannya.''

''Kekasih? Aku bahkan tidak memiliki kekasih. Apa maksud mu?'' Seringai Louise.

Pria aneh itu berdiri di hadapan Louise dengan membawa Virgi di dekapannya. Virgi terlihat tidak berdaya. Louise yang terkejut hampir saja menembakkan satu pelurunya pada pria aneh itu.

''Dasar Mafia kelas teri. Beraninya mengancam dengan wanita.'' Celetuk Louise. Ia menurunkan pistolnya kembali.

"Serahkan wanita ku. Dan kau akan menang,'' Dengan pasrah, Louise mengatakan hal itu.

Rayen yang terkejut hanya bisa terpaku.

''Tuan..''

''Ssttt..'' bisik Louise. Rayen kira, Louise memiliki rencana lain. Namun tidak.

Ia membawa Virgi yang sudah tidak sadarkan diri. Menyerah begitu saja. Itu adalah hak bodoh yang pernah dilakukan Louise selama hidupnya.

Bersambung.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status