Share

FORBIDDEN INLAWS
FORBIDDEN INLAWS
Penulis: Karen Sanjaya

Suprise!!!

"Dek, kamu mau kan jadi bridemaids Kakak?"

Sepasang mata menatapku dengan binar berkilat. Tanganku yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk terhenti, aku mengerjap cepat dengan informasi yang barusan aku dengar.

"Kak Elle mau married?"

Dia mengangguk dengan cepat sambil menarikku duduk di ranjang. "Drian lamar aku semalam!"

Dengan semangat kak Elle menggerakkan tangan kanannya ke atas, memperlihatkan sebuah cincin berlian solitaire cantik dengan satu mata berlian dibagian tengahnya.

Aku menatapnya bingung. "Kak Drian?" Aku merasa salah dengar. "Bukannya Kakak itu pacaran sama Kak Brian?"

Kakakku terkekeh dan menggeleng. "Aku kan memang dekat sama mereka berdua tapi sebenernya aku itu naksir Drian. Eh, aku ga sangka kalau ternyata dia punya perasaan yang sama ke aku pas aku nekat tembak dia!!"

Ellectra melonjak dari duduknya lalu memelukku, membuatku mau tak mau ikut tersenyum melihat betapa bahagianya kakakku malam ini.

"Selamat ya Kak, aku ga sangka Kakak bakal married secepat ini dan ya, aku mau jadi bridemaids Kakak..."

"Yes! Thankyou, adekku sayang ..."

Dia kembali memelukku dan aku membalasnya. Malam itu kami berbincang tentang rencana pernikahannya. Kak Elle menunjukkan foto baju-baju bridemaids yang katanya cocok untukku. Aku hanya ikut mendengar dan menggangguk-angguk karena aku belum terlalu paham.

Aku, Alexys Herdian, anggota keluarga biasa memanggilku Lexy. Usiaku 18 tahun. Aku baru saja lulus SMA. Keluargaku terdiri dari Papa--Julius Herdian, seorang pengusaha jasa ekpedisi yang cukup terkenal di Indonesia. Mama--Karin Wulandri, seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya hanya sibuk mengurusi dua anak perempuannya. Kakakku--Ellectra Herdian dan aku.

Usiaku dan kakak terpaut 5 tahun. Kak Elle, biasa kami memanggilnya, baru saja lulus kuliah dengan gelar SH. Dan berita yang aku dapat tadi lumayan mengejutkan karena seingatku kakakku itu ingin mengambil MH tapi entah mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah terlebih dahulu.

Drian Samuel, adalah anak teman baik Mama. Kembarannya Brian Simone. Mereka berdua anak Tante Lili dan Om Gary. Mereka kembar tapi tidak identik. Kak Drian dan Brian adalah teman sekolah kak Elle sejak SMP. Walau jurusan kuliahnya beda, mereka tetap akrab. Kak Drian ambil kedokteran. Sedangkan kak Brian mengambil jurusan yang sama dengan kak Elle, sekolah hukum.

Mereka berdua sudah seperti kakakku sendiri. Mereka juga sering main kerumah dan mengajakku pergi dengan kak Elle.

Mereka berdua sama tampan dan gagah. Tapi perbedaannya, kak Drian lebih pendiam dibanding kak Brian yang supel dan bawel. Aku jarang berbicara dengannya. Dia baik, hanya saja sedikit kaku. Tidak seperti kak Brian yang selalu lomba ngoceh dengan kakakku kalau kami sedang berkumpul.

Aku sedikit tidak menyangka karena kupikir kak Elle berpacaran dengan kak Brian. Mereka hampir setiap hari bersama.

Tapi sudahlah, aku hanya bisa ikut senang mendengar berita itu. Berita mengejutkan itu di sambut baik kedua orang tuaku keesokan harinya saat kak Elle bercerita pada mereka saat sarapan.

Kedua orangtuaku tidak pernah menentukan umur berapa kami boleh menikah. Selain itu kak Elle orang yang berpikiran matang. Dia tidak mungkin mengambil keputusan menikah secepat ini tanpa berpikir panjang.

Mama sangat senang karena akan berbesan dengan tante Lili. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Dulu orangtua mereka meninggal saat terkena bencana alam. Mama dan tante Lili bertemu di tempat pengungsian. Lalu mereka selalu bersama sejak itu. Saat Mama di adopsi, mereka putus hubungan dan kembali bertemu 10 tahun lalu.

Aku yang masih kecil hanya banyak diam dan ikut mendengarkan dengan antusias saat pertemuan kedua keluarga digelar seminggu kemudian. Terlihat pancaran kebahagiaan di kedua mata orangtua kami terutama Mama yang terlihat tidah bisa menahan haru.

Akhirnya para orangtua sepakat pernikahan akan di gelar 6 bulan lagi. Aku ikut tersenyum bahagia melihat kak Elle saling pandang dengan kak An, biasa aku memanggil kak Drian.

Kak Brian menghampiriku. "Hei, you..." Dia tersenyum dan memelukku sekilas. "We're gonna be family."

"Hi Kak, iya nih ga sangka yaaaa ...." Aku balas memeluknya.

Kak Brian itu sifatnya easy going, humoris, dan jahil.

Lalu aku menghampiri kak Elle dan mengucapkan selamat. Setelahnya aku beralih ke kak Drian.

"Selamat ya, Kak, semoga lancar sampai hari H." Aku memeluknya kikuk.

Selama ini aku tidak pernah berjarak sedekat ini dengan kak Drian. Dan baru pertama ini aku melihatnya tersenyum selebar itu. Dia balas memelukku sedikit erat di banding pelukan kak Brian tadi.

"Thanks, Lex .... Aku senang akhirnya kita bakal jadi keluarga." Dia meremas pelan bahuku sebelum melepasnya.

Aku ikut bahagia melihat kakakku. Aku harap persiapan pernikahannya berjalan lancar.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
潘芳娜Vanya
Baru baca 1 bab, lanjut dulu baru komen :D
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status