"Dek, kamu mau kan jadi bridemaids Kakak?"
Sepasang mata menatapku dengan binar berkilat. Tanganku yang tengah mengeringkan rambut dengan handuk terhenti, aku mengerjap cepat dengan informasi yang barusan aku dengar."Kak Elle mau married?"Dia mengangguk dengan cepat sambil menarikku duduk di ranjang. "Drian lamar aku semalam!"Dengan semangat kak Elle menggerakkan tangan kanannya ke atas, memperlihatkan sebuah cincin berlian solitaire cantik dengan satu mata berlian dibagian tengahnya.Aku menatapnya bingung. "Kak Drian?" Aku merasa salah dengar. "Bukannya Kakak itu pacaran sama Kak Brian?"Kakakku terkekeh dan menggeleng. "Aku kan memang dekat sama mereka berdua tapi sebenernya aku itu naksir Drian. Eh, aku ga sangka kalau ternyata dia punya perasaan yang sama ke aku pas aku nekat tembak dia!!"Ellectra melonjak dari duduknya lalu memelukku, membuatku mau tak mau ikut tersenyum melihat betapa bahagianya kakakku malam ini."Selamat ya Kak, aku ga sangka Kakak bakal married secepat ini dan ya, aku mau jadi bridemaids Kakak...""Yes! Thankyou, adekku sayang ..."Dia kembali memelukku dan aku membalasnya. Malam itu kami berbincang tentang rencana pernikahannya. Kak Elle menunjukkan foto baju-baju bridemaids yang katanya cocok untukku. Aku hanya ikut mendengar dan menggangguk-angguk karena aku belum terlalu paham.Aku, Alexys Herdian, anggota keluarga biasa memanggilku Lexy. Usiaku 18 tahun. Aku baru saja lulus SMA. Keluargaku terdiri dari Papa--Julius Herdian, seorang pengusaha jasa ekpedisi yang cukup terkenal di Indonesia. Mama--Karin Wulandri, seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya hanya sibuk mengurusi dua anak perempuannya. Kakakku--Ellectra Herdian dan aku.Usiaku dan kakak terpaut 5 tahun. Kak Elle, biasa kami memanggilnya, baru saja lulus kuliah dengan gelar SH. Dan berita yang aku dapat tadi lumayan mengejutkan karena seingatku kakakku itu ingin mengambil MH tapi entah mengapa tiba-tiba memutuskan untuk menikah terlebih dahulu.Drian Samuel, adalah anak teman baik Mama. Kembarannya Brian Simone. Mereka berdua anak Tante Lili dan Om Gary. Mereka kembar tapi tidak identik. Kak Drian dan Brian adalah teman sekolah kak Elle sejak SMP. Walau jurusan kuliahnya beda, mereka tetap akrab. Kak Drian ambil kedokteran. Sedangkan kak Brian mengambil jurusan yang sama dengan kak Elle, sekolah hukum.Mereka berdua sudah seperti kakakku sendiri. Mereka juga sering main kerumah dan mengajakku pergi dengan kak Elle.Mereka berdua sama tampan dan gagah. Tapi perbedaannya, kak Drian lebih pendiam dibanding kak Brian yang supel dan bawel. Aku jarang berbicara dengannya. Dia baik, hanya saja sedikit kaku. Tidak seperti kak Brian yang selalu lomba ngoceh dengan kakakku kalau kami sedang berkumpul.Aku sedikit tidak menyangka karena kupikir kak Elle berpacaran dengan kak Brian. Mereka hampir setiap hari bersama.Tapi sudahlah, aku hanya bisa ikut senang mendengar berita itu. Berita mengejutkan itu di sambut baik kedua orang tuaku keesokan harinya saat kak Elle bercerita pada mereka saat sarapan.Kedua orangtuaku tidak pernah menentukan umur berapa kami boleh menikah. Selain itu kak Elle orang yang berpikiran matang. Dia tidak mungkin mengambil keputusan menikah secepat ini tanpa berpikir panjang.Mama sangat senang karena akan berbesan dengan tante Lili. Mereka berasal dari panti asuhan yang sama. Dulu orangtua mereka meninggal saat terkena bencana alam. Mama dan tante Lili bertemu di tempat pengungsian. Lalu mereka selalu bersama sejak itu. Saat Mama di adopsi, mereka putus hubungan dan kembali bertemu 10 tahun lalu.Aku yang masih kecil hanya banyak diam dan ikut mendengarkan dengan antusias saat pertemuan kedua keluarga digelar seminggu kemudian. Terlihat pancaran kebahagiaan di kedua mata orangtua kami terutama Mama yang terlihat tidah bisa menahan haru.Akhirnya para orangtua sepakat pernikahan akan di gelar 6 bulan lagi. Aku ikut tersenyum bahagia melihat kak Elle saling pandang dengan kak An, biasa aku memanggil kak Drian.Kak Brian menghampiriku. "Hei, you..." Dia tersenyum dan memelukku sekilas. "We're gonna be family.""Hi Kak, iya nih ga sangka yaaaa ...." Aku balas memeluknya.Kak Brian itu sifatnya easy going, humoris, dan jahil.Lalu aku menghampiri kak Elle dan mengucapkan selamat. Setelahnya aku beralih ke kak Drian."Selamat ya, Kak, semoga lancar sampai hari H." Aku memeluknya kikuk.Selama ini aku tidak pernah berjarak sedekat ini dengan kak Drian. Dan baru pertama ini aku melihatnya tersenyum selebar itu. Dia balas memelukku sedikit erat di banding pelukan kak Brian tadi."Thanks, Lex .... Aku senang akhirnya kita bakal jadi keluarga." Dia meremas pelan bahuku sebelum melepasnya.Aku ikut bahagia melihat kakakku. Aku harap persiapan pernikahannya berjalan lancar.Hari ini hari pernikahan kak Elle dengan kak Drian. Setelah 6 bulan keluarga kami terutama Mama sangat sibuk dengan persiapannya, akhirnya hari ini datang juga. Kak Elle terlihat sangat cantik. Dengan gaun panjang berwarna broken white, mirip dengan model yang dipakai Kate Middleton saat menikah dengan Prince William, tapi bagian bawah gaun kak Elle berbentuk mermaid. Tatanan rambutnya dibuat simpel membuat aura kecantikannya semakin menguar. Ada mahkota kecil dibagian atas dan hiasan bunga kesukaannya dibagian belakang sanggulan rambutnya. Mataku berkaca-kaca melihat kakakku itu. Kami sangat dekat, walau usia kami sedikit terpaut jauh tapi kami saudara yang dekat. Kak Elle selalu mengajakku pergi kemanapun dia pergi saat libur. Kami juga sering menghabiskan waktu dengan kak Drian dan kak Brian. Aku sedikit sedih karena pastinya waktuku dengannya akan berkurang. Tapi kakakku itu berjanji semua akan berjalan seperti biasa. Karena memang mereka rencananya akan tinggal dengan keluarga
Aku bangun dengan perut kacau. Rasanya mual, seolah ada gumpalan tak mengenakkan di tenggorokanku. Aku memukul pelan dada, mengingat bahwa aku hanya sedikit makan saat di acara pesta semalam, aku hampir tidak bisa juah dari kedua mempelai, dan sekarang lambungku meronta minta di isi. Aku memeriksa handphone, sudah pukul 7.30 pagi, lebih baik aku bergegas mencuci muka dan mengganti baju. Mandinya nanti sajalah .... Aku menghubungi Mama dan Mama berkata jika mereka sudah turun untuk sarapan pagi. Langkahku gontai berjalan ke arah kamar kak Elle. Aku sudah mengangkat tangan tapi aku ragu untuk mengetuk pintunya. Walau aku baru lulus SMA tapi aku tahu apa yang orang lakukan di malam pengantin dan aku tidak ingin jadi pengganggu. Mereka pasti kelelahan setelah pesta kemarin. Suara pintu tertutup di seberang kamar membuatku menoleh dan aku terkejut melihat kak Drian keluar dari kamar itu. "Loh, kok Kk An keluar dari situ? Bukannya--" Aku linglung menunjuk ke kamar kak Elle. "Aku habis
Dugaanku sepertinya tidak terbukti. Akhirnya aku bisa jalan-jalan ke Jepang. Dan tidak buruk juga walau aku pergi dengan pasangan yang sedang berbulan madu. Bisa dibilang aku enjoy dengan liburan ini. Tapi anehnya, kakakku dan suaminya terlihat bersikap biasa saja. Seperti kalau kami sedang pergi berempat di Jakarta. Apa mereka berusaha bersikap biasa karena tidak enak bila harus bermesraan didepanku dan kak Brian? Padahal aku tidak keberatan kok! Malah gemes, jangankan pelukan, lihat mereka gandengan tangan aja ga pernah! Tapi urusan mereka lah... aku pun tidak tahu dan tidak mau tahu apa yang mereka lakukan jika sedang berdua saja kan? Sudah 4 hari kami di Jepang, dan hampir setiap hari kami jalan-jalan mengunjungi berbagai tempat wisata. Hari ini kami pindah ke Tokyo setelah 3 hari di Kyoto. Aku sangat bersemangat, tidak sabar ingin menelusuri Harajuku street dan merasakan sensasi Shibuya cross seperti yang sering aku lihat di Utube. Pasti menyenangkan!! Pukul sebelas siang kami
Astaga! Apa yang sebenarnya terjadi?Aku terbangun sambil melilitkan selimut ke tubuh dan melihat sekelilingku tapi tak ada siapapun dan di kamar siapa ini? Ini bukan kamarku, walau aku yakin ada di hotel yang sama tapi bukan juga di kamar kak Elle. Aku memejamkan mata berusaha mengingat kejadian semalam. Sebentar ...Aku pulang bersama kak Drian, tapi aku tidak tahu pukul berapa kami tiba di hotel dan sekarang, kenapa aku bisa setengah telanjang begini? Masa iya kak Drian--Tidak! Tidak! Aku bergidik ngeri. Ketukan di pintu membuatku tersentak. "Dek, ini Kakak. Buka ...." Aku bernapas lega mendengar suara kakakku. Aku segera membukanya dan kak Elle langsung masuk. Dia seperti mencari sesuatu kemudian menatapku heran. "Ngapain kamu ngelibetin selimut gitu?" "Aku-- ah, aku belum pake baju, baru bangun. Aku dikamar siapa, Kak? Kok, aku ga pake baju?" Kak Elle sontak menarik selimut sehingga aku terhuyung. Matanya berkilat sesaat lalu berdehem. "Semalam kamu tidur kata Drian, dia
Malam setelah sampai dirumah, aku melambai pada sahabatku Krista yang sudah mengantarku pulang. Aku lalu berjalan ke arah pintu rumah. Melepas slip on shoesku dan menentengnya di tangan. Namun sebelum aku mengetuk, pintu itu terbuka duluan dari arah dalam."Loh... Kak An?" Aku terkejut."Malem banget pulangnya dek..." Dia berusaha tersenyum walau wajahnya terlihat lelah. Sepertinya dia juga belum lama pulang karena masih memakai kemeja kerjanya.
Hari ini hari pertamaku masuk kuliah. Dua minggu setelah pulang liburan aku mengikuti masa orientasi mahasiswa baru di kampusku. Aku mengambil jurusan pariwisata karena menyukai traveling. Kampusku cukup terkenal dengan jurusan pariwisatanya.Ada dua orang perempuan yang cepat akrab denganku saat orientasi Maba kemarin, namanya Jenna dan Bree. Mereka dari sekolah yang sama. Sedangkan sahabatku Krista, mengambil jurusan Design. Kami hanya bertemu saat jam istirahat atau jalan bareng saat pulang kampus.Dan untungnya aku, Jenna dan Bree sa
Siang ini Krista mengajakku jalan ke PIM. Kami biasa menghabiskan waktu seminggu sekali untukhangoutbareng. Sahabatku itu hobishopping. Setiap minggu ada saja yang mau di belinya. Kami mengantri membeli minuman dulu sebelum berkeliling. Aku merasakan tepukan dibahuku dan aku menoleh."Hai Lex. Sudah kuduga itu kamu..." Wajah seniorku Moreno tersenyum padaku. "Lagi jalan Lex?""Hai kak.." aku menyapanya biasa. Krista sudah menyenggol lenganku minta di kenalkan. "Iya. ini temanku Krista. Ini seniorku, kak Moreno"Mereka berjabat tangan lalu Moreno kembali menatapku. "Berdua aja? Ga ditemenin cowok kamu Lex?"Krista melirikku, dia juga mengerti ada maksud lain dibalik pertanyaan cowok itu."Lexy belum punya cowok kak.." Krista menjawab cepat dan aku balas melotot padanya. Untuk apa bilang begitu ke dia?"Owgood. Kalian mau ngapain aja nih?" Moreno menatapku."Belum tau". Lagi-lagi sahaba
"Gw keberatan kalo lo deketin dia!" Jawab kak Drian tegas."Ini siapa Lex?" Tanya Moreno menatapku."Gw tunangannya Lexy!"Dan aku hanya bisa mematung menatap kak Drian."Oh,sorry. Gw ga tau. Gw Moreno, senio