Share

Bab 11. Sebuah Simbol dalam Sapu Tangan

Davira menepati janji. Ia menemui Alvaro di belakang kampus saat jam kuliah usai.

          “Kenapa kamu tau kelasku di situ? Bukannya kamu nggak pernah kuliah di sini?” Alvaro menatap Davira penuh selidik.

           “Mempertanyakan hal-hal sesepele itu memalukan bagi anggota Rumah Berwarna. Ada pertanyaan yang lebih cerdas?” Davira tertawa kecil, memperlihatkan deretan gigi putihnya. 

“Sialan. Jangan-jangan kamu yang mengawasiku selama ini,” Alvaro meringis.

Davira tertawa kembali dan itu seolah menghipnotis Alvaro. Lelaki itu menyukai bagaimana cara Davira tertawa hingga ekor kudanya bergerak ke kiri dan ke kanan.

“Kutunjukkan sesuatu,” ujar Davira. Ia melangkah ke parkiran dengan santai. Beberapa mahasiswa menatapnya dengan terpesona.

Davira membiarkan Alvaro mengikutinya. Gadis itu terus melajukan motornya, melewati jalan yang sepi,

Whieta Dy

  “Davira, satu-satunya alasan aku sering melukismu adalah, karena kau seni yang paling indah. Di alam ini, hanya wajahmu yang pantas untuk digoreskan dalam tinta. Aku, tak pernah tertarik melukis yang lain.” --Alvaro--

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status