Share

Bab 50. Malaikat dan Iblis

Saat membuka mata, Alvaro menemukan dirinya berada dalam kamarnya yang dulu. Kepalanya cukup pusing akibat terlalu banyak darah yang ia donorkan. Namun saat melihat kamar itu tertata seperti sebelum ia tinggalkan, pusingnya segera terabaikan. Ia senang kamar itu belum terisi yang lain. Biasanya kamar yang kosong segera terisi oleh yang lain tapi tidak dengan kamarnya ini.

“Aku nggak mengerti, kenapa Metira belum memerintahkan agar ranjangmu itu diisi yang lain. Terlalu disayangi seperti itu, membuatmu besar kepala,” canda Gio seolah mengetahui isi pikiran Alvaro.

“Kalau butuh teman, kamu boleh minta pada Metira teman baru. Jangan menungguku.” Alvaro menepuk pundak Gio. Ia segera bangkit untuk berpakaian karena mengingat janjinya pada Ferro untuk menemui Dokter Moreno. Rasa tersengat yang tiba-tiba di dalam kepalanya membuat pemuda itu nyaris terjengkang jika tidak berpegangan pada tepi ranjang.

“Hei, kamu nggak apa-apa, Bro?” Gio membantu menaha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status