Share

Pengantin yang Tertukar
Pengantin yang Tertukar
Penulis: Yenita Wati

Keadaan Darurat

Suasana di depan sebuah ruangan VIP rumah sakit tampak tegang. Pasalnya akan ada sebuah prosesi akad nikah, namun mempelai pria tak kunjung datang.

"Bu, bagaimana ini? Aku sudah mencari Harry kemana-mana tetapi aku tidak menemukan dia," lapor William pada Haira, ibunya.

"Ya Allah, kemana Harry? Padahal malam tadi ibu sudah mewanti-wanti dia untuk tidak melupakan hari ini. Ini salahku karena membiarkan dia membeli rumah untuknya. Harusnya ku tahan sampai dia menikah" Haira merutuki dirinya sendiri.

"Sabar sayang, aku yakin Harry pasti tidak jauh dari sini." Aiden, ayah William dan Harry mencoba menenangkan.

"Ayah!! Ayaaaah!!!" Terdengar seorang gadis berteriak dari dalam ruangan tersebut.

"Kenapa Ella?" tanya Haira setelah memasuki ruangan tersebut.

"Ayah semakin kritis, paman," sahut gadis yang bernama Ella yang tak lain adalah wanita yang akan dinikahkan dengan Harry.

"Tu-tuan A-aiden, saya su-dah ti-dak ku-at. Sa-ya ingin melihat Ella me-nikah," ucap seorang pria tua yang dipasangi selang oksigen di hidungnya. Ucapannya terbata-bata karena menahan sakit nya.

Diketahui pria tua itu bernama Hendrawan, seorang pekerja di perusahaan Aiden yang beberapa bulan lalu mengalami kecelakaan karena tertabrak mobil yang ditumpangi Aiden. Kecelakaan itu membuat penyakit yang diderita Hendrawan semakin parah. Hendrawan sempat menyebut-nyebut bahwa hanya dia yang dimiliki putrinya. Dan karena merasa bersalah, Aiden menawarkan pada Hendrawan untuk menjadikan Ella menantu keluarga Alexander.

Hendrawan tentu setuju karena akan ada yang menjaga Ella jika dia tidak selamat. Sedangkan Ella terpaksa menyetujuinya demi mengabulkan permintaan terakhir ayahnya. Dan karena William sudah dijodohkan dengan wanita lain, maka Harry lah yang akan menikah dengan Ella.

Awalnya Harry juga menolak. Namun karena kasihan melihat Ella, dia akhirnya setuju. Dan hari ini mereka menikah karena permintaan ayah Ella yang kondisinya semakin memburuk.

"Saya mohon, pak Hendrawan. Bersabar lah sebentar." Aiden memegang tangan lemah dan kurus Hendrawan.

"Sa-ya tidak ku-at lagi."

"Tuan, sebaiknya pernikahan ini cepat dilakukan," ujar penghulu.

Aiden tampak frustrasi. Dia memegangi kepalanya.

"Ayah, tenanglah." William menepuk bahu Aiden.

Aiden segera tersadar akan sesuatu. "William, tolong gantikan posisi Harry. Ayah mohon."

"Apa? Menggantikan? Apa maksud ayah? Itu tidak mungkin. Dia bukan lah tipe gadis yang aku sukai," bisik William.

"Tolong lah, Nak." Aiden menatap William dengan tatapan memelas.

"Ayah, jangan lakukan ini." William berusaha untuk tidak beradu pandang dengan ayahnya.

"Nak, hanya kau yang bisa menolong keluarga kita. Ibu mohon." Haira memegangi tangan William dengan air mata yang menetes.

Hati William berkecamuk. Dia merasa serba salah. Dia tidak bisa memungkiri jika Selena, wanita yang dijodohkan dengannya adalah tipenya. Dan Ella jauh dari seleranya. Namun saat ini ada dua orang yang sangat disayanginya memohon padanya untuk menikahi Ella.

'Harry, awas kau ya' Batin William.

"Nak!" Haira membuyarkan lamunan William.

"Ba-baik lah, bu. Aku bersedia," ucap William dengan pasrah.

Seketika mata Aiden dan Haira berbinar-binar setelah mendengar persetujuan William.

Maka William dan Ella pun menikah di dalam ruangan tersebut namun menikah siri. Karena mereka harus mendaftar ulang pernikahan dengan nama yang berbeda dari mempelai pria.

Dan tepat saat itu juga, Harry yang baru bangun tidur, kelabakan karena telah melupakan hari pernikahannya. Ternyata malam tadi Harry ketiduran di ruang rahasia di dalam rumahnya yang hanya dia saja yang tau.

Dan saat sampai di rumah sakit, Harry melihat Ella sedang menangis histeris disamping ayahnya yang sudah memucat dan tidak memakai alat medis di tubuhnya.

*****

"Ayah, ibu." suara Harry mengagetkan mereka semua.

"Harry! Kau darimana saja, Nak? Apa kau tau kesalahan fatal yang sudah kau lakukan?" Haira mendekati Harry dan mengguncang tubuhnya.

"Maafkan aku, bu. A-aku lupa kalau ini adalah hari pernikahanku." Harry tertunduk sedih.

Haira dan Aiden tidak bisa mengatakan apapun. Sejak beberapa tahun lalu, tepatnya setelah kecelakaan yang menimpanya, Harry sering melupakan hal-hal yang sangat penting. Namun untuk hal-hal yang tidak penting dia dapat mengingat nya dengan baik. Entah mungkin hal penting itu menjadi beban berat di otaknya sehingga tidak sanggup menyimpan memori yang penting. Berbagai hal telah dilakukan namun Harry tak kunjung sembuh dari pelupanya itu.

William mengusap wajahnya kasar. Dia tau bahwa ini akan terjadi. Ingin sekali dia meninju adik kembarnya itu, namun dia tidak tega. Karena bagaimana pun semua ini bukan murni kesengajaan.

"Ya sudah lah, Nak," ucap Haira pasrah.

"Bu, apa sekarang aku bisa menikah dengan Ella?" tanya Harry.

Haira dan Aiden saling pandang. Mereka bingung harus mengatakan apa.

"Ella...Dia sudah menikah dengan William karena kondisi ayahnya tadi semakin kritis. Kau bisa lihat sekarang ayahnya meninggal," jelas Aden.

"Apa? William? Lalu Selena?"

"Kau yang akan menggantikan William untuk menikah dengan nya," sahut Haira.

"Apa? Tapi aku dan Selena...."

"Tidak nak, ini semua sudah terjadi. Jika saja kau menuruti ibu dan ayah untuk tidur di rumah malam ini, maka semua ini tidak akan terjadi," ucap Haira.

Harry terdiam. Ditatapnya Ella yang masih menangis memeluk jasad ayahnya. Dia datang mendekat dan menyentuh bahu Ella. Ella segera berbalik. "Ada apa William?" tanyanya.

"Aku Harry."

Ella terkejut dan melangkah mundur.

"Ella maafkan aku. Ini bukanlah kesengajaan."

"I-iya. Aku mengerti." Ella menghapus air matanya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa dia sudah menyukai Harry sejak mereka setuju dijodohkan. Karakter Harry yang lucu dan menyukai hal-hal yang Ella sukai, membuatnya merasa sangat nyaman. Tapi apalah daya, sekarang Ella menjadi istri William, orang yang sifat nya bertolak belakang dengan Ella.

"Ella, ayo kita pulang. Ayahmu akan dikebumikan sore ini," ujar Aiden.

Ella mengangguk. Haira merangkulnya dan mengajaknya keluar dari ruangan itu.

Di rumah Ella, semua pelayat sudah berdatangan. Melihat pakaian pengantin yang dikenakan Ella, mereka semua pun saling berbisik.

"Apa kalian tau, Ella sudah menikah dengan anak orang kaya sebagai tebusan karena orang tua suaminya menabrak ayah Ella."

"Iya aku dengar juga, beruntung sekali hidupnya."

"Iya, jadi ayahnya bisa tenang meninggalkan nya. Hidup Ella pasti terjamin."

"Sudahlah, ini rumah duka bukan rumah gosip." Seseorang menghentikan ghibahan mereka.

Serangkaian acara fardhu kifayah pun dilakukan hingga akhir prosesi yaitu pemakaman di TPU tak jauh dari sana.

Sepulang dari TPU, Ella langsung dibawa ke rumah William karena Ayah Ella pernah berpesan untuk tidak mengadakan tahlilan. Sedangkan rumah akan ditempati oleh teman ayah Ella sampai masa kontrak rumah itu berakhir.

Sesampainya di rumah William, Ella terpukau dengan kemegahan rumah itu. Penjaga ada di setiap penjuru rumah. Pelayan berbaris rapi menyambut mereka.

"Sayang, mulai hari ini kau dan William akan tinggal disini," ucap Haira.

Ella mengangguk dan berusaha tersenyum disela wajah sembab nya.

"Rumah ibu dan ayah ada beberapa blok dari sini. Jadi, jika William membuat kesalahan, datanglah pada ayah dan ibu. Kami akan menjewer telinga nya," ujar Haira yang bermaksud menghibur Ella.

William hanya menggelengkan kepala medengar ucapan ibunya.

Ella tersenyum sedikit. Dia senang mendapatkan mertua yang sangat baik seperti Haira dan Aiden.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status