Share

2O. PERHATIAN PAMAN

Setelah dua hari di rawat di rumah sakit, aku merasa lukaku sudah membaik dan diperbolehkan untuk pulang. Lega rasanya.

Selama berada di rumah sakit, paman begitu perhatian. Dari membantu meminum obat, hingga mengantar aku ke kamar mandi. Aku benar-benar berntung mempunyai paman sebaik dia.

Begitu juga saat aku tiba di rumah. Tangan paman tak pernah lepas dari pundakku. Jujur sebenarnya aku merasa risih dengan perhatiannya yang sangat berlebihan. Radit saja tak pernah melakukan hal ini kepadaku. Saat aku sakit juga tak ada perhatian sama sekali.

“Aku bisa sendiri, Paman,” pintaku saat paman akan menggendong tubuhku untuk naik ke atas ranjang.

“Oke!”

Aku duduk perlahan dan menata bantal sebagai penyangga kepala. Lagi-lagi paman membuatku makin kikuk saat dia mengambil selimut untuk menutupi tubuhku. Entah bagaimana wajahku sekarang. Merah jambu ataukah memucat. Aku tak mengerti kenapa jantungku berdebar begitu k

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status