Share

Bab 98. PERCERAIAN KAMILIA

Garganif datang menjelang malam hari. Dia tetap dengan keputusannya untuk meminta perusahaan yang di Kalimantan.

"Bagaimana? Apa kamu berubah pikiran dengan tidak pulangnya aku?" tanya Garganif langsung.

"Heh … kamu pikir aku mati dengan tidak pulangnya kamu?" Kamilia tersenyum sinis. Capek sekali dia menghadapi suami seperti itu. Sudah parasit tidak tahu diri pula, diberikan kedudukannya malah inginkan kursinya.

"Dasar istri tidak berguna, aku ceraikan kamu sekarang juga!" seru Garganif.

"Silahkan! Nanti aku panggil papaku, silahkan kamu bicara kepadanya!" suruh Kamilia.

"Tidak perlu! Aku tidak ada waktu untuk berbicara kepadanya," ujar Garganif.

"Dulu, kamu berlutut di hadapannya, memohon restunya untuk meminangku, sekarang seenaknya saja main cerai-cerai saja," ujar Kamilia sinis. "Apa dulu kamu tertarik karena hartaku?" tanya Kamilia lagi.

Garganif tidak menjawab. Dia hanya mendengkus, hatinya sudah menghitam dan membatu. Dia hanya inginkan perceraian. Harta membuatnya berubah me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status