Share

Terlambat Mencintai Lisa
Terlambat Mencintai Lisa
Author: Sun Shine

Episode 1. Pernikahan

"Menjijikkan," geram seorang pria bertubuh tinggi, saat bola matanya menatap tajam pada tangan mungil pucat yang melingkar di lengannya. Suaranya memang terdengar pelan tetapi mengandung kebencian yang kental di dalamnya.

"Maafkan aku," lirih pemilik tangan mungil pucat itu. Perlahan ia mengendurkan tangannya dan melepaskan diri.

Seandainya mereka tidak sedang berada di pelaminan, pria itu pasti sudah menghempaskan tangan wanita itu dengan kasar.

Sepasang suami istri muda, datang menghampiri mereka untuk mengucapkan selamat.

"Selamat ya, Lisa. Selamat ya, Kak Revin," ucap Erika dengan suara lembut. "Semoga berbahagia," tambahnya lagi dengan tulus. Tetapi suaminya, Evans, hanya diam saja. Tidak mengatakan apa-apa. Itu karena dia adalah mantan pacar dari pengantin wanita, dan dia tahu benar bagaimana sosok Lisa sebenarnya.

Telinga Revin langsung panas mendengar ucapan tulus Erika. "Erika, bagaimana bisa aku bahagia kalau wanita yang kunikahi saat ini hanyalah wanita jalang, perempuan murahan, perempuan yang selama ini selalu siap membuka kedua kakinya lebar-lebar untuk lelaki mana saja?" ucapnya dengan suara tenang tetapi dipenuhi rasa jijik.

Lisa langsung mengalihkan pandangannya dari mereka bertiga karena merasa sangat malu atas ucapan Revin. Matanya saat ini sudah berkaca-kaca.

"Um, Kak. Tidak seharusnya ka...."

"Erika, sudahlah," bisik Evans melarang istrinya untuk berbicara lagi. Evans tahu betul jika hati sahabatnya itu sedang bergemuruh karena telah menikahi seorang Lisa. Erika pun mengatupkan mulutnya.

Pernikahan Revin Abimana dan Lisa Wijaya diselenggarakan di sebuah hotel mewah. Banyak tamu berdatangan silih berganti. Di sudut ruangan, Hendra Wijaya, ayah dari Lisa tersenyum bahagia melihat putrinya telah menikah dengan lelaki dari keluarga terhormat.

"Syukurlah, putriku yang liar, kini tidak akan liar lagi. Sudah ada suaminya yang akan menjaganya," ucapnya dalam hati dengan perasaan lega.

Nafa Wijaya, istri dari Hendra Wijaya juga tersenyum puas karena pernikahan putri tirinya, Lisa, berjalan dengan lancar. Tetapi rasa puas yang ia rasakan tidaklah sama seperti rasa bahagia yang dirasakan suaminya. Nafa segera menggandeng tangan suaminya.

"Pa, setelah ini, Papa sudah bisa menjalin kerja sama dengan perusahaan Abimana. Mereka tidak mungkin menolak besan mereka, bukan? Apa kata orang nanti jika mereka menolak?" Nafa Wijaya terkekeh senang.

Perusahaan Wijaya yang sedang berada di masa kritis akan selamat berkat pernikahan Lisa. Nafa tahu Lisa pasti tidak akan berbahagia karena Revin sangat membencinya, tetapi Nafa tidak peduli, toh Lisa hanya putri tiri, putri tiri yang sangat ia benci. Anak itu mati pun, tidak ada hubungannya dengannya. Yang penting keluarga Wijaya dapat selamat dan kembali berjaya seperti sebelumnya.

"Kamu benar, Ma. Nanti Papa akan atur pertemuan dengan mereka," ucap Hendra dengan tersenyum polos.

***

Lisa sudah selesai mandi. Dia memakai gaun tidur berwarna biru, sangat cantik dan seksi untuk malam pengantin mereka. Tidak ada hiasan sama sekali di ranjang pengantin. Mereka sudah sering melakukan hubungan intim, bahkan sekarang Lisa tengah hamil satu bulan, jadi jelas tidak ada yang spesial malam ini.

Untuk beberapa saat, Lisa duduk di atas ranjang. Napasnya tampak berat.

"Kak Revin sangat membenciku. Kalau bisa, aku pun juga tidak ingin pernikahan ini terjadi. Lebih baik aku menjadi ibu tunggal daripada harus menghadapi kebencianmu, Kak. Tapi semua sudah terjadi. Ini semua karena papa yang sudah memaksaku untuk mau menikah denganmu," lirih Lisa di dalam hati.

Lisa kemudian menghapus air mata di sudut matanya. "Tidak, aku tidak boleh seperti ini. Aku sangat mencintai Kak Revin. Aku hanya perlu bersabar menghadapi caci makinya. Jika aku bisa menjadi istri yang baik untuk Kak Revin, cepat atau lambat, Kak Revin pasti akan melunak dan menerimaku sebagai istrinya!" ucap Lisa menyemangati dirinya sendiri.

Lisa mengedarkan pandangannya. Mulai saat ini dia dan Revin akan tinggal berdua di rumah ini, rumah sederhana berlantai dua yang sengaja dibeli Revin karena dia tidak mau tinggal bersama orang tua maupun mertuanya.

Lisa kemudian menatap koper besar miliknya yang berada di sudut ruangan. "Sambil menunggu Kak Revin, lebih baik aku menyusun baju saja."

 Beberapa waktu kemudian.

"Apa yang kau lakukan?" Terdengar suara berat seseorang. Lisa menoleh ke sumber suara, tampak Revin berdiri di ambang pintu. Lisa pun berdiri dengan canggung.

Comments (8)
goodnovel comment avatar
Sun Shine
novel ini sudah tamat ... selamat membaca
goodnovel comment avatar
Aini Erni
lah ini ceriya napa up yea,dh di tgu" juga kelanjutanya bgs c tp syg lama" bgt up nya bikin penasaran ja...
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Ngatain org membuka kaki ke semua co lha ndirinya jg make bknnya sama aj
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status