Share

Episode 2. Malam Pengantin

"Aku...aku sedang menyusun pakaianku ke dalam lemari," jawabnya menunduk.

"Kau memang perempuan yang tidak tahu diri," geram Revin sambil berjalan sempoyongan. Dia banyak minum di pesta pernikahan mereka, dan sekarang baru pulang.

"Minggir!" bentaknya sambil mendorong tubuh Lisa karena menghalangi jalannya. Lisa terpekik ketika tubuhnya terhempas ke tembok, cepat-cepat dia memeluk perutnya. Kehamilannya masih sangat muda, Lisa tidak mau keguguran untuk kedua kalinya. Sementara itu, Revin berjalan menuju lemari dan membukanya. Dia tatap pakaian Lisa yang sudah disusun dan digantung dengan rapi di sana. Wajahnya menggelap, emosinya memuncak.

"Siapa yang menyuruhmu menaruh barang kotor ini di sini!"

Brak! Brak! Brak! Revin mencampakkan seluruh pakaian Lisa ke lantai hingga terserak ke mana-mana. Lisa benar-benar terkesiap melihat emosi Revin dan ia langsung melangkah cepat ke sudut ruangan karena takut.

"Jangan kau taruh barangmu di kamarku! Aku jijik melihatnya!" teriak Revin sambil menatap tajam pada Lisa. "Keluar kau!"

Lisa terkejut mendengarnya. Dia masih membeku menatap Revin.

"Aku bilang keluar kau sekarang dari kamarku!" bentak Revin penuh kebencian. Lisa cepat tersadar dan langsung buru-buru keluar dari kamar. Revin saat ini sedang mabuk, lebih baik dia tidak membuat masalah. Melihat Lisa sudah pergi, Revin menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

"Perempuan sialan," gumamnya.

Beberapa waktu kemudian, Lisa masuk kembali ke dalam kamar. Di ambang pintu, ditatapnya Revin yang tidur masih mengenakan jas pernikahan mereka, juga sepatu yang melekat di kakinya. Lisa mendesah, Revin pasti tidak nyaman tidur seperti itu. Dia perlahan mendekat dan membuka kedua sepatu Revin. Lalu dia melangkah ke sisi atas, ragu-ragu tapi kemudian ia memutuskan melonggarkan kancing kemeja suaminya itu.

Baru satu kancing, Revin langsung mencengkeram pergelangan tangan Lisa dan menariknya. Lisa kembali terpekik. Dengan cepat Revin berbalik dan berada di atas Lisa. Ditatapnya wajah Lisa dengan rasa geram.

"Padahal kau tahu aku sangat membencimu, tapi bisa-bisanya kau masih berharap soal seks. Memang yang ada di otakmu cuma seks saja. Dasar perempuan jalang! Rasakan ini!" geramnya, kemudian dengan cepat dia menggigit bahu Lisa kuat-kuat. Lisa menjerit kesakitan, tak menyangka digigit seperti itu. Dengan refleks Lisa langsung mendorong kepala Revin, karena bahunya sudah sakit sekali.

"Berani sekali kau, perempuan jalang!"

Plak!

Revin menampar Lisa membuat Lisa terpekik kesakitan. Air mata Lisa mengalir. Kasar sekali perlakuan Revin padanya. Tanpa memberikan jeda, Revin langsung memagut bibir Lisa dengan rakus, hingga Lisa sulit bernapas. Revin memperlakukan Lisa dengan kasar sehingga hanya rasa sakit saja yang dirasakan oleh Lisa.

*

*

"Kak Revin.. Sakit kak.. Tolong hentikan..aku sedang hamil," rintih Lisa dengan air mata mengalir.

"Diam! Bukankah ini yang kau sukai dariku?" Revin terus melakukan gerakan dengan kasar untuk memuaskan hasratnya.

Lisa menangis karena diperlakukan dengan kasar, sementara Revin tidak memedulikannya. Setelah puas, ia memejamkan matanya karena mulai mengantuk.

Selang beberapa waktu, Lisa masih berdiam di posisinya. "Kak Revin sedang mabuk. Itu sebabnya dia memukulku. Kak Revin pasti sedang tidak sadar. Kak Revin bukan orang yang seperti itu," lirih Lisa berulang-ulang di dalam hati

Pelan-pelan Lisa bergelung ke pelukan Revin. Berharap Revin akan memeluknya, karena begitulah kebiasaan mereka. Setelah bercinta Revin pasti akan memeluknya dengan hangat sampai pagi. Dan kebiasaan itulah yang disukai Lisa dari Revin.

Saat Lisa sudah berada di dadanya, Revin terbangun dan langsung mendorong Lisa dengan kasar? Lisa terpekik pelan karena terkejut. Dia langsung bangkit duduk.

"Apa-apaan kau? Dasar perempuan gila! Keluar dari kamarku sekarang!" bentak Revin.

"Kak Revin, kumohon jangan membenciku seperti ini," lirih Lisa memohon. "Semua sudah terlanjur terjadi. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu. Aku yakin kita pasti bisa bahagia," isaknya dengan nada memelas.

"Bahagia katamu? Hmmpth! Benar-benar konyol! Kau sudah menjebakku! Kau pikir aku orang bodoh menerima keadaan begitu saja? Yang kuinginkan adalah istri yang suci, istri baik-baik, bukan perempuan murahan sepertimu!" teriaknya lagi dengan suara keras.

Air mata Lisa bercucuran. "Kak..."

"Diam kau! Diam! Keluar atau kutendang kau sekarang juga!" ancam Revin penuh emosi. Ditepisnya tangan Lisa yang hendak menyentuhnya.

Revin benar-benar merasa menjadi pria yang paling bodoh di dunia ini, terjebak pernikahan dengan perempuan murahan. Lisa telah membodohinya.

"Kau akan mendapat ganjaran yang setimpal karena sudah berani membodohiku!"

Mendengar itu, Lisa pun segera turun dari ranjang walaupun badannya sudah sakit semua akibat ulah Revin tadi. Lisa takut Revin akan benar-benar menendangnya, itu sebabnya ia langsung keluar dari kamar Revin dengan langkah terseok-seok.

Perlahan Lisa menuruni tangga dan masuk ke satu kamar yang ada di bawah. Begitu kamar itu dibuka, keningnya langsung mengerut.

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Rese loe. Loe ndiri jg sama aj murahan ngata2in org. Dsr co brengsek
goodnovel comment avatar
Dede Suganda
bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Cahaya Bulan
oke! oke! oke!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status