Share

Episode 4. Hubungan yang Salah

Sebelum menikah, tiap mereka melakukan hubungan intim, Lisa terkadang memasakkan sup daging untuk memulihkan staminanya. Dan Revin sangat menyukai sup daging buatan Lisa. Tetapi ternyata segala kebaikan dan perhatian yang diberikan Lisa padanya hanyalah suatu jebakan agar ia terlena kemudian masuk ke dalam perangkap. Melihat sup daging itu, Revin kembali merasa dibodohi oleh Lisa. Tanpa pikir panjang Revin menepis mangkuk berisi sup daging.

Prang!!

Lisa terpekik. Mangkuk itu terjatuh di dekat kaki Lisa. "Panas...," rintih Lisa dengan wajah nanar. Ia menahan sakit. Beling pecahan mangkuk terserak ke mana-mana. Lisa hanya bisa berjongkok memegang kakinya yang mulai melepuh.

Revin terkejut karena mangkuk yang ia tepis mengenai Lisa. Ia berdiri dari kursi.

"Kau itu perempuan ular. Itu sebabnya kau tertimpa sial. Tuhan pasti sedang menghukummu!" Revin menghembuskan napas kasar. "Gara-gara kau, aku sudah tidak berselera makan," geramnya. Kemudian ia segera ke luar rumah, meninggalkan istrinya begitu saja.

Lisa menatap nanar punggung Revin yang telah menghilang dari pandangannya. Bukan hanya kakinya yang terasa sakit terkena kuah sup panas, tetapi hatinya jauh lebih sakit.

•••

Awal perkenalan Lisa dengan Revin adalah ketika Lisa menjadi pacar dari Evans Ducan. Evans Ducan adalah sahabat Revin di kampus. Dan karenanya, Lisa dan Revin pun menjalin pertemanan. Pada akhirnya, Lisa dan Evans putus, tetapi pertemanan Lisa dan Revin tetap terjalin.

"Halo, Kak Revin. Ada apa?" sahut Lisa ketika menerima telepon.

"Ayo ke klub. Aku lagi stres, Lisa." Wajah Revin muram. Dia dijodohkan oleh orang tuanya dengan perempuan yang menurutnya tidak beres. Namanya Anna, dan perempuan itu terkenal dengan sifatnya yang suka membully. Bahkan pacar baru Evans yang bernama Erika pernah masuk ke rumah sakit karena ulahnya, dan Revin tahu kejadian itu karena Revin sendirilah yang mengantar Erika ke rumah sakit.

"Oke, on the way, Kak!" Lisa terkikik.

Di klub malam.

"Lisa, kau sudah terlalu banyak minum. Kita pulang saja," ucap Revin seraya menahan tangan Lisa yang hendak meminum kembali minumannya.

"Aku suntuk, Kak. Aku ingin....." Lisa membisikkan sesuatu pada Revin. Wajah Revin memerah.

"Kau pernah melakukan itu?" tanya Revin menatap Lisa. Dirinya sendiri sebenarnya sudah biasa melakukannya pada mantan-mantan pacarnya dulu.

"Hahaha, pertanyaan macam apa itu? Aku akan memuaskanmu, Sayang. Jangan ragukan aku," jawab Lisa dengan nada sensual. Revin sedikit merinding mendengarnya.

"Pantas saja Evans meninggalkanmu, ternyata kau itu senakal ini. Cantik tapi ternyata... Pfft..! Ah, sudahlah." Revin terkekeh, sementara Lisa sama sekali tidak mendengar kata-kata Revin barusan.

"Kau benar-benar sudah mabuk. Aku tak akan mengajakmu lagi bermain. Ayo pulang."

Revin lalu membantu Lisa berdiri tetapi begitu berdiri Lisa langsung memeluk leher Revin dan mencium bibirnya. Mata Revin terbelalak sementara tubuh Lisa langsung menempel erat ke tubuh Revin. Revin yang hanya seorang lelaki biasa, tidak mampu menolak ciuman itu dan segera membalas ciuman Lisa.

Setelah beberapa saat, Revin melepas ciumannya dari Lisa. Wajah Revin semakin memerah saja karena Lisa pandai sekali berciuman, benar-benar bisa mengimbanginya. Hampir saja Revin lupa diri dan lupa tempat. Sungguh wanita yang berbahaya!

"Sudah, ayo kita pulang. Aku akan mengantarmu ke apartemenmu," ucap Revin tersengal. Revin memang ikut minum tetapi dia tidak mabuk. Dan Lisa memang dalam keadaan mabuk tetapi masih cukup sadar untuk sekedar berbicara.

"Okay! Ayo, Sayang," ucap Lisa manja sambil terus menyandarkan tubuhnya pada Revin.

Revin menggelengkan kepalanya merasa konyol melihat tingkah temannya itu. Mereka pun meninggalkan klub malam, lalu Revin mengantar Lisa ke apartemennya. Sesampainya di sana, Revin memapah Lisa sampai ke dalam dan mendudukkannya di sofa.

"Kau tinggal sendirian?" tanya Revin.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Cahaya Bulan
asdfdhTfacanxhcgxhcy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status